Halooo
Selamat membaca.
"Setelah sampai kamar langsung mandi, makan lalu tidur ya. Kamu pasti capek." Ucap Farel dengan pandangan sepenuhnya menatap Asya. Dengan senyum manis yang masih setia terpatri di bibir tebal itu.
"Iyaa Farel. Aku masuk ya," ucap Asya senang.
Tangan Farel terangkat menuju puncak kepala Asya. Merapikan beberapa helai rambut yang tidak tertata lalu berakhir mengelus lembut pipih Asya. "Nurut sama aku setelah ini istirahat ya, aku gak mau liat mau sakit." Kata Farel dengan tulus.
"Kamu juga istirahat yang cukup. Ingat kita harus belajar buat sbmptn loh." Ucap Asya menurunkan tangan Farel dari wajahnya dan mengelusnya lembut.
"Mau belajar bareng?" tanya Farel.
"MAU." jawab cepat Asya yang mengundang tawa dari Farel. Sebegitu antusias nya gadis itu.
"Iyaaa nanti kita belajar bareng oke." Ujar Farel mengelus puncak kepala Asya dengan sayang.
"Ya udah aku masuk. Kamu hati-hati di jalan jangan ngebut!" peringat Asya.
Dengan senyum yang masih bertahan, cowok itu mengangguk lalu memakai helmnya. Tidak menjalankan motornya menunggu hingga gadis itu masuk ke dalam rumah.
"Bye Farel nanti kabarin ya kalo udah sampai rumah," teriak Asya. Farel mengacungkan jempolnya ke udara membuat gadis itu masuk ke dalam rumah.
Farel menatap pintu bercat krim itu dengan pandangan sendu. Ia hari ini mengucap syukur banyak-banyak karena telah memberikan hubungannya dengan Asya kembali membaik. Sungguh ia sangat bahagia luar biasa bisa berdekatan kembali dengan gadis itu, tidak bertepuk sebelah tangan lagi tentunya.
Setelah insiden pertemuannya di Bogor dan mengenai pembicaraan di depan Villa yang ternyata menjawab dari masing-masing pertanyaan yang ingin di ajukan tapi ragu untuk bertanya, sekarang sudah selesai. Farel menemukan titik terang dalam kelanjutan hubungannya.
"Terima kasih Tuhan. Berkat engkau aku jadi lebih bisa menghargai sesuatu sekarang." Ucap Farel tulus. Lalu menjalankan motornya keluar dari pekarangan rumah Asya.
****
Rio,"
"Hm."
"Cuek banget," cibir gadis itu kesal.
"Iya," balas Rio tidak berubah.
"Makasih udah mau nganterin gue pulang." Ucap Fisya tersenyum di balik punggung cowok itu. Rasa bahagia timbul saat Rio mengajaknya pulang bersama, tidak bisa di pungkiri Fisya sungguh sangat menyukai pria kaku ini.
"Sama-sama." balasnya.
"Farel dan Asya sudah baikan," ucap Fisya memberi tahu.
"Sukur lah," balas Rio singkat.
"Lo bisa gak kalo sama gue jangan cuek dan dingin? Hangat, ceria dan jangan kaku bisa?" tanya gadis itu begitu menuntut.
"Lo memangnya siapa, kenapa gue harus berubah di saat sama lo?" cowok itu memberikan pertanyaan balik yang malah membuat Fisya diam tidak bisa menjawab. Benar, dirinya bukan siapa-siapa nya Rio, untuk apa cowok itu bersikap berbeda untuk nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER [COMPLETED]
Teen FictionIni menceritakan kisah dua sejoli yang mempunyai sifat berkebalikan. Satu misi yang malah menimbulkan rasa keterbalikan dari perjanjian awal. Harusnya Farel konsisten dengan kata yang keluar dari mulutnya. Harusnya Farel tidak boleh melanggar yang s...