BAB 22 :PERTEMUAN TAK SENGAJA

254 29 6
                                    

Selamat membaca.

"Sinta...."

"Halo Jaja."

"Kamu ngapain disini? Kok muka kamu sedih gitu?" Arja mendekat pada sosok gadis yang sedang tersenyum padanya. Ia kenal siapa gadis itu, dia Sinta sahabat perempuannya.

"Kamu jahat Ja. Kamu kapan mau berubah? Kasian Al, Ja!" Gadis itu menangis sesenggukan membuat Arja berusaha menggapai tubuh itu tetapi rasanya malah menjauh bukan semakin mendekat.

"Kamu bisa nggak sih jangan terus-terusan bahas Al! Aku gak suka! Aku suka kamu dan harusnya kamu balas perasaan aku, kenapa kamu malah lebih mentingin Al yang jelas-jelas nggak ada perasaan sama kamu. Aku yang selalu ada buat kamu. Jaja yang selalu ada buat Tata bukan Al!" Teriak Arja nyaring membuat gadis itu terdiam di tempatnya.

"Kalo Jaja suka sama Tata gak mungkin Jaja jahat sama Tata. Jaja memang selalu ada buat Tata, tapi Al lebih tau detail tentang Tata dari pada Jaja. Jaja kemana waktu aku lagi sedih? Pacaran sama pacar cantiknya Jaja kan? Cuman Al yang ada buat aku, dia nggak mau pacaran dulu karena gak ada yang jagain aku, soalnya Al tau kalo Al punya pacar dan Jaja, bakal sibuk sama pacar masing-masing di banding Tata. Apa Jaja lupa dengan perbuatan Jaja waktu aku masih hidup? Jaja udah jahat banget sama aku." gadis itu masih dengan tangisannya yang bertambah deras. Menatap sedih laki-laki di depannya.

"Aku khilaf Ta. Maafin aku, aku benar-benar minta maaf. Aku emang jahat, jahat bangettt. Aku cowok paling brengsek sedunia kan? Iya aku akuin tapi tolong maafin aku ya, aku tersiksa banget kamu pergi." Arja masih mencoba menggapai tangan Sinta yang naasnya nihil untuk di gapai.

"Al orang yang baik, kamu jangan fitnah dia terus. Aku sedih liatnya. Aku gak bisa lagi sama-sama, kalian baikan ya."

"Ta...."

"Jangan dendam Ja nggak baik, Al baik banget kok."

"Pliss..."

"Ah bahkan hari ini kamu lupa. Aku nggak maksa hanya aku sedih kamu lupa, bahkan Al udah duluan jengukin aku, sedangkan kamu masih dalam dunia seru kamu. Sehat-sehat Jaja sampai bertemu kembali." perlahan tubuh gadis itu menjauh dan kini menghilang dari pandangan Arja.

Hingga otak bawah sadar laki-laki tinggi berjakun itu berjalan kembali dengan semestinya. Mata pria itu terbuka dengan sempurna dan segera bangun dari tidurnya dengan nafas memburu. Mimpi itu lagi, Arja selalu lemah jika mimpi itu terulang kembali.

Arja beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan sempoyongan menuju kalender di pasang. Menatap setiap angka yang berjejeran di kertas besar itu.

Desahan pelan lolos begitu saja dari bibir laki-laki itu, ia benar-benar lupa dengan peran tanggal hari ini, kegiatan apa yang harus ia lakukan sebenarnya membuat gadis itu kembali berkunjung ke mimpinya.

Berganti memandangi kalender. Kini matanya tertuju pada foto tiga anak kecil berdiri berjejer dengan senyum merekah. Satu gadis mungil yang di apit oleh dua anak kecil laki-laki itu tersenyum lebar sembari ikut merangkul dengan tangan tak sampainya.

Tanpa sadar senyum di bibir Arja terbit tanpa di minta. Memori kebersamaan ketiganya terulang kembali tanpa di suruh, bagaikan boomerang ingatkan bahagia itu terus berulang tanpa jeda, ia akui. Ia sangat merindukan kebersamaan saat ketiganya berkumpul di tempat yang mereka bikin. Katanya tempat kalo abis di marahin sama orang tua kita kesitu aja pasti mood kita balik dan gak bete lagi.

BAPER [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang