Bab 31 - Bertemu Kakek Malvin

824 94 0
                                    

"Kak Malvin!"

Sontak ketiga cowok itu berbalik saat mendengar nama teman mereka disebut.

Dan, ya, seperti dugaan mereka sebelumnya, yang meneriakkan nama teman mereka itu adalah Zeline, adik kelas mereka yang amat sangat menyukai Malvin.

"Enggak ada Malvin di sini," seru Reiki saat Zeline berlari cepat menghampiri mereka.

"Enggak percaya! Kalau ada kalian bertiga, itu artinya ada Kak malvin juga di sini," ucap cewek itu kemudian melihat kanan-kiri. "Kalian sembunyiin di mana Kak Malvin? Kak Malvin! Yuhuuu! Kak Malvin," teriak cewek itu berharap Malvin muncul memenuhi panggilannya.

"Dibilangin enggak ada Malvin. Ngeyel banget sih jadi cewek," ketus Jovas kepada cewek itu.

"Sewot banget sih jadi cowok. Orang gue cuma nyariin Kak Malvin. Dari kemarin enggak keliatan batang hidungnya. Ke mana coba?" Cewek itu masih tidak terima dengan fakta bahwa hari ini pun, dia masih tidak bisa bertemu dengan Malvin.

"Kan udah dibilangin enggak ada," balas Jovas lagi.

Cewek itu menatap Jovas jengkel. Menghentak-entakkan kakinya kemudian pergi dari halte bus itu menuju mobil yang menunggunya sejak tadi. Tidak lupa cewek itu melemparkan ekspresi menyebalkan ke arah ketiga cowok itu. Khusus untuk Jovas, cewek itu memeletkan lidahnya juga.

"Dasar enggak jelas!" gerutu Jovas ke arah mobil Zeline yang mulai melaju.

"Sabar, Vas, sabar. Orang sabar pasti balikan sama mantan," ucap Reiki berniat menghibur tapi malah mendapatkan tatapan maut dari Jovas.

"Vas! Vas! Vas! Lo pikir gue vas bunga? Panggil gue Jo. Dan lagi, siapa yang mau balikan sama mantan, huh!?"

Reiki menyengir. "Sorry, enggak ada maksud apa-apa kok. Hehe..."

Jovas mengabaikan Reiki kemudian duduk di kursi halte dekat sekolah mereka itu dengan wajah yang muram.

"Sialan! Tuh anak di mana, sih? Udah hampir seminggu tapi belum juga balik. Dicariin juga enggak nemu-nemu," gerutu Jovas kemudian menggaruk kepalanya secara brutal sehingga rambutnya yang agak panjang menjadi sedikit berantakan.

"Bro!" Anhar yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya akhirnya bersuasa. Ternyata, anak itu masih menyadari keberadaan mereka berdua.

"Ape?"

"Apaan."

Jawab Reiki dan Jovas bersamaan.

"Widih ... tumben jawabnya kompak," celetuk Anhar menatap mereka sekilas kemudian kembali sibuk mengetik sesuatu di dalam ponselnya.

"Apaan sih, nyet? Lama-lama lo sama juga kayak cewek tadi. Enggak jelas," celetuk Jovas yang memang sedang gerah body dan hatinya. Efek cuaca panas dan godaan dari mantan.

"Sensi amat sih, Mas. Orang gue cuma mau ngasih tahu kalau Kak Aditya nyuruh kita ke rumahnya." Anhar memperlihatkan kolom obrolan antara dirinya dengan Kakak Malvin, Aditya, kepada kedua sahabatnya.

"Atas suruhan Kakek Malvin?" tanya Reiki memperjelas.

Anhar mengangguk.

"Kayaknya ada hubungannya soal Malvin deh," timpal Anhar lagi.

"Udah tahu gitu, ayo buruan! Enggak baik biarin orang tua nunggu," ujar Jovas lantas berdiri dan memasang jaket kulitnya. Anhar dan Reiki pun melakukan hal yang sama. Setelah sudah, ketiga cowok itu menaiki motor masing-masing. Memasang helm kemudian melajukan motornya membelah jalanan kota yang cukup ramai.

🍁

"Ayo masuk. Kakek sudah menunggu kalian di ruang kerjanya." Aditya menyambut ketiga cowok itu kemudian mengantarnya ke ruang kerja Kakeknya.

Killer, Lover! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang