Selamat membaca.
Malam ini Asya berencana akan keluar bersama Fisya. Hanya sekedar makan malam di cafe yang biasa mereka kunjungi. Kini Asya sudah berada di perjalanan dan Fisya sudah menunggu di cafe.
Sekarang Asya tengah berjalan menuju cafe setelah sudah dengan urusan memarkirkan mobilnya.
"Sori Fi lama." ucap Asya lalu duduk di hadapan Fisya.
Dan di lanjut dengan mengobrol dan bercanda santai. Dari mengobrol yang ini menjadi menyambung kemana-mana. Semua orang pernah mengalami, jika sudah bertemu teman dekat mengobrol santai akan terasa menyenangkan, karena semua pembahasan akan mengalir semua. Apalagi jika pembahasan yang sedang panas-panasnya terasa lebih lagi serunya.
"Capek mulut gue laper mau makan."
"Panggil pramusajinya Sya."
Asya menurut dan keduanya sama-sama langsung memesan.
Setelah sudah memesan makanan kedua nya di sibukkan oleh ponsel masing-masing. Beberapa menit berlalu, makanan yang di pesan sudah datang, baunya mengundang selera makan hal ini pun sudah tak bisa terbendung lagi, setelah pelayan sudah pergi langsung saja Asya menyambarnya.
Tiba-tiba saat lagi asik-asiknya makan. Datang seorang laki-laki duduk di samping Asya tanpa meminta persetujuan dari keduanya. Hal itu pun menghentikan kegiatan makan mereka. Asya menatap datar laki-laki yang dengan sengaja duduk di meja keduanya.
"Lo ngapain?" Tanya Asya.
"Duduk,"
"Lo nggak di ajak sana pindah!"
"Yaudah ajak gue doang kalo gitu biar bisa duduk disini sama lo." ucapnya tanpa beban.
"Gak, lo ganggu."
"Ganggu acara makan aja." Asya menatap tajam laki-laki yang dengan enaknya duduk di sampingnya.
Dan yang di tatap hanya menampilkan senyum lebarnya tanpa memperdulikan tatapan tajam dari pemilik meja.
"Gue duduk disini boleh?" Tanya Farel memandang Fisya.
"Gak!" jawab Asya dengan cepat.
Dari pandangan yang tertuju kepada Fisya kini beralih menuju Asya. "Gue nanya Fisya bukan lo," ucap Farel dengan tenang.
"Kalo di bilang enggak ya enggak. Sana pergi!" usir Asya dengan tak sabaran.
"Lo kenapa sih sensi mulu kalo sama gue?" tanya Farel dengan alis yang saling bertautan.
"Banyak omong. Gue cuman minta lo pergi. Gak budek kan lo?"
"Pesan gue kemarin malam kok nggak lo bales?" tadinya saat Farel akan berucap lagi, Asya berniat akan menjambak rambut Farel, tetapi ia urungkan setelah ucapan yang keluar dari mulut Farel yang mengundang heran untuk Asya juga.
"Itu nomor lo?" tanya Asya dengan penasaran.
Dan di jawab dengan anggukan oleh Farel. "Kalo tau itu nomer lo. Nggak bakal gue bales!" Ujar Asya dengan mengalihkan pandangan kearah lain.
"Yaelah gue chat doang, nggak gue minta isiin saldo shopeepay kali."
"Dapet nomor gue dari mana lo?" Tanya Asya dengan cepat seraya mengarahkan jari telunjuknya ke wajah Farel.
Jari telunjuk yang semula pas sekali berada di depan wajah kini di turunkan dengan perlahan oleh Farel lalu berucap. "Liat calon pacar gue galak banget kalo ngomong. Nggak sopan lagi pake tunjuk-tunjuk orang pake jarinya." Kata Farel sangat tenang seraya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER [COMPLETED]
JugendliteraturIni menceritakan kisah dua sejoli yang mempunyai sifat berkebalikan. Satu misi yang malah menimbulkan rasa keterbalikan dari perjanjian awal. Harusnya Farel konsisten dengan kata yang keluar dari mulutnya. Harusnya Farel tidak boleh melanggar yang s...