Bab 16 - Mencari Pengganti

1.2K 146 8
                                    

"Terimakasih untuk bantuan hari ini, juga untuk bantuan yang akan datang Bu Lyn. Sekolah kami benar-benar beruntung memiliki Bu Lyn sebagai salah satu gurunya," ucap Aditya sesaat setelah mereka keluar dari ruangan kepala sekolah. Pria itu tersenyum seraya membungkuk singkat. Tatapannya begitu lembut pada Lyn yang berdiri di hadapannya.

"Tidak perlu berterima kasih Pak Aditya. Itu sudah menjadi tugas saya selaku tenaga pengajar di sekolah ini. Saya akan bekerja keras agar tim dari sekolah kita bisa maju ke tingkat nasional dalam lomba debat bahasa Inggris nanti. Semoga saja sekolah kita bisa maju sebagai juara seperti tahun-tahun sebelumnya," ucap Lyn sopan.

"Anda benar-benar luar biasa Bu Lyn. Kalau begitu saya menjadi lega. Tapi, jika nanti Bu Lyn mengalami kesulitan atau membutuhkan sesuatu jangan segan-segan untuk menghubungi saya. Bu Lyn sudah menyimpan nomor saya, kan?"

Lyn mengangguk. "Sudah saya simpan, Pak."

Senyum Aditya semakin lebar. Sebagai orang yang kelak mewarisi sekolah ini, sudah sepatutnya Aditya tahu dan ikut andil dalam pengurusan yayasan ini sedini mungkin, kan?

"Baguslah. Kalau begitu saya permisi Bu Lyn. Saya masih memiliki beberapa hal yang harus saya urus," ucap pria itu kemudian menyodorkan tangannya pada Lyn.

Lyn awalnya bingung. Namun tak lama dia sadar dan segera menyambut tangan Pak Aditya. Pria itu sepertinya menginginkan mereka untuk berjabatan tangan.

"Semoga sukses Bu Lyn," ucap Aditya setelah Lyn membalas jabatan tangannya.

Lyn tersenyum dan mengangguk. "Terimakasih Pak Aditya," balas Lyn dan secepatnya melepaskan jabatan tangan mereka.

Wajah Aditya seperti menyiratkan kekecewaan. "Saya permisi Bu Lyn," ucap Aditya sebelum berbalik.

Lyn hanya tersenyum sembari mengangguk sebagai jawaban.

Setelah Aditya berjalan lumayan jauh, Lyn juga berbalik badan dan melangkah ke arah yang berlawanan dari pria itu. Dia menuju ruang guru untuk mengambil buku pelajaran beserta perlengkapan mengajarnya. Sebentar lagi dia ada jadwal masuk di kelas XII IPA.

🍁

Pagi ini, kepala sekolah mengumumkan secara resmi tiga anggota perwakilan SMA Sanjaya yang akan mengikuti seleksi Lomba Debat Bahasa Inggris yang akan dilaksanakan seminggu lagi di salah satu gedung serba guna di Jakarta. Kepala sekolah meminta dukungan serta doa para guru dan murid demi kesuksesan tim sekolah mereka agar lulus seleksi hingga bisa masuk ke tahap selanjutnya.

Ketiga anggota itu yakni, Citra dari kelas XI Bahasa, Dimas dari kelas XI IPA, dan Peju dari kelas XII IPA diminta ke depan untuk menyampaikan sepatah dua kata sambutan dalam bahasa Inggris di depan seluruh penghuni sekolah. Hitung-hitung latihan agar tidak gugup saat pertandingan nanti.

Awalnya, Edwards yang berdiri di salah satu barisan tidak terlalu tertarik pada apa yang ditampilkan di depan sana. Namun, saat nama Bu Lyn disebut sebagai mentor sekaligus penanggung jawab untuk tim sekolah mereka, tiba-tiba saja membuat Edwards tertarik. Salah satu sudut bibir anak itu terangkat. Sepertinya, dia akan memiliki pekerjaan yang menyenangkan setelah ini.

🍁

Kepala sekolah mengadakan rapat mendadak bersama para guru. Pagi tadi, mereka mendapat kabar yang sangat mengejutkan dari salah satu orang tua siswa. Dimas, salah satu siswa yang akan mewakili sekolah mereka untuk mengikuti perlombaan debat, mengalami kecelakaan tadi malam. Orang tua siswa itu tidak mengatakan detail kejadian. Dia hanya mengatakan bahwa kaki Dimas patah dan perlu dirawat di rumah sakit untuk penyembuhan juga pemulihan. Mereka membutuhkan waktu setidaknya satu bulan untuk penyembuhan dan dua bulan untuk pemulihan agar kaki Dimas bisa berfungsi kembali sebagai mana mestinya. Itu artinya, Dimas tidak bisa mengikuti lomba. Hari seleksi tinggal empat hari lagi. Para guru harus berdiskusi tentang siapa siswa yang bisa menggantikan Dimas dalam waktu sesingkat itu karena peserta lomba debat dari masing-masing sekolah diwajibkan berjumlah tiga orang.

Killer, Lover! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang