BAB 39 :PENGGANGGU

207 21 2
                                    

ANNYEONG
Part ini panjang guys...
Note: minta maaf ya kalo ada yang salah sama masalah kuliah atau penyebutan lain dalam dunia kuliah, aku gak tau soal dunia kuliahan.

Selamat membaca.



Beberapa bulan berlalu....

Asya memandang kosong pada depan kelas barunya. Sungguh tidak ada yang menarik setelah selesainya ospek. Setelah melewati 5 hari yang melelahkan dimana kegiatan ospek pada umumnya dilakukan dan ya sekarang dirinya sudah resmi menjadi anak kuliahan.

Asya kembali mengecek ponselnya berharap ada pesan dari Farel, sudah terhitung lebih dari 5 kali gadis itu mengecek ponsel sangat sering. Ayo lah tolong percepat dosen untuk segera mengisi kelas, ia sudah tidak tahan melihat kegaduhan yang di lakukan anak-anak kelasnya nya.

"Permisi?" Suara seseorang membuat Asya terpaksa harus mendongakkan kepalanya yang semula ia taruh pada sela tangan.

"Iya kenapa?" tanya Asya pada gadis di depannya.

"Gue boleh duduk di samping lo nggak?" tanya perempuan itu sangat sopan.

"Duduk aja," balas Asya sedikit cuek. Lalu kembali menelunglupkan kepalanya pada meja.

Seseorang mengetuk lengannya dua kali, Asya kembali mengangkat kepalanya dengan tatapan malas.

"Lo udah nulis materi yang di jadiin syarat masuk kelas hari ini?" tanya nya. Asya meneliti setiap pergerakan gadis yang duduk di sebelahnya. Sedikit grasak-grusuk, sepertinya akan sedikit merepotkan.

Asya mengangguk sebagai jawaban.

"Kenapa?" tanya Asya saat melihat gelagat aneh pada gadis di depannya.

"Gue boleh liat catetan lo nggak?" tanya nya sedikit hati-hati. Melihat raut tidak menyenangkan saat pertama kali berinteraksi membuatnya sedikit canggung.

Asya memandang lekat wajah perempuan di depannya. Wajahnya masih terbilang cukup cantik, pakaian sederhana dengan rambut yang di warnai, ia nilai sepertinya gadis ini harusnya mampu mengerjakan sendiri, apalagi kebanyakan dari jurusanya katanya banyak yang di terima dari snm, sangat mampu bukan?

"Enggak." tolak Asya.

"Yahh plis liat dong gue belum catet materi buat hari ini, tolongin gue kali ini aja. Apalagi dosennya killer katanya," ucap gadis itu memelas. Tidak ada respon dari Asya membuat gadis berambut pendek itu ketar-ketir.

"Yaudah gini deh, kita buat kesepakatan aja. Lo mau apapun setelah ini gue turutin, gimana?" Tanya gadis itu menaik turunkan alisnya, sedang melakukan penawaran. Sejujurnya dirinya belum tau nama gadis cuek itu siapa.

"Gak minat."

"Kali ini aja tolongin gue, janji deh gue nggak bakal lupain lo, jadi kalo suatu hari lo butuh bantuan, lo bisa cari gue," ucapnya.

"Kenalin nama gue Karina, kalo nama lo siapa? Rumah lo dimana? Deket kampus sini atau lo anak rantau? Gue boleh jadi temen lo nggak? Gue boleh minta nomor kontak lo juga nggak? Kita kan seprodi, kita bisa temenan kan? Lo belum dapet temen kan? Jawab dong gue capek ngom-"

"Berisik!" sentak Asya sangat terganggu.

Gadis berambut pendek itu menggeser tempat duduknya lebih dekat dengan Asya. Lalu merotasikan tubuhnya sepenuhnya menghadap pada Asya yang menatap malas.

"Ya makanya kasih gue contekan materi kali ini aja," ujarnya santai.

"Lo masuk sini pake jalur belakang?" tanya Asya menatap Karina. Lantas Karina menggeleng kepalanya tidak setuju.

BAPER [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang