"SIAL!!! SIAL!!! SIALLL!!!" Edwards terus menerus menggerutu. Setelah alarm bahaya tadi berdering, pria itu langsung berlari ke atas dan mencari ibunya di seluruh penjuru rumah. Namun, seperti yang ia duga, telah terjadi hal buruk yang menimpa ibunya. Dia tidak menemukan ibunya di sudut mana pun di rumah ini, hanya ada pintu depan rumah yang terbuka lebar dan salah satu sendal ibunya yang tergeletak di dekat pintu, itu adalah isyarat bahwa ada seseorang yang telah membawa ibunya pergi dengan paksa. Alarm tadi adalah sebuah signal yang sengaja mereka ciptakan untuk memberitahu satu sama lain tentang keadaan darurat atau bahaya yang sedang menimpa masing-masing dari mereka. Hanya dirinya dan ibunya yang tahu di mana letak tombol alarm itu di rumah ini. Dan tombol itu hanya boleh ditekan jika di antara mereka benar-benar sedang berada di situasi yang sangat darurat. Edwards penasaran, situasi darurat macam apa yang telah menimpa ibunya sehingga harus menekan tombol itu. Dan setelah melihat rekaman cctv akhirnya Edwards dapat melihat sendiri apa yang sebenarnya telah terjadi pada ibunya.
Kejadian ini bermula dengan kedatangan seorang pria yang berpakaian seperti kurir ke rumahnya. Pria itu mengendarai sebuah sepeda motor lengkap dengan kantong berisi paket-paket yang masih memenuhi bagian belakang motornya. Kemudian pria itu mengambil sebuah paket berbentuk kotak yang tidak terlalu besar dari tumpukan paketnya. Pria itu melihat alamat yang ada di kotak itu dan mencocokkannya dengan alamat rumah di depannya. Setelah yakin alamatnya tidak salah, pria itu berjalan menuju pintu masuk rumah dan menekan bel. 'Paket!!!' teriak pria itu dari depan pintu, persis seperti kurir-kurir pada umumnya, sama sekali tidak ada hal yang mencurigakan.
Hingga ... ibunya membuka pintu itu. Sang kurir dengan cepat menyerang ibunya. Ibunya yang seorang mantan agent handal memiliki refleks tubuh yang baik dan berhasil menghindari serangan itu. Adegan baku hantam pun tidak dapat dielakkan. Baik ibunya dan si kurir palsu sama-sama memiliki kemampuan bertarung yang hebat. Namun, mungkin karena faktor usia dan efek sudah lama tidak bertarung membuat ibunya terdesak dan akhirnya dapat dilumpuhkan oleh kurir palsu itu. Beruntung, di detik-detik terakhir ibunya hendak kehilangan kesadaran. Ibunya masih sempat menekan tombol kecil yang tersembunyi di dekat lukisan sehingga Edwards yang berada di ruang bawah tanah tahu bahwa ibunya sedang tidak baik-baik saja di atas sini. Dan untungnya lagi, ibunya masih sempat mengaktifkan tombol GPS yang menghubungkan antara dirinya dan Edwards melalui jam tangan yang mereka pakai.
Setelah ibunya kehilangan kesadaran, sang kurir membawa ibunya keluar. Beberapa detik kemudian datang sebuah mobil sedan hitam dan berhenti tepat di depan pagar rumahnya. Kurir itu langsung memasukkan ibunya ke dalam mobil. Sementara dia kembali lagi ke halaman untuk mengambil motornya. Dan mereka sama-sama melaju cepat meninggalkan daerah rumahnya.
Menyaksikan rekaman itu, gigi Edwards bergemelatuk hebat. Kedua tangannya mengepal kuat hingga memperlihatkan urat-urat tangannya. Dia bersumpah akan mengejar dan menemukan orang-orang itu. Secepatnya. Dan jika mereka berani melukai ibunya barang sedikit pun, dia kan menghabisi mereka semua dengan cara-cara yang tidak pernah mereka pikirkan. Edwards akan menemukan mereka, bahkan jika mereka bersembunyi di dasar terdalam neraka, dia akan menemukannya.
🍁
"Malvin! Malvin! Bangun! Sampai kapan kamu akan tidur seperti ini? Bangunlah! Sumpah demi apapun aku takut! Aku takut sendirian di tempat ini!"
Lyn terduduk lemas di sisi brankar yang Malvin tiduri. Gadis itu menangis hebat sembari memeluk lutunya, dia bingung harus berbuat apalagi. Dia sudah berusaha untuk membangunkan Malvin. Memanggil-manggil nama anak itu, mengguncang-guncang tubuhnya, bahkan Lyn juga sudah meneriakinya. Namun, tidak ada respon sama sekali membuat Lyn ragu apakah Malvin benar-benar masih hidup atau tidak. Si Edwards badjingan itu juga belum kembali sejak alarm-alarm tadi berbunyi.
Ke mana sebenarnya si brengsek itu pergi!? Apa dia berniat untuk mengurung dirinya di tempat ini juga!?
"Bu Lyn?" Terdengar gumaman pelan seseorang. "Bu Lyn? Aku yakin tadi mendengar suara Bu Lyn di sini," gumam orang itu lagi.
Lyn tersadar. Dia buru-buru bangkit, senyumannya refleks mengembang. Malvin membuka matanya.
🍁
Setelah mengetahui lokasi pasti ibunya, Edwards meninggalkan rumah tepat pada pukul sembilan malam. Dengan mengendarai mobil pribadinya, anak itu akan mendatangi tempat ibunya ditahan. Tentu saja dia datang dengan persiapan. Dia akan menyelamatkan ibunya sekaligus memberi pelajaran kepada orang-orang yang telah berani mengusik kehidupan pribadinya.
Setelah mobil hitam Edwards menghilang dari pandangan. Sebuah mobil asing mendekati rumahnya. Tidak lama setelah mobil itu berhenti, tiga orang remaja keluar dari sana.
"Ingat kata-kata dari Mr. Liem. Edwards dan ibunya bukan orang biasa. Mereka memiliki banyak hal yang tidak terduga. Jadi ... kita harus selalu berhati-hati. Baik Bu Lyn ataupun Malvin bisa jadi berada di tempat yang tidak pernah kita duga di rumah ini. Jadi, kita harus teliti. Bahkan sarang semut di rumah ini bisa saja menyimpan petunjuk," Anhar mengulang kata-kata dari Mr. Liem sebelumnya.
Kedua temannya mengangguk.
"Tapi yang belum gue pahami adalah ... kenapa kita harus melakukan ini sendiri? Kenapa tidak lapor polisi saja?" tanya Reiki yang masih tidak paham dengan beberapa perkataan Mr. Liem.
"Tidak semua dari mereka bisa kita percayai, Rei. Dan belum tentu mereka paham akan situasi kita ini. Kebanyakan dari mereka terkadang memilih untuk tidak peduli," jawab Jovas dengan wajah datar nan dinginnya. Dia memang memiliki beberapa kenangan tidak mengenakkan dengan orang-orang yang katanya penegak hukum.
"Dan yang lebih utama karena kita tidak memiliki bukti kuat. Gue udah pernah coba konsultasi mengenai kasus ini dengan kenalan Papa gue. Katanya, itu cuma karangan gue aja. Dia udah pernah mendatangi rumah ini dan tidak ada yang salah dengan keluarga ini. Semuanya normal," Anhar menambahi.
"Jadi, sebelum Edwards kembali ayo temukan mereka atau apapun yang bisa membantu kita untuk menemukan mereka di rumah ini," ucap Jovas kemudian mengeluarkan sebuah benda berbentuk tegak lurus yang terbuat dari besi berani dari dalam sakunya. Kata Mr. Liem, jika memasukkan benda ini ke lubang kunci dan menekan tombol di ujungnya, tidak ada pintu apapun yang tidak bisa dibuka menggunakan kunci ini. Namun, kunci ini hanya bisa dipakai tiga kali, lebih dari itu kunci ini tidak ubahnya hanya sebuah besi biasa. Awalnya mereka meragukan hal itu, namun setelah mencobanya pada pintu rumah Edwards dan pintu itu berhasil terbuka, mereka semakin yakin, sama seperti Edwards dan ibunya, mungkin Mr. Liem juga bukan orang yang biasa-biasa saja seperti yang mereka pikir selama ini.
Jika dia hanya orang biasa, darimana dia bisa mendapatkan benda hebat seperti ini?
Namun, dibandingkan hal itu, yang lebih penting sekarang adalah menemukan jejak apapun tentang keberadaan sahabat dan guru mereka sebelum sang pemilik rumah kembali dalam waktu yang mereka tidak tentukan.
🍁
ALOHAAAA!!! I'M BACKKKK!!!
THANKS FOR READING AND YOUR SUPPORTTTT!!!
I WILL COMEBACK SOON!!!
SEE UUUU!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Killer, Lover! [TAMAT]
General FictionSMA SANJAYA kedatangan siswa baru dari Amerika. Dia bernama Edwards Robertson. Dia baik, tampan, dan pintar. Hanya saja dia sedikit tertutup dan tidak suka bergaul. Namun, hal itu justru membuat orang-orang semakin penasaran akan sosoknya. Dia menja...