Semangat yang lagi ujian! Hiks sama ku juga lagi ujian.
Jangan lupa coment and vote yaa. Ku tau kok kalian tau gimana menghargai karya orang 😄Selamat membaca.
"Mama ayoooo dong coba satu kali lagi bujuk Papa, Al nggak mau!"
Mika menatap putra bungsunya yang malang. Ada sedikit kasihan saat melihat wajah memelas Farel, dan lagi untuk keputusan kali ini Mika tidak setuju dengan Matteo yang menyuruh Farel untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri.
Selain putranya yang pasti tidak bisa jauh dari keluarga, dirinya juga sangat khawatir ketika putranya tinggal di negeri orang seorang diri. Ia khawatir takut hal negatif terjadi pada putra bungsunya.
"Al dengerin Mama." Mika menarik pundak Farel secara perlahan.
"Mama juga nggak mau kamu kuliah di luar negeri. Mama khawatir sama kamu, nggak bisa Mama di tinggal sama kamu. Mama udah coba buat bujuk Papa kamu itu tapi Papa kamu tutup telinga Al, nggak ada satu kata pun yang Mama ucapkan di dengar dan di respon sama Papa kamu, Mama harus gimana juga Al? Mama juga bingung." Ucap Mika sedih. Memandang Farel dengan lekat.
"Tolongin Al, Ma. Al nggak mau kuliah jauh, disini aja plis Al bakal nurut dan nggak nakal lagi sumpah. Al nggak bisa hidup jauh dari kalian." Kali ini Farel serius dengan ucapannya. Laki-laki menangis tersedu-sedu membenamkan wajahnya pada tangan besar Mika. Mengadu pada sang Ibu menolak apa yang sedang terjadi.
"Satu-satunya cara agar kamu tidak jadi keluar negeri cuman kamu harus keterima di Universitas Negeri, kamu bisa?" tanya Mika sekaligus memberi saran.
Farel mengubah posisinya. Mengusap air matanya dengan segera lalu mengangguk dengan cepat. Ia bisa melakukan apa yang Mika ucapkan.
"Al bisa Ma. Nilai Al sekarang membaik Ma, aku masuk lima besar dengan nilai tinggi di kelas, aku bisa kan Mah?" lirih Farel berharap besar.
Mika mengembangkan senyumnya. Kabar baik yang sangat Mika tunggu-tunggu, gadis itu berhasil merubah semua yang ada di diri Farel. Mika menyadari kebiasaan buruk Farel yang mulai laki-laki itu jauhi, ia tau hanya ia tidak menampilkan itu.
"Kamu pasti bisa sayang. Mama bangga sama Al. Kita beri tahu Papa kamu ya nanti mungkin saja berita bahagia ini bisa rubah keputusan Papa kamu." Senyum Farel perlahan terbit. Ucapan Ibunya sangat membuat hati dan pikiran Farel mulai tenang, tidak seberat dan segusar tadi.
Selain ia yang tidak bisa jauh dari keluarga. Ada satu orang lagi yang membuat Farel tidak mau mengikuti apa mau Matteo kali ini.
Asya. Farel tidak bisa berpisah pada gadis itu, sekarang ia sedang berjuang mati-matian agar gadis itu tidak jatuh pada Arja, dan jika ia malah pergi jauh itu akan membuat ia kembali terpukul dengan kasus yang sama.
****
Asya berjalan masuk ke dalam salah satu cafe. Menelusuri tempat itu hingga matanya menangkap seseorang melambaikan tangannya. Asya berjalan kembali lalu duduk di kursi yang di sediakan.
"Lo ngapain sih maksa banget jadi orang." kesal Asya menatap seseorang yang duduk di hadapannya.
"Pesen makan dulu gih," suruhnya dengan senyuman. Asya tidak suka laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER [COMPLETED]
Подростковая литератураIni menceritakan kisah dua sejoli yang mempunyai sifat berkebalikan. Satu misi yang malah menimbulkan rasa keterbalikan dari perjanjian awal. Harusnya Farel konsisten dengan kata yang keluar dari mulutnya. Harusnya Farel tidak boleh melanggar yang s...