hari yang resah : 31

84 18 2
                                    

Author point of view








Menunggu, dari awal menginjakkan kaki di sekolah sampai jam pelajaran dimulai. Kedua bola mata Gempita sama sekali tak menangkap presensi Jay. Surat izin telah sampai dimeja, itu datang dari Jungwon. Namun ketika ditanya lebih lanjut pasal Jay, adik angkat Jay itu membungkam mulut—hanya menggelengkan kepala. Belum mau atau bahkan benar-benar tidak mau memberitahu keadaan Jay.



Meja kantin yang biasanya rusuh pun berkurang frekuensi suaranya, lebih rendah, lebih sepi karena tak ada Jay di sana. Jake dan Sunghoon telah menghubungi, tapi sejak kemarin malam ponsel Jay mati. Menyisakan pesan berstatus centang satu dimasing-masing layar ponsel mereka, termasuk layar ponsel Gempita.



Hari ini kelas terasa rumpang, atau hanya Gempita saja yang merasakan hal itu? Baru kali ini Jay tidak masuk sebab sakit, dulu-dulu jika Jay tidak berangkat pasti ada keperluan keluarga. Entah keperluan keluarga yang bagaimana, Gempita pun tidak paham.



Gempita sudah bertanya pada Heeseung, tapi pemuda pemilik suara merdu, senyum manis itu ikut diam membisu. Hanya bahu yang bergerak ke atas, tanda tak tahu Jay kenapa dan sakit apa. Curiga, Gempita pikir jika Jay sakit biasa mereka tidak akan menutupi masalah ini. Pasti ada sesuatu yang terjadi.



Selama pelajaran berlangsung, selama guru menerangkan materi di depan papan putih, tatapan Gempita semi nanar serta serius. Isi kepalanya juga begitu, kadang menerima materi, sporadis melamun memikirkan bagaimana keadaan Jay.



Hingga hari menemui akhirnya, ponsel Jay masih mati. Jake dan Sunghoon serius tidak tahu bagaimana kondisi Jay sejak kemarin. Mereka terlalu sibuk mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru. Risau, mereka memutuskan untuk pergi saja ke rumah Jay diam-diam tanpa mengabari Jungwon.



"Pitaaa, kamu sama Sunghoon ya! Aku sama Jaki, biasa."


"Apaan. Gak, gak! Benerin dulu cara pengucapan nama gue," Balas Jake mendengar Jiyoon menuturkan namanya. Mari kita mulai dongeng yang mungkin tak akan pernah selesai, iseng menyalahkan, lalu saling mengoreksi. Ya terus saja begitu, sampai warna Gajah yang biasanya abu-abu berubah menjadi ungu.



"Gue sama J-a-k-e." Sambil mengeja, Jiyoon menyambar helm yang diulurkan Jake di udara. Jake masih punya hati, ia hanya sebal namanya salah disebutkan. Sudah bagus-bagus orang tuanya memberi nama, justru dibuat plesetan dan mainan diwaktu yang tidak tepat.



"Tapi hari ini bukannya Sunghoon rapat? Terus aku udah janji sama Sunoo buat jenguk ayah," Tuturnya memangkas dialog sore itu. Jake mengerjap bingung, Sunghoon melirik kecil, bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Benarkah? Serius hari ini ada rapat?


"Hoon beneran lu ada rapat?" Tanya Jake.


Sunghoon mengecek ponselnya lebih dulu, dan benar saja anak-anak mencari dirinya karena sepuluh menit lagi rapat akan dimulai sementara Sunghoon belum ada di tempat. Gempita mengulum senyum, ia bukan kepo pada jadwal keseharian Sunghoon, hanya saja ia tak jarang memperhatikan sebagian adik kelas yang mengingatkan Sunghoon ketika di kantin.


"Aduh! Maap banget ini, kayaknya gue absen nengokin Jay."


"Jadi gimana nih, Jiy?"



"Kalian berdua ke rumah Jay aja deh, wakilin aku sama Sunghoon. Aku ngerasa gak enak, dulu Jay sering jengukin kita pas sakit kan. Aku titip salam buat Jay ya," Balas Gempita memberikan respon cepat pada pertanyaan Jake.



"Oh okay kalau gitu, kita mampir ke mini market dulu. Pit kamu sama Sunoo hati-hati ya, salam buat ayah kamu." Jiyoon menyunggingkan senyum sebelum pergi, Jake melakukan hal yang sama. Gempita mengangguk, melambaikan tangan ke arah dua J.


Dekap ; JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang