ANNYEONG
Part ini panjang bgt heheSelamat membaca.
"Mau ngapain sih enakan juga di kelas, di luar panas tau." Keluh Fisya yang sudah di gandeng tanganya oleh Rio. Pria itu dengan wajah datarnya menariknya hingga lapangan.
"Ada kejutan," katanya.
"Lo ngasih gue kejutan Yo?" Tanya Fisya sumringah mendengarnya. Tetapi laki-laki itu menggeleng membuat Fisya bingung.
"Enggak,"
"Lah terus? Kejutan buat siapa?" heran Fisya.
"Asya."
"Ohh Caca," ucapnya berubah lesu.
Rio yang menyadari nada lesu Fisya menolehkan kepalanya. Kenapa juga gadis itu jadi tiba-tiba murung.
"Lo kenapa Fi?" tanya Rio.
"Nggak apa-apa."
"Lo berharap lo yang di kasih kejutannya?" pancing Rio.
"Iya– eh enggak astaga enggak! Nggak gitu kok, gue cuma bingung aja tiba-tiba Caca dapet kejutan, soalnya bukan hari spesialnya juga hari ini." Ucap Fisya menyangkal. Gadis itu membuang wajahnya menghindari tatapan mata Rio.
"Oh gitu, ya udah ayo ke lapangan."
Gadis itu mengangguk dan berjalan kembali. "Iya."
Setelah melewati beberapa lorong akhirnya keduanya sudah sampai di tepi lapangan, Rio mengajak Fisya duduk di gazebo yang langsung menghadap ke halaman yang di jadikan band di dirikan sekaligus bazar yang berjejer mengelilingi panggung.
"Lo kalo punya keinginan bilang, jangan di pendam."
Fisya kaget dengan perkataan Rio barusan. Dirinya tidak menduga cowok itu akan membahas kembali topik tadi.
"Engga ada Rio,"
"Mata lo nggak bisa bohong Fisya." Rio merotasikan tubuhnya sepenuhnya menghadap gadis di sampingnya.
Fisya gugup setengah mati mendapati Rio yang sedang memperhatikannya. Fisya meremas kuat jemari tangannya.
"Jangan di remas nanti sakit." Rio menggenggam jari-jari lentik Fisya. Tentu hal itu membuat Fisya tremor sekaligus kaget, cowok itu tidak pernah memperlakukannya seperti sekarang.
"Rio lo jangan gini," kata Fisya terdengar seperti lirihan.
"Gini gimana?"
"Lo pasti tau kan perasaan gue sama lo kaya gimana, gue capek Rio lo terbangin terus, gue capek di tarik ulur kaya gini, gue mau nyerah tapi nggak bisa." Ungkap Fisya dengan keberanian yang ia punya. Tidak ada lagi waktu untuk menunggu, ia sudah terlalu lelah menunggu Rio yang seperti tidak ada kepastian tetapi selalu memberi harapan padanya. Gadis mana yang tidak lelah mendapati perlakukan seperti itu.
"Lo mau nyerah? Lo nggak mau perjuangin gue lagi? Lo mau udahan bikin gue jatuh hati sama lo? Payah, padahal gue udah mulai ada rasa."
Fisya menatap Rio kaget. Ia tidak salah dengar kan tadi, cowok datar dan dingin itu mengatakan perasaannya padanya. Rasanya seperti mimpi baginya.
Ekspresi wajah kaget dan menegangkan Fisya yang memandangnya tanpa kedip membuat Rio tertawa melihatnya. Perlahan lengkungan di bibir Rio melebar membuat Fisya bertambah mati kuku, ini perdana seorang Alterio Reifansyah tertawa di hadapan umum terlebih tawa itu tertuju untuknya.
"Rio...." ucap Fisya pelan sekali.
"Jangan berhenti Fisya, gue sedang berusaha buka hati demi lo." Suara berat milik Rio membuat bulu di tangan Fisya meremang. Lelaki itu juga memandang redup dan tatapan yang dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER [COMPLETED]
Novela JuvenilIni menceritakan kisah dua sejoli yang mempunyai sifat berkebalikan. Satu misi yang malah menimbulkan rasa keterbalikan dari perjanjian awal. Harusnya Farel konsisten dengan kata yang keluar dari mulutnya. Harusnya Farel tidak boleh melanggar yang s...