BAB 37 :HARI KELULUSAN

193 23 2
                                    

ANNYEONG
Akhirnya bisa up huhuuu. Sibuk bngt beb kelas 12 gabisa bagi waktu:(
Panjang banget loh part ini, nyampe 2800 lebih!!!

Selamat membaca.

Asya keluar dari kamar mandi dengan wajah basahnya karena sehabis mencuci muka. Lalu melangkah menuju kasur dan duduk di tepinya. Asya di buat menoleh saat layar ponselnya menyala dan nama Farel tertera disana. Senyum Asya mengembang dan segera mengangkatnya.

"Halo."

"Selamat malam tuan putri."

"Ahahah bisa aja lo kang gembel!"

"Gombal!" seru Farel dari sebrang sana mengoreksi.

"Ngapain telpon?"

"Kangen."

Blush

Pipih Asya berhasil merah mendengar kata kangen yang keluar dari mulut pria itu. Sial kenapa bisa ia sebucin ini dengan Farel, padahal biasanya ia paling jijik jika mendengar kata seperti barusan.

"Delusi?" Aaaaaa! Asya sangat suka jika Farel memanggilnya dengan sebutan tadi.

"Hm,"

"Kok diem sih! Aku kangen kamu harus tanggung jawab!"

"Dih siapa yang kangen kok gue yang tangguh jawab sih," balas Asya tidak terima.

"Siapa suruh kamu gemesin aku jadi gampang kangen tau. Pengennya mandang kamu setiap detik."

"Rel... Baru aja kita lima hari yang lalu ketemu, kita juga setiap hari vidcall masa iya lo kangen gue terus. Gak bosen lo liat wajah gue terus?" tanya Asya dengan kekehan ringan.

"Wajah kamu nggak bikin bosen makanya aku kangen terus bawaannya. Malah pengennya deket-deket terus, gimana nih kalo udah gini kamu harus tanggung jawab ya!"

"Nggak jelas banget ya tuhan cowok siapa ini?"

"Cowok kamu."

"Dih nembak gue aja belum."

"Mati dong kalo di tembak, kasian nanti aku sama siapa."

"Tau dah serah lo."

"Kangen..."

"Ya lo nggak jelas jadinya gue harus apa?" Asya kesal sendiri.

"Ya pokoknya kamu harus bikin aku nggak kangen lagi buat malem ini."

"Udah deh mending sekarang lo cuci kaki, gosok gigi terus tidur. Besok kita ke sekolah perpisahan." ucap Asya.

"Oh iya hampir aja lupa gegara sibuk banget sama snm dan sbpm untung kamu ingetin."

Asya terdiam sesaat, lalu menarik napasnya dan perlahan menghembuskannya. Menatap ujung kakinya dengan gamang.

"Rel." panggil Asya pelan.

"Iya kenapa sayang?"

Asya tersenyum mendengar panggilan manis dari Farel. Hingga senyum itu kembali luntur dan tergantikan dengan wajah gelisah.

"Gue jahat nggak sih kalo doa sama Tuhan supaya lo nggak di terima di Harvard. Lo bakal kecewa nggak kalo snm lo di tolak? Kayanya gue bakal berat banget deh nanti kalo lo jadi pergi." Asya memanyunkan bibirnya kesal.

"Bagus!"

"Hah? Gue nggak salah denger?" bingung Asya.

"Kalo bisa kamu doa yang kenceng dan khusyuk ya supaya beneran di tolak. Kamu tau sendiri aku nggak mau kuliah di luar negeri, selain jauh aku juga nggak bisa tinggalin keluarga. Kamu juga salah satu alesan aku nggak mau kuliah di luar negeri, nanti kalo kangen susah nggak bisa ketemu."

BAPER [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang