Hai? Sebelumnya terima kasih banyak ya untuk teman-teman yang sudah bertahan sampai sekarang.
Wkwk kalian tau sendiri cerita ini hampir terbengkalai karena aku yang terlalu fokus sama cerita pertama ku.Selamat membaca.
"Gue ke toilet dulu." Ucap seorang gadis yang berdiri dari kursi.
"Jangan lama-lama udah mau bel," ujar temanya yang tengah memainkan ponsel sambil sesekali menyeruput segelas jus jeruk.
"Iyaa Fi."
Dari koridor banyak sekali siswa-siswi yang berlalu lalang karena jam istirahat tengah berlangsung, gadis ini terus saja melangkahkan kakinya menuju toilet putri.
Sepanjang koridor pun sapaan untuk gadis ini tak pernah habis. Senyum merekah tercipta di bibir mungilnya guna membalas sapaan dari orang-orang yang menyapanya. Sejujurnya selama ia bersekolah di Mentari tidak banyak nama yang dirinya hafal, jadi jika ada yang menyapanya seperti sekarang hanya nampu di balas dengan senyuman.
Tidak, tidak mau di kiri sombong karena tidak membalas sapaan mereka, ia pun akhirnya hanya bisa berkata 'haii' atau hanya menampilkan senyum manis nya walau sejujurnya tak satupun gadis ini kenal kepada mereka yang sering kali bersikap care.
Setelah sudah dengan urusan di kamar mandi. Gadis ini pun berniat menghampiri sahabatnya yang masih berada di kantin agar cepat kekelas karna beberapa menit lagi bel tanda masuk akan segera berbunyi.
Naas, saat kakinya akan melangkahkan maju tiba-tiba tubuhnya oleng dan tidak bisa menyeimbangkan, dan berakhir pantatnya mencium lantai sekolahan dengan tragisnya, ringisan kecil terdengar di indra pendengaran pria berbadan tegap yang tak sengaja mendorong badan kecil gadis itu.
Perlahan tubuh mungil yang tadi ambruk di lantai kini mulai bangun, tanganya tak henti untuk membersihkan rok yang sedikit terkena debu dari lantai sekolah, lalu kepalanya mulai mendongak ingin tau siapa yang menabraknya sampai-sampai ia di buat terjatuh.
"Sakit tau woi!" Sentaknya sangat kesal.
"Santai dong," ujarnya dengan santai.
Asya mengepalkan tangan pada sisi tubuhnya. Marahnya bertambah ketika melihat orang itu.
Astagaa kenapa juga ia harus berurusan dengan cowok yang sehari-hari harus keluar masuk ruang BK. Selama ia bersekolah disini satu kali pun belum pernah ia masuk ke ruangan BK atau biasa di sebut oleh siswa-siswi Mentari ialah ruang angker, karena setiap orang yang baru saja masuk dari situ akan keluar dengan wajah yang tak enak di pandang.
Gadis itu memandang datar kepada sang pelaku.
Dengan santai nya pria itu menanggapi ucapan dirinya seperti tadi, dimana rasa bersalahnya? Memang benar, hal yang paling sulit di lakukan oleh manusia itu cuman dua, mengucapkan 'maaf' dan 'terima kasih' dan sekarang dirinya tengah membuktikanya.Wajah tak bersahabat orang di hadapannya membuatnya meringis. Saat ia akan berujar tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki seseorang, lantas laki-laki itu pun langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu lari dengan sekencang-kencangnya.
Tetapi sebelum berlari ia berucap, "Gue minta maaf buat yang tadi, bye Asya jangab cemberut mulu nanti manisnya ilang. Kapan-kapan gue tanggung jawab ya!"
Itu adalah kalimat terakhir sebelum kaki panjang tadi berlari menjauh dari tempatnya.
Asya, ya namanya adalah Asya.
Ia dibuat cengo. Apa-apaan maksud dari kalimatnya tadi. Dan yang paling di kagetkan lagi dari mana cowok tadi tau namanya. Asya memang cukup terkenal, tetapi pikirnya tidak mungkin pula namanya akan di hafal oleh orang modelan seperti, Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER [COMPLETED]
Teen FictionIni menceritakan kisah dua sejoli yang mempunyai sifat berkebalikan. Satu misi yang malah menimbulkan rasa keterbalikan dari perjanjian awal. Harusnya Farel konsisten dengan kata yang keluar dari mulutnya. Harusnya Farel tidak boleh melanggar yang s...