BAB 15 :PERJANJIAN

341 33 1
                                    

Selamat membaca.

"Sya lo hari ini jadi ke RS?" Tanya Fisya yang di balas anggukan oleh Asya. Gadis itu sibuk membereskan peralatan menulisnya. Kelas sudah sepi karena jam sudah menunjukkan pukul 15.45, dimana semua siswa-siswi mungkin sudah berada di rumah masing-masing.

"PERMISI."

"Astaga ngagetin banget tau gak!" sentak Fisya kepada dua laki-laki yang sedang berdiri di ambang pintu. Yang satu tengah menampilkan wajah bodohnya dan yang satu lagi menenggelamkan tanganya kesaku celana abu-abunya, cool.

"Ada apa?" Tanya Asya sembari menggendong tas nya.

"Mau ke RS kan? Bareng aja kita juga mau kesana," ucap Agam kepada Asya dan Fisya. Asya menggeleng lalu berjalan mendekat kepada Agam dan Rio.

"Kenapa?" tanya Agam.

"Kita kesana naik grab car aja, ngerepotin nanti." Jawab Asya lalu berjalan bersama Fisya mendahului Agam dan Rio.

"Kalo ada yang gratis kenapa milih yang bayar?" tanya Rio mampu membuat Asya dan Fisya berhenti. Membalikan badan lalu mengangguk.

Saat ke empatnya sudah sampai parkiran, Asya dan Fisya lanjut berjalan ke depan gerbang, menunggu di depan. Saat motor Agam berhenti tepat di tempat Asya berdiri, Asya kaget saat Fisya langsung naik ke motor Agam bukan Rio.

"Fisya lo sama Rio kek," ucap Asya kesal.

Fisya menggeleng. "Rio dingin, nggak asik." Tutur Fisya menolak dengan membalikan badannya melirik kearah Rio yang diam dan datar.

Cowok kaku batin Fisya.

Asya pasrah dan berjalan menuju motor besar Rio, naik dan duduk dengan tenang di belakang. Kedua motor besar ini melaju dengan kecepatan sedang, ikut berbaur dengan kendaraan lainnya. Saat di pertengahan jalan, Asya melihat tokoh parsel buah-buahan, menepuk bahu Rio agar berhenti dan turun lalu memasuki tokoh. Tidak memperdulikan Agam dan Fisya yang sudah duluan.

Beberapa menit Asya di dalam dan kini sudah keluar dengan tangan yang membawa parsel berisi buah-buahan. Naik dengan susah payah dan segera menyusul Agam dan Fisya yang mungkin sudah sampai di rumah sakit.

"Assalamualaikum." Salam Asya lalu mendorong pintu kamar rawat Farel. Mendapati Farel yang sedang bermain ponsel. Saat tau Asya yang datang Farel langsung menaruh ponselnya dan menyuruh Asya duduk di bangku samping ranjang nya. Asya duduk lalu menaruh parsel berisi buah tadi di nakas.

"Gimana keadaannya? Udah mendingan?" tanya Asya.

Laki-laki ini sudah 4 hari di rumah sakit, kepalanya yang banyak mengeluarkan darah karena benturan antara benda dan kepala cukup serius. Farel juga kehilangan banyak darah, dan beruntungnya rumah sakit masih mempunyai persediaan darah golongan Farel. Hari pertama dan kedua Farel tidak sadarkan diri lalu saat tengah malam Farel bangun membuat keluarga yang sedang berjaga senang melihatnya.

Saat Mika memberi tahu dirinya tentang Farel yang sudah siuman membuat Asya senang dan bahagia, dan pagi itu Asya sedikit menitikan air mata karena ia masih ingat sekali jika Farel seperti sekarang itu karenanya, jika dirinya tau bahwa jalan yang ia pakai sedang terjadi tawuran mungkin Asya tidak akan melewati jalan itu dan Farel tidak mungkin seperti ini.

BAPER [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang