53. promise

176 11 6
                                    


Rumah bernuansa sederhana yang di dominasi cat warna putih dan abu-abu berhasil di huni oleh Jay dan Gempita. Suasana asri begitu terasa, bahkan ketika mereka memasuki gerbang perumahan. Kemarin Sunoo sempat menginap karena takut Gempita butuh sesuatu, ayahnya yang meminta. Ayah ingat bagaimana dulu Gempita masih takut memasuki rumah baru yang akan mereka huni, seharian ia di dekat ibu dan Sunoo.

Elmira sementara tinggal di rumah Namjoon, masih ada kerabat mereka yang ingin mengakrabkan diri dengan El. Mungkin besok Elmira bisa di ajak kemari.

Deretan foto Jay dan Gempita berhasil tercetak dengan kualitas yang bagus. Konsep foto yang mereka ambil beberapa diantaranya mengusung tema klasik dan modern. Foto yang paling bisa membuatnya berdecak keren adalah foto ala mafia yang di sarankan Jungwon, di mana keduanya mengenakan pakaian serba hitam di tambah kacamata sebagai penambah kesan keren.

"Oh iya sayang, aku lupa ngasih tau kamu sesuatu." Jay menaruh foto-foto di atas meja. Ia menggeser posisi duduknya, mengambil dompet yang sepertinya ia taruh di pojok sofa.

"Sesuatu apa?" Gempita penasaran. Ia sedikit sedih hari ini karena ia tak bisa melihat hasil foto pernikahan mereka tiga hari yang lalu.

"Foto kamu pas SMA, aku nemu di laci meja kamu setelah acara lulusan selesai. Aku pikir kamu udah beresin semua barang di laci meja," Ujar Jay menyerahkan foto kecil ke telapak tangan Gempita. Secara tidak sengaja foto tersebut yang menemani masa-masa kuliah Jay.

Gempita bergeming, seingatnya memang sudah tidak ada barang apa pun di laci meja yang ia tempati. Lalu, bagaimana bisa foto ini di temukan oleh Jay?

"Kangen aku yang dulu," Gumam Gempita.

"Oh... Ini buat isi dompet kamu aja, kenapa dibalikin ke aku." Gempita meraih punggung tangan Jay yang tak berjarak jauh, ia menaruh foto tersebut di telapak tangan Jay yang melebar. Jay tertawa, ia hanya mau memberitahu, tapi siapa tahu Gempita butuh foto itu kan?

"Udah lama banget fotonya, tapi tadi tekstur kertasnya masih bagus banget."

Jay melirik sekilas, " Iya kan aku jagain, sampe sekarang." Kedua sudut bibirnya terangkat, melukis senyuman manis yang sudah jarang Gempita lihat. Namun, perempuan itu masih ingat bagaimana cara Jay tersenyum dari detik pertama hingga detik selanjutnya.

"Dulu jagain fotonya, sekarang jagain dua-duanya. Sekalian sama orangnya," Lanjut Jay merangkul bahu Gempita hangat. Mereka refleks mengeluarkan tawa yang sama, Gempita masih saja merasa sedikit canggung. Tak di pungkiri pipinya masih terasa panas bila di puji oleh Jay.

"Have you ever wonder I could be your wife, Jay?" Tanya Gempita penasaran. Ia masih berada di rengkuhan ringan Jay.

Jay lekas menggelengkan kepala, rasanya ia tidak pernah membayangkan bisa bersanding dengan perempuan pemilik nama Arena Rinai Gempita. Sejak dulu Jay menganggap Gempita sebagai teman, sahabat dan kawan kecil yang selalu ada untuknya.

Harapan berpacaran dengan Gempita saja sudah pupus ketika Sunghoon yang lebih dulu memiliki hubungan spesial dengan Gempita. Jay bersikap biasa saja, ia tidak mau terlalu kusut dengan perasaannya.

"No, aku sama sekali nggak mikir bisa nikah sama kamu." Jay menatap paras Gempita secara seksama.

"Ada juga aku yang bilang kayak gitu!" Sambar Gempita. Dia yang malah tidak pernah berpikir punya perasaan untuk Jay. Namun, nyatanya cinta itu tumbuh secara perlahan meski ada cinta lain yang menyebar. Cinta Jay lah yang bertahan hebat meski tumbuh terlambat.

Jay Nirvana Dekap Semesta kan pernah menjadi dambaan perempuan di sekolah, kalau jangkauan kampus paling hanya teman satu departemen yang sama dengan Jay.

"Aku pas kamu pindah nangis kejer banget tau, sayang. Kayak dunia aku hancur gitu, jadi jarang main dan ngobrol sama anak komplek." Jay bercerita dengan hati-hati, ia tidak suka bagian di tinggalkan. Ada sedikit rasa sesak bila ia menceritakan ulang kejadian yang membuatnya sedih.

Tidak ada tanggapan berlebih, kalau di ingat lagi rasanya Gempita jadi gemas dengan raut wajah Jay yang sedih. Walau pun memang tidak terlalu kentara, bayangan kejadian puluh tahun lalu masih bisa Gempita rasakan di kepalanya.

"Coklat yang kamu kasih langsung aku makanin karena beneran aku kesel, badmood gitu, terus permennya aku makan tiap inget kamu. Abis itu di sisain beberapa. Sampe Sunoo bilang permennya udah masuk kedaluwarsa." Gempita tertawa kecil, ia tidak bisa melihat bagaimana ekspresi Jay sekarang, tapi ia yakin Jay tengah tersenyum ringan kearahnya secara tulus.

"Kalau ada apa-apa cerita ke aku terus ya, aku seneng dengerin kamu cerita." Jay mengusap puncak kepala Gempita lembut. Merasa gemas dengan tingkah Gempita.

"Kamu juga ya, Jay. Jangan cuma aku yang cerita ke kamu, terus kamu nyimpen semua masalah kamu sendirian." Gempita memberikan respon berharap Jay menyetujui permintaannya. Jika diteliti lagi, dari dulu Jay hanya menceritakan secuil masalahnya. Mungkin memang dulu Jay masih bingung bagaimana merangkai kata yang tepat untuk menjelaskan perasaannya.

"Jay udah belajar banyak, Aren. Aku bisa ngehandle semua masalahku." Helaan kecil terdengar, tapi kalau Gempita sudah minta ia berbagi, oke besok-besok Jay akan ikut bercerita juga mencurahkan isi hatinya.

"Janji ya hadepin bareng-bareng." Nada bicara Gempita terdengar bergetar, ia tidak mau Jay menyimpan rasa sakitnya sendiri. Ketika Jay menyembuhkan dirinya, lalu kemana rasa sakit yang berhasil berpindah itu? Tidak mungkin Jay menyembuhkan dirinya sendiri, sementara beban di punggung dan rasa sakit bertambah dua kali lipat.

"Promise, here large tight hug until you feel okay, mi amor." Jay merentangkan kedua tangannya, mempersilakan Gempita mendekapnya secara erat untuk menghilangkan pikiran dan perasaan buruk yang menimpa. Mulai detik ini, sampai waktu yang tak bisa ditentukan, Jay hanya akan mendekap semestanya. Dekapannya akan jadi mahal bila untuk orang lain.





Finish.

HALOO! Mungkin Samapi di sini aja buku
ini punya halaman hehehe
Karena niatnya emang happy ending 🙆🏻‍♀️

Thank you udah baca, nyempetin vote dan komen di buku ini. Kalian sabar banget nungguin aku update selama satu tahun kebelakang 😭😭 Makasih yaa udah setia nungguin, aku terharu beneran, big hug for y'all 🤗🙆🏻‍♀️🤍 

Sampai ketemu di work yang lain! Maaf kalau work ini banyak kurangnyaaa, apa lagi soal update yang ngga nentu t__t

Anyway, aku lagi nyoba nulis ff pakai bahasa Inggris. Mampir yaaa siapa tau suka hihihi. Sekali lagi, terima kasih 🙆🏻‍♀️🙆🏻‍♀️

Dekap ; JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang