BAB 49 :PEMBELAAN

215 14 1
                                    

ANNYEONG
Part ini lumayan panjang ya.
Oke aku bakal usahain up bnyk akhir² ini. Sebagai ganti mau hiatus agak lama, tapi semoga ga lama ya:)
Aku udah kelas 12 udah mulai uprak jadi sibuk bgt di rl:(

Selamat membaca.

Bagaimana perasaan kalian ketika pacar kalian membuat berbagai macam alasan agar tidak bertemu. Awal niat memang sangat menyakinkan bisa di percaya, nyatanya di balik itu tak semulus yang kita kira.

Bagaimana rasanya ketika di bohongi oleh seseorang yang sudah di percaya tidak akan berbohong, tetapi malah ingkar? Tentu saja sakit hati. Bagaimana bisa Farel mengatakan tidak bisa bersamanya karena masalah keluarga tapi ternyata malah berduaan dengan perempuan lain. Asya tak habis pikir.

Dirinya sudah banyak mengalah, ternyata ini bayaran dari sakit hatinya yang selalu mengalah pada Farel. Berani-beraninya laki-laki itu berhianat sekaligus berbohong padanya.

Awalnya ia tidak sengaja bertemu dengan keduanya. Niat awalnya datang ke mall adalah untuk berjumpa dengan Fisya dan Luna teman 1 kelasnya untuk membicarakan soal pelajaran, tetapi nasib berkata lain. Ia malah menyaksikan kebersamaan dua orang yang sudah ia percaya.

"Sya dengerin aku dulu." Asya menepis tangan Farel saat hendak mendekat. Ia menaruhnya di bawah meja.

"Aku nunggu kamu jelasin loh dari tadi. Tapi kalian malah adu mata buat tambah rumit keadaan." lontar Asya yang sudah jengah.

"Sya gue bi–"

"Diem lo, gue cuma mau denger penjelasan dari cowok gue." Tekan Asya pada kalimat akhir.

"Gue masih gak nyangka ya sama lo,"

"Benar-benar tertipu sama cover. Nyesel gue pernah bantu lo waktu itu." Ujar Asya menatap sinis gadis di hadapannya.

"Asya!"

Asya merotasikan pandangannya kala mendengar nada tinggi dari Farel.

"Jaga ya ucapan kamu, aku gak suka!" Tegur Farel.

Asya tertawa di buatnya. Asya menunjuk gadis itu dengan berani. "Kamu belain dia? Gak salah?"

"Enggak."

Asya menganggukkan kepalanya mengerti. "Oke."

Asya menatap pada arah lain enggan menatap mata Farel yang sedari tadi mengarah padanya. Ia juga menjauhkan sedikit tubuhnya dengan menggeser kursinya yang berdekatan dengan Farel. Ia menegakkan duduknya dan menyilangkan kedua tangannya.

Farel menghela nafas panjang. Ia telah membuat kesalahan lagi, padahal yang awal belum terselesaikan. Farel menurunkan tangan Asya perlahan.

"Asya maafin aku." Sesal Farel.

Diam. Asya tidak menjawab hanya diam di tempat.

"Kamu salah paham, aku jelasin ya." Kata Farel lembut sekali.

"Terserah."

Farel menghela nafasnya kesekian kalinya. Ia harus sabar ketika menghadapi wanita yang sedang salah paham. Karena salah sedikit aja langsung fatal dalam mode senggol bacok sekarang.

"Dia temen aku Asya."

"Bener." Lontar Karina menyetujui ucapan Farel.

Asya langsung mendelik tak suka pada Karian yang malah ikut nimbrung, padahal tidak di ajak.

"Gue bilang diem, lo itu nggak di ajak. Gue cuma mau dengerin penjelasan dari cowok gue." Bentak Asya kesal.

Karina langsung kicep saat mendengar seruan dari Asya. Benar-benar gadis itu, benar-benar mengerikan ketika seseorang yang biasanya sabar dan selalu diam lalu tiba-tiba emosi itu lebih menyeramkan dari hari Senin di tambah mapel fisika, matematika, dan kimia. Pembunuhan berencana.

BAPER [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang