BAB 6 :HARI YANG TENANG

544 36 0
                                    

Selamat membaca.

Pagi ini Asya pergi kesekolah nebeng dengan si kembar. Entah kenapa mobilnya tidak bisa hidup, dan terpaksa harus satu mobil bersama dua kakak menyebalkan bagi Asya.

"Ini lagi belajaran bawa mobil apa gimana sih, lelet amat kaya siput."

Asya gemas sendiri melihat betapa santainya Ino melajukan mobil.

"Santai aja kali baru juga jam 6 lewat," balas Ino.

"Cepetan dong aku hari ini ujian!" Ucap Asya dengan kesal.

"Tau, aku juga ujian hari ini," balas nya dengan santai dan tidak mengubah sama sekali kecepatan mobil.

"Makanya cepetan dong, aku nggak mau telat di hari pertama ujian."

"Yaelahh dek, kamu di sekolah telat juga nggak bakal di marahin, orang sumber penghargaan gini siapa juga guru yang berani marahin kamu." Kata Ino mengubah kecepatan lebih cepat.

"Aku juga sama kaya murid-murid lainya, peraturan nggak pandang siapapun, telat ya harus di hukum." Jelas Asya.

Sumpah demi apapun kenapa mobilnya harus tidak berfungsi dikala waktu yang tidak tepat. Seharusnya tadi ia nebeng bersama Ayahnya saja di banding dengan si kembar yang selalu menganggap apapun dengan santai.

Dan Asya tidak bisa seperti ini. Akhirnya ia sudah sampai di sekolahnya dan mengucap salam lalu masuk kedalam. Asya bernafas lega karena Ino tidak benar-benar mengendari dengan santai.

Setelah sampai di gedung utama ia segera mencari ruangannya yang berada di kelas X. Semalam ketua kelas memberi info bahwa kelasnya akan di gabung dengan adik kelas IPS. Asya sampai di kelas X S1, saat ia memasuki kelasnya sudah banyak sekali yang sudah datang dan Fisya salah satunya.

"Suram amat muka lo Sya, abis berantem ya." Fisya menghampiri bangku Asya.

"Biasa kalo nggak adu omong sama kembar itu nggak afdol rasanya." Balas Asya menaruh tasnya di kursi.

"Bersyukur deh Sya ada kembar buat hiburan biar nggak sepi-sepi amat hidup lo. Nggak kaya gue nggak ada yang bisa di ajak bareng-bareng." Kata Fisya tiba-tiba.

"Pasti kesepian jadi lo. Jadi anak tunggal juga double standar, harus bisa jadi apa yang di inginkan orang tua." Asya mengelus bahu Fisya memberikan semangat.

"Ahaha iya lo benar. Eh udah ah masih pagi kok udah mellow. Btw ini yang duduk sama lo siapa dah." Fisya menelisik wajah di meja sebelah Asya.

"Nggak tau, nggak kenal orang gue."

"Kenalan makanya!"

"Nggak ah ribet, nguras energi banget ngomong sama orang-orang."

****


"Sya?"

"Hmm."

"Langsung pulang?" Tanya Fisya dengan tangan yang sibuk membereskan alat tulis.

"Iya, capek."

"Di jemput apa bawa mobil sendiri?"

"Di jemput sama si kembar."

Keduanya berjalan beriringan di koridor kelas 10. Saat di area parkiran, Fisya yang membawa mobil pun berbelok dan Asya yang terus berjalan karna si kembar sudah menunggu di depan.

Mapel tadi pagi memang belum ada hitung-hitungan, tetapi ada satu mapel yang sangat membuat Asya pusing sendiri. Disaat pertengahan jam terakhir terselip materi yang belum pernah di ajarkan, saat Asya bertanya, sang pengawas berkata hanya berkata 'kerjakan sebisanya saja" katanya.

BAPER [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang