Haloooo
Note: nama Asya kalo di rumah di ganti jadi Adek, selanjutnya dgn Dito yg di panggil Abang sedangkan Dino Kakak, sekian pemirsa.
Selamat membaca.
Matahari mengambil alih bulan. Memaksa semua manusia agar bangun dari tidur nyenyaknya. Segala aktivitas yang memang seharusnya di lakukan membuat di kediaman Asya yang tiba-tiba menjadi sangat ramai, semua orang sedang dalam kesibukan masing-masing. Naas masalah datang di waktu yang kurang cepat.
"BUNDA KOK AIR DI KAMAR MANDI ADEK GAK NYALA SIH!" Teriakan melengking dari atas lebih tepatnya lantai dua, membuat seseorang yang di panggil kaget mendengarnya. Elina yang memang sedang di dalam kamar kembar membuat suara itu terdengar jelas. Buru-buru Elina kembali ke kamar si bungsu.
"Bunda nggak tau adek. Ya udah kalo gitu di bawah aja dulu cepetan nanti kamu telat loh." Elina berpindah menyiapkan seragam anak gadisnya.
Asya keluar dengan wajah kesalnya. Dengan mengenakan kembali pakaiannya gadis itu melangkah keluar dari kamar, tepat di tengah-tengah pintu Asya melirik kamar sebelah yang menampilkan Ino yang sedang meliriknya juga. Hingga berikutnya keduanya berlari menuruni tangga bersamaan dengan cepat-cepatan. Tujuan mereka kali ini sama, entah kenapa dengan pagi ini, kamar mandi di kamar keduanya tidak ada yang berfungsi.
"KAKAK. ADEK JANGAN LARI NANTI JA-" Elina menghentikan ucapannya melihat sesuatu terjadi di depan.
"Tuh....." belum ucapannya terselesaikan sudah terjadi saja. Ino jatuh tepat pada pijakan anak tangga kelima sebelum akhir.
"Kan. Bunda bilang juga apa, nanti jatuh. Padahal belum juga selesai Bunda bicara sudah kejadian kan. Ngapain sih pake lari-lari masih ada kamar mandi lainya kok di bawah kenapa musti berebut kaya gini terluka nggak Kakak?" Elina dengan omelannya yang tiada henti sembari membantu Ino berdiri dari jatuh dadakannya.
"Rezeki anak sholeh ya gini Kak. Bye Kak Ino aku mau mandi dulu yuhuuuu." Setelah itu Asya melenggang pergi ke kamar Elina.
"Adek sakit tau!!" teriak Ino dengan kesal.
"Sudah cepat mandi katanya dapat kuliah pagi masa ngambek dulu nanti telat." ucap Elina menengahi.
Elina berjalan beriringan dengan Ino menuju kamar mandi lain. Hingga satu pekerja rumah menyapa keduanya.
"Mau kemana Bu. Mas Ino kok bawa handuk segala?" tanya Mang Waras dengan kanebo di tanganya.
"Mau ke kamar mandi Mang, kamar mandi saya gak bisa keluar airnya, nanti tolong di benarkan ya Mang," jawab Ino.
"Loh rusak juga Mas? Kamar mandi di bawah ada tiga juga rusak Bu, hanya satu yang berfungsi. Ini saya aja belum mandi masih antri sama yang lainya karena tadi juga di sela sama Non Asya." Ucap Mang Waras dengan cengengesan.
"Tuh kan Bunda kenapa tadi biarin adek masuk duluan sih. Kamar mandi gak ada yang nyala terus Kakak gimana mandinya ini?" Rengek laki-laki itu bak anak kecil. Dengan menarik-narik ujung kaos Elina.
"Kenapa bisa Mang?" tanya Elina.
"Saya juga nggak tau Bu. Bisa barengan gitu ya, tapi kamar mandi Ibu dan Bapak nyala tidak?" tanya Mang Waras.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER [COMPLETED]
Fiksi RemajaIni menceritakan kisah dua sejoli yang mempunyai sifat berkebalikan. Satu misi yang malah menimbulkan rasa keterbalikan dari perjanjian awal. Harusnya Farel konsisten dengan kata yang keluar dari mulutnya. Harusnya Farel tidak boleh melanggar yang s...