Selamat membaca.
Hari ini adalah hari pertama masuknya lagi kesekolah. Libur panjang telah usai, dimana yang kelas X naik ke kelas XI dan yang kelas XI naik ke kelas XII, jangan lupakan menambahan siswa-siswi baru di mulai.
Di lapangan SMA Mentari sudah banjir akan murid-murid baru, di koridor pun banyak yang menyaksikan acara pengenalan lingkungan sekolah. Asya terus berjalan menuju kelas barunya dan sedikit melirik kebawah melihat adik-adik kelas yang tengah di beri materi yang di luar nalar. Sungguh sadis anak-anak OSIS di SMA Mentari ini.
Hari ini Asya datang bersama Fisya, tadi kebetulan bertemu di saat keduanya memasuki gerbang. Asya sangat excited sekali, karena ini yang Asya tunggu-tunggu, kembali belajar seperti biasa.
Asya berjanji untuk tahun ini, ia akan belajar lebih giat dari dua tahun yang lalu. Sekarang sudah kelas 12 yang artinya tidak ada lagi main-main dengan nilai. Asya ingin masuk ke univ Negri bukan swasta. Jika ia masuk ke univ swasta percuma saja Asya dua tahun mengikuti olimpiade di sekolah ini. Ia juga tidak mau mengecewakan keluarganya, beasiswa adalah incarannya.
Biasanya jika hari pertama sekolah di mulai biasanya tidak ada KBM, jadi Asya hari ini membawa earphone guna mengusir rasa bosan saat nanti jamkos. Kelasnya sudah ramai dengan orang, kelas pun sudah tidak terkendali lagi seperti yang Asya lakukan saat ini. Menyatukan meja dan berkumpul menjadi satu, dan menjelajahi semua berita.
"Di beritahukan kepada Delusi Anatasia B. Kelas XII IPA 1 untuk menghadap kepala sekolah, di tunggu secepatnya terima kasih."
"Sya ada apa?" Panggil Fisya memandang Asya.
"Nggak tau. Gue kesana dulu deh," Asya keluar dari kelas dan segera menunju ruangan kepala sekolah, ia harus menuruni tangga karena ruang kepala sekolah yang memang berada di lantai dasar.
Asya mengetuk pintu yang bercat coklat itu, setelah mendapat instruksi Asya pun melangkah maju dan duduk di kursi yang sudah di sediakan. Asya lumayan kaget, di dalam ruangan terdapat banyak orang, dan yang paling mengejutkannya lagi disana ada keluarga Farel yang sedang tersenyum kearahnya.
Asya tersenyum kikuk saat matanya bertemu dengan orang tua Farel dan Hera. Jika kalian ingin tahu ada siapa saja, akan Asya jelaskan. Di sana sana ada kepala sekolah, lalu keluarga Farel dan di tambah satu orang lelaki lanjut usia, Asya tidak kenal orang itu tetapi ia merasa Familiar.
"Jadi apa tujuan bapak memanggil saya?" tanya Asya meminta penjelasan kepada pria baruh bayah yang duduk di depanya.
"Langsung ke inti saja, kamu sudah tau kan kalo Farel itu cucu dari yang punya sekolah?" tanya kepala sekolah, Asya menggangguk tahu.
"Kamu tahu sendiri kan bagaimana kelakuan Farel terhadap guru-guru disini, nilainya juga tidak sesempurna nilai kamu Asya. Kami tidak mau berbasa-basi, Ibu Mika juga sudah meminta ke kamu langsung bukan? Jadi kami mohon sama kamu untuk membimbing Farel dan mengajari Farel sampai bisa, setidaknya ada kemajuan. Apalagi kalian sudah kelas XII jadi kemungkinan untuk belajar lebih serius akan semakin lebih besar." penjelasan cukup singkat dari kepala sekolah dapat Asya cerna dengan gampang. Ah ternyata persoalan kemarin.
Asya melirik Ibu Farel yang sedang tersenyum kepadanya dengan wajah penuh harap, Asya jadi tidak enakan. Hera juga sama seperti Tante Mika-Mama Farel, tetapi yang ia herankan disaat semua berkumpul disini, dimana sang tokoh utama.
Ah mungkin sedang berbuat ulah.
Asya tidak bisa mengelak lagi, karena sekarang semua pandangan memohon kepadanya. Jika Asya tolak pasti akan tidak sopan menurutnya, ia bingung harus melakukan apa. Tanganya mulai mengeluarkan keringat dingin, duduknya juga sudah tak nyaman lagi. Apakah Asya harus menerima tawaran ini? Jika ia menerimanya Asya akan bertemu Farel setiap hari dong. Wah hidupnya untuk satu tahun ke depan tidak akan berjalan dengan lancar jika begini caranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER [COMPLETED]
Teen FictionIni menceritakan kisah dua sejoli yang mempunyai sifat berkebalikan. Satu misi yang malah menimbulkan rasa keterbalikan dari perjanjian awal. Harusnya Farel konsisten dengan kata yang keluar dari mulutnya. Harusnya Farel tidak boleh melanggar yang s...