Epilog

1.5K 95 9
                                    

"Kak Lyn!!!!!"

Lyn memperbaiki letak kacamatanya agar bisa melihat wajah orang yang memanggil namanya itu dengan lebih jelas.

"Zayynnn!!!" Lyn berseru tidak kalah heboh.

Mengabaikan keramaian orang yang berlalu lalang di bandara, keduanya berlari ke arah masing-masing. Lyn bahkan melepaskan koper di tangan agar bisa berlari lebih cepat menuju adiknya.

"Setelah sekian tahun, akhirnya kita bisa bertemu Kak Lyn. Aku sangat merindukanmu." Zayn memeluk Lyn lebih erat. Melepaskan rindu yang selama ini tertahan.

"Kakak senang sekali masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan mu," Lyn tanpa sadar meneteskan air matanya. "Oh, ya, bagaimana kuliahmu?" tanya Lyn sesaat setelah pelukan mereka terlepas.

Zayn berjalan ke arah koper Lyn yang tadi sengaja gadis itu tinggalkan, mengiringnya ke arah Lyn kemudian mereka berjalan bersama.

"Jangan membahas tentang kuliahku dulu Kak Lyn. Kita baru bertemu. Aku ingin menikmati momen ini tanpa sedikitpun memikirkan tentang kuliah yang semakin lama semakin berat," ucap Zayn yang merangkul Lyn ke luar bandara.

Lyn tersenyum. "Baiklah, terserah padamu Pak bos," jawab Lyn.

Zayn memasukkan barang-barang Lyn ke dalam bagasi mobil yang sudah menunggu mereka di depan bandara.

"Ayo Kak Lyn. Keluarga angkatku sudah tidak sabar bertemu dengan mu," ucap Zayn sembari membukakan pintu untuk Lyn.

Lyn mengangguk dan segera memasuki mobil. Disusul oleh Zayn yang duduk di sebelahnya.

Di perjalanan, mereka membicarakan banyak hal. Terutama Zayn, dia banyak menceritakan pengalaman-pengalaman unik yang ia alami selama tinggal di London.

Lyn baru saja menukar SIM card ponselnya dan menyalakan data internet. Beberapa saat kemudian, masuk beberapa pesan secara berbondong-bondong ke jejaring media sosial miliknya. Tidak banyak yang tahu tentang media sosial yang ia miliki karena ia menggunakan username yang berbeda dengan nama aslinya.

Malvin_Andrs13
Kak Lyn sudah tiba, kah?
Ahk, tidak mungkin tiba secepat itu.
Kalau sudah tiba langsung kabari aku. Aku khawatir.
Oh ya, titip salam untuk calon adik ipar ku.
Eh tapi, dia satu tahun lebih tua dariku. Jadi dia adik ipar atau kakak ipar ku sih?
Ahk sudahlah. Pokoknya hati-hati di jalan. Kabari aku segera jika sudah tiba.
Miss you...
Tapi, tenang saja, begitu hasil akhir keluar, dan aku dinyatakan masuk di universitas di sana, aku segera menyusul mu...
Tunggu aku... Cium jauh dari calon suamimu😘😘

Lyn terpaku membaca pesan dari Malvin itu. Namun, beberapa detik kemudian senyumannya mengembang. Tidak tahu dari mana awalnya, namun setelah insiden kebakaran di rumah Edwards enam bulan yang lalu hubungan mereka semakin dekat. Lyn merasa tidak ada salahnya membuka hati untuk anak itu. Selama ini, mereka sudah saling menjaga dan menguatkan satu sama lain. Melepaskan diri dari rasa trauma yang disebabkan oleh insiden mengerikan itu bukanlah hal yang mudah. Mereka merasakan banyak kesedihan, kehilangan. Juga penghakiman dari orang-orang di sekitar mereka. Mereka adalah korban. Namun, beberapa orang menyalahkan mereka atas apa yang terjadi. Terutama para keluarga sahabat-sahabat Malvin yang sayangnya tidak selamat dalam insiden itu. Padahal mereka datang untuk menyelamatkan mereka berdua. Namun, malah mereka yang tidak selamat dan terjebak di dalam kobaran api itu.

'Kenapa mereka selamat? Sementara anak-anak kami yang berniat baik menyelamatkan mereka yang harus mati?'

Itu adalah kalimat yang sering mereka dengar dari keluarga sahabat-sahabat Malvin yang masih tidak terima bahwa anak-anak mereka sudah tidak ada di dunia ini. Lyn tahu, mereka sebenarnya tidak berniat buruk. Mereka hanya belum bisa menerima kenyataan yang ada dan melampiaskan semuanya pada dirinya dan Malvin. Padahal saat itu, mereka juga bersedih. Mereka juga sangat teramat terpukul.

Mengingat kejadian itu membuat kepala Lyn pusing.

"Kak Lyn kenapa?" tanya Zayn yang khawatir melihat raut wajah Lyn yang tiba-tiba pucat.

Zayn memang tidak tahu tentang kejadian buruk yang menimpa Lyn beberapa waktu yang lalu. Lyn sendiri tidak berniat memberitahu Zayn. Biarlah peristiwa itu tenggelam dalam ingatan Lyn saja dan seiring berjalannya waktu bisa ia lupakan. Meski Lyn sendiri tidak yakin bisa melupakan kejadian itu seumur hidupnya.

"Tidak apa-apa, Zayn," jawab Lyn. "Mungkin ini efek dari perjalanan jauh."

Zayn mengangguk mengerti. Dia memberikan sebotol minyak angin pada Lyn. "Pakailah. Sebentar lagi kita sampai dan kakak bisa beristirahat."

Lyn menerimanya dan menggunakan minyak angin itu di area leher dan hidungnya.

Lyn baru saja hendak memejamkan mata saat sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya.

Sebuah pesan kembali masuk ke akun media sosialnya.

Awalnya Lyn berpikir itu dari Malvin. Namun, ternyata itu dari username yang berbeda.

G.frnkln
Welcome to London, Lyn. We meet soon?

Lyn merasa detak jantungnya seperti berhenti. Siapa yang mengirimkan pesan itu padanya?

Lyn segera mengunjungi akun orang itu. Dan tidak ada petunjuk apapun di sana. Tidak ada profil, tidak ada postingan, tidak ada followers dan following. Ini seperti akun yang baru saja dibuat.

Dengan panik, Lyn segera mematikan ponselnya. Kejadian dengan Edwards membuat Lyn menjadi sosok yang lebih paranoid. Dia tidak ingin kejadian seperti itu terulang kembali.

Tidak boleh terjadi lagi. Tidak boleh. Lyn hanya ingin hidup tenang bersama orang-orang yang ia sayangi. Dan semoga, hal itulah yang terjadi.

TAMAT

🍁

Akhirnya cerita ini selesai juga. Meski masih banyak kekurangan dan mungkin tidak sesuai ekspektasi teman-teman semua, aku mau tahu penilaian teman-teman pada cerita ini.

Oh ya, makasih banyak yang sudah mengikuti cerita ini dari awal hingga akhir. Dan buat yang rajin ngasih vote dan dukungan, terimakasih. Semoga teman-teman semua selalu sehat dan rejekinya lancar.

Tapi, jujur, aku rada kapok nulis cerita genre ini. Benar-benar menguras otak dan energi banget. Enggak lagi deh nulis cerita genre ini dalam waktu dekat. Kayaknya aku mau nulis yang ringan-ringan dulu.

Pokoknya makasih semua. Jangan lupa follow aku biar enggak ketinggalan cerita aku selanjutnya.

Sampai jumpa di cerita lainnya teman-teman....

Killer, Lover! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang