BAB 14 :TAWURAN

412 37 0
                                    

Selamat membaca.

Weekend, sebuah kata yang tanpa sadar membuat orang tersenyum. Karena di hari itu semua aktivitas manusia di liburkan termasuk kantor maupun sekolahan. Farel bersenandung kecil memasuki warung Bu Mar yang sudah ramai anak-anak cowok, lalu Farel duduk di samping Agra anak kelas XI. Mereka memang sudah merencanakan kumpul ini bertujuan akan melakukan tawuran dengan sekolah sebrang. Tentu saja Farel sangat excited sekali untuk datang kesini. Agam dan Rio juga ikut serta dalam tawuran ini.

"Woi Rel tumben dateng nya telat biasanya gercep lo," ujar Indra sembari mengepulkan asap rokoknya ke udara.

"Biasa jemput Icha pacaran dulu," balas Farel yang di balas tawa oleh sekumpulan remaja yang berada di warung Bu Mar.

Icha memang sudah tidak asing lagi bagi sekumpulan anak laki-laki Mentari, gadis kecil itu juga sering Farel bawa jika hanya kumpul-kumpul biasa. Mereka semua juga sudah mengenal Icha, gadis kecil dengan otak menyerupai orang dewasa.

"Ponakan lo kenapa bisa gitu ya, Rel?" Tanya Luigi di barengi gelak tawa yang cukup nyaring.

"Aktif banget anjir sampai-sampai kemarin orang rame demo dia mau ikut juga," kata Farel frustasi. Tidak bisa membayangkan seperti apa jika Icha sudah besar. Kecil saya sudah membuat geleng-geleng kepala.

"Mirip siapa anjir, lo kayanya masih normal deh," imbuh Raka terkekeh pelan.

"Mirip mak nya anjir. Si Hera kelakuannya kalo di rumah hobi nonton azab, kata gue sih nurun dari situ." Balas Farel mengambil gorengan dan memasukkannya ke mulut.

"Anjir azab nggak tuh,"

"Mau ngapain anjir sekecil itu mau ikut demo nanti di sana bukanya demo malah ke injek-injek lagi. Nanti pacarnya nangis kejer siapa yang repot." Ujar Jodi tertawa renyah.

"Gue aja sering geleng-geleng kepala liat tingkah laku tuh anak. Gue curiga Kak Hera waktu ngidam Icha dia ngidam apa ya," ucap Farel dengan mata ke atas. Mencoba mengingat sang kakak sewaktu mengidam dulu.

"Ngidam kecubung kali makanya anaknya setiap hari ngereog mulu." Cetus Raka tertawa kencang.

"Anjir kecubung di idamin pantes anaknya agak lain."

"Parah amat Kakak lo, Rel." Ibra ikut bicara.

"Gue juga mau resagn aja niatnya, lelah banget hidup gue udah rumit di tambah Icha makin amburadul dah ini hidup gue." Lirih Farel sangat menyedihkan.

"Di babat habis lo sama Hera," guraunya.

"Katanya dia liat di tiktok banyak cogan jadi inisiatif mau ikut demo. Mau di jadiin selingkuhan katanya," sambung Farel mengingat alasan Icha ikut demo. Gadis kecil itu memang paling bisa membuat orang takjub dengan jalan pikiranya. Lagi-lagi tawa dari sekumpulan anak laki-laki itu kembali terdengar membuat suara yang cukup menggema.

Icha si gadis kecil dengan segala kelakuan nya.

"Bu Marrrr apa kabar!! Lama ya kita nggak jumpa," teriak Farel saat Bu Mar melintas di depanya. Mau mengambil mangkok kotor, padahal wanita berumur itu sedang berada di dekatnya tetapi Farel malah berteriak.

"Loh wong aku ada di deketnya Mas Farel kok malah teriak," sahut wanita itu dengan logat jawanya yang medok. Sangat kentara.

"Farel niatnya baik kok Bu. Mau nyapa Bu Mar yang sudah lama tidak berjumpa membuat aku ini rindu berat sekali," tutur Farel bertambah ngaco. Bu Mar tersenyum simpul, menepuk bahu Farel dan pergi kembali lagi ke warung.

"Aku denger Mas Farel, nggak usah teriak gitu nanti suaranya abis." Katanya sebelum pergi ke dalam warung.

"Jangan mau Bu! Si Farel udah punya pacar!!" Seru Dio dari arah bangku sebelah kiri dengan tangan yang memangku gitar.

BAPER [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang