Sore ini aku sudah merengek pada Sunghoon supaya mau menerimaku menjadi anggota Paskibra, namun sejak ia tahu cerita ku yang tidak diperbolehkan ikut paskibra oleh ayah, Sunghoon jadi enggan menerimaku masuk ekstrakurikuler yang ia pegang selama setahun ke depan. Pemuda berparas tampan itu masih setia mengabaikan setiap permohonan yang keluar dari mulutku.
Di depan langkah kami, ada Jiyoon, Jay dan Jake yang mengobrol perihal lain. Oke agaknya Jiyoon tidak mau membantu karena takut mencampuri urusanku dengan Sunghoon. Padahal, aku akan berterimakasih bila salah satu dari mereka ikut membujuk Sunghoon.
Lelah, aku melepas kaitan tangan pada lengan kanan Sunghoon yang dibalut kemeja seragam putih panjang. Mulai berjalan lebih cepat dari langkah kakinya yang lebar. Ya lama-lama aku juga kesal jika tidak di gubris semacam ini, apalagi ini Sunghoon Temaram Bumi, merengek padanya butuh nyali yang tinggi.
Dari ekor mata, dapat ku lihat Sunghoon baru menolehkan kepala. Ia sempat tertawa kecil tanpa suara, tetap teguh, aku gantian mau mengabaikannya. Kontan saja hastaku menarik lengan Jay untuk di kaitkan. Muka judes yang ku tampilkan segera di komentari Jiyoon lucu, aku cuma bisa diam karena lelah dan ya sedikit malu.
"Lu apain sih, Hoon?"
Itu Jake yang bersuara setelah berhasil menyumbang tawa untuk ungkapan yang Jiyoon lontarkan. Jiyoon tidak kasar kok, dia pasti cuma gemas karena Sunghoon dan aku yang masih sulit akur. Detik berselang, aku makin mengajak kedua kaki Jay berjalan patas di atas lantai keramik. Menelusuri koridor demi koridor yang kadang terasa seperti labirin. Seperti seruan, kamu bahkan tak bisa pergi dari sekolah ini secara gampang bila jam pelajaran telah berlangsung.
"Pita, stop. Kenapa buru-buru banget sih. Kasian tuh merekanya ketinggalan," Ujar Jay memberi aba-aba berhenti.
"Aku mau cepet nyampe rumah!"
"Kamu gak bisa pulang sama aku, Pit. Sekarang masih ada razia polisi di deket perempatan. Aku ga bawa SIM, jadi yang bawa motor aku Jake." Jay menunjuk Jake yang sudah memegang kunci motor miliknya. Ku lihat memang sejak siang Jay tidak membawa kunci ke kelas, ternyata kunci motornya ada ditangan Jake.
"Terus aku pulang sama siapa? Jungwon juga? Jiy, kamu pulang sama siapa?" Tanyaku pada Jiyoon. Memanggil dengan embel-embel 'Jiy' sama seperti apa yang sering Heeseung lakukan ketika memanggilnya.
"Jungwon kan pulang sore, jadi di jemput pak supir atau gak balik bareng sama Ni-ki."
"Di jemput sama pak Abdul, Pit. Kamu mau ikut?" Kini gantian Jiyoon yang berbicara, sekaligus menawarkan tumpangan. Namun, mana mungkin aku tega ikut pulang dengan Jiyoon, rumah kami beda arah, bisa-bisa Jiyoon telat sampai rumah gara-gara aku.
"Pita balik sama Sunghoon lah, kalau sama Jiyoon nanti muter balik. Kasian kan pak Abdul ya capek." Jake menimpali.
"Kenapa gak Sunghoon aja yang balik sama Jay?" Sanggahku, Jay dan Jake kebingungan membalas. Tuh kan! Mereka memang sengaja merencanakan hal ini.
"Beda arah, terus juga aku trauma make motornya Jay." Sunghoon membuka suaranya setelah kami sampai pada halaman parkir sekolah yang luas. Aku mengembuskan napas, bisa tidak sehari saja aku lepas dari Sunghoon Temaram Bumi? Kepalaku seakan mau pecah bila harus berada didekatnya.
"Dih cemen abisan. Tapi rumah ku sama Sunghoon juga jauhan?!" Cibirku supaya Sunghoon mau menjauh, setidaknya.
"Bilang, Hoon yang sejujurnya." Cengiran di wajah Jake masih setia menghias, sedikit tengil ia menyenggol siku Sunghoon.
![](https://img.wattpad.com/cover/261680651-288-k833801.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekap ; Jay
Teen FictionKalau sahabatan sama Jay dan Jake, pacarannya sama Sunghoon, lanjut Heeseung, nanti nikahnya sama siapa ya? ⚠️ Cliche moments, there are a lot of typos #1 Jasuke 23082022 #1 Jiyoon 19062021 #1 Parkjongseong 21072021 # 2 Soeun 06062022 #22 Jay 110220...