ANNYEONG
Aaaaaa part ini panjang banget loh. Nyampe 36 ribu kata lebih. Dari judulnya keknya udah pada bisa nebak nich. Tapi tetep baca guys karena ada kejutan di akhir part....Selamat membaca.
Hera menatap malas Matteo yang seperti tidak mengindahkan keberadaannya. Sudah satu jam dirinya berada di kantor Papanya, untuk membantu membuka jalan pikiran Matteo yang entah terbendung karena apa tidak mau mendengar keluh kesah dari kedua anaknya.
Biasanya Matteo tidak seperti ini, apalagi pada Farel. Biasanya pria paruh baya itu selalu menuruti apa kemauan Farel, tetapi tidak untuk masalah kuliah.
"Pa..." panggil Hera mulai lelah.
"Apalagi Hera, Papa sedang sibuk sebaiknya kamu pulang saja." Ucap Matteo tidak melihat Hera sama sekali, sibuk pada leptop di depannya.
"Pa, Al kasian kalo di paksa kaya gitu. Kuliah ini bukan keinginan Al mana bisa dia jalani sendiri, tanpa kita di negara yang besar di sana, Papa tega?" Tanya Hera jengah.
"Atas dasar apa juga sih Papa sampe keras gini mau Al kuliah di Amerika. Dia nggak mau, Pa itu bakal berat banget buat Al. Papa juga biasanya selalu turutin kemauan Al tapi kenapa sekarang seolah-olah tuli? Hera nggak yakin Al bisa lewatinnya tanpa kita di sisi dia." ucap Hera masih mencoba menyadarkan Papahnya.
"Ada yang Papa sembunyiin dari kita semua?"
Matteo menghentikan kegiatannya, lalu menatap Hera tajam. Matteo mengalihkan pandangannya sebentar untuk mengambil napas lalu kembali menatap Hera dengan tangan yang menurunkan kacamatanya.
"Apa yang mau Papa sembunyiin memangnya hah? Memangnya terlihat jahat Papa mau Al kuliah di Amerika? Enggak Hera! Itu pilihan yang bagus malah." Ujar Matteo berdiri dari kursinya.
"Ya Hera nggak tau apa yang Papa sembunyiin, cuman Hera ngerasa aneh aja beberapa akhir ini. Papa selalu kunci ruang kerja Papa yang biasanya selalu terbuka sedikit, tapi kenapa sekarang selalu di kunci? Ada yang di sembunyiin kan?" tanya Hera dengan pikiran mulai kemana-mana.
"Nggak ada Hera." balas Matteo pelan. Matanya mengarah pada objek apapun dan tidak berani menatap putrinya. Sepertinya dugaannya benar, ada yang di sembunyikan oleh Matteo.
"Papa itu maksa Al kuliah di Amerika supaya dia dapet pendidikan yang bagus, sistem pendidikan di sana saja sangat bagus Hera. Papa percaya Al bisa sukses sekolah disana. Kamu jangan mempersulit keadaan." ujar Matteo yang mulai jengah membalas semua ucapan Anaknya.
"Disini juga bagus Pa! Nggak perlu sampai ke luar negeri. Banyak yang berhasil di negara sendiri, untuk masa depan yang sukses itu tergantung kapasitas otak masing-masing orang. Sejelek apapun kata orang tempat belajar, kalo dia benar-benar serius bakal tetep sukses kok. Lagi pula semua tempat pendidikan itu pasti ngajarin yang baik bukan yang nggak bener."
Hari ini adalah keberangkatan dadakan Farel, padahal lelaki itu sebenarnya masih ada di rumah beberapa hari lagi. Tapi Matteo tiba-tiba memajukan jadwal keberangkatannya, entah karena apa.
Untuk kesekian kalinya Matteo menarik panasnya dalam dan menghembuskannya. Dan untuk kesekian kalinya lagi entah harus ia stok berada persen kata sabar dalam dirinya untuk meladeni putrinya.
"Memangnya Papa jahat banget ya minta Al sekolah di Amerika? Lagi pula dia waktu itu mau-mau aja kok." seloroh Matteo.
"Jahat banget." tekan Hera di setiap katanya.
"Selain jahat Papa itu egois." Kata Hera ikut berdiri dari duduknya. "Papa itu egois kalo Papa nggak sadar!"
"Egois dari mananya Hera?" tanya Matteo masih sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER [COMPLETED]
JugendliteraturIni menceritakan kisah dua sejoli yang mempunyai sifat berkebalikan. Satu misi yang malah menimbulkan rasa keterbalikan dari perjanjian awal. Harusnya Farel konsisten dengan kata yang keluar dari mulutnya. Harusnya Farel tidak boleh melanggar yang s...