BAB 40 : BIOSKOP

189 20 3
                                    

ANNYEONG
Oiya semangat PTS buat kalian! Semangat yaw!
Offline atau masih online kalian btw?
Huhuuuu ku offline guyss nyesel bngt aku klo zoom di tinggal tidur, tau ujiannya offline gak bakal tidur😭

Selamat membaca.


Asya melepaskan sepatunya dan menaruhnya di rak penyimpanan sepatu, setelah itu berjalan masuk pada kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang mulai lengket, kegiatan hari ini cukup banyak membuat tubuhnya sedikit lelah.

Setelah sudah dengan ritual mandinya, Asya mengeluarkan laptop dari tote bag hitam dan menyimpannya pada samping meja belajar. Saat sedang mengeluarkan buku-buku dari tasnya, sebuah amplop berwarna putih dengan stiker kupu-kupu di sampingnya jatuh dan segera Asya pungut.

Asya tersenyum seraya meraih amplop tersebut, terlihat dari stiker kupu-kupunya saja sudah Asya ketahui milik siapa dan untuk siapa. Dari siapa lagi jika bukan dari pacarnya. Ah laki-laki itu selalu mengirimnya surat setiap satu bulan sekali melalui Rio, cowok dingin itu sebagai perantara surat ini agar sampai pada Asya.

"Farel lo bener-bener ya bikin gue jatuh banget sama semuanya tentang lo." Asya tersenyum dan mulai menaiki ranjang.

Di bukanya surat itu dengan perlahan. Sebelum sepenuhnya amplop itu terbuka dan menampakan isinya, Asya sudah di buat berdebar, padahal kegiatan ini sudah terasa biasa saja seharusnya, ia sudah melakukan ini beberapa kali tapi entah kenapa selalu di buat berdebar.

Kata-kata manis yang laki-laki itu tulis sungguh membuat hati Asya menghangat, setiap keluhan yang laki-laki itu curahkan selalu membuatnya tersenyum.

Asya yang sudah terbawa suasana romantis dari kata-kata manis yang lelaki itu buat terpaksa harus menghentikannya. Senyumnya bertambah lebar kala melihat nama Farel tertera di layar ponselnya, dengan segera Asya mengangkatnya.

"Halooo sayanggg." Asya kalah cepat dengan Farel yang langsung menyapanya.

"Haii ganteng lagi di luar?" Tanya Asya menggeser posisinya, mencari yang lebih nyaman.

"Iya ini lagi minum mau ke kampus ada jadwal dari sore sampai malam."

"Ya udah di matiin aja telponnya kamu nanti nyetir mobilnya susah."

"Nggak, nggak, nggak boleh di matiin ya aku kangen banget sama kamu mau ngobrol banyak mumpung kita ada waktu senggang." Asya tertawa melihat wajah Farel yang kesal.

Memang, keduanya tidak bisa memaksa terus menepati janji untuk terus berkomunikasi langsung seperti ini. Asya yang mengambil jurusan yang tidak main-main sedangkan Farel yang terhalang karena perbedaan waktu. Terkadang jika salah satu sedang senggang, maka satu pihak itu harus mengalah ketika pihak kedua tidak dalam keadaan yang sama.

Dengan saling mau mengerti satu sama lain mereka berdua percaya akan bisa berjalan dengan baik, mereka akan membuktikan hubungan virtual yang keduanya jalani akan berakhir bersama.

"Kamu udah makan?" Tanya Farel seraya keluar dari mobil. Terlihat laki-laki itu sudah sampai di kampusnya dengan adanya bangunan besar nan mewah di belakang dan samping kanan Farel.

"Udah kok, kamu udah makan siang?" Asya bertanya seraya sibuk mengamati wajah Farel. Ahh Asya sungguh merindukan saat tubuh tegap itu merengkuhnya.

"Udah dong. Oh iya suratnya udah Rio kasih?"

"Udah kok, waktu pulang abis kelas Rio langsung kasih." ucap Asya.

"Gimana kuliahnya?" Tanya Farel seraya duduk pada tempat yang di sediakan, view yang langsung mengarah pada halaman yang sangat luas.

BAPER [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang