Selamat membaca.
Asya berdiri di depan sebuah Cafe sembari memegang ponselnya dengan raut wajah kesal, resah dan khawatir menjadi satu. Ia memandangi benda persegi panjang itu sedari tadi. Pesan yang Asya kirim untuk Geswa tidak ada satu pun yang laki-laki itu balas, bahkan sejak kemarin hingga saat ini.
Semenjak pertemuannya dua minggu yang lalu Geswa sama sekali tidak menghubunginya, entah ada sebab apa ia tidak tahu sampai saat ini. Padahal Asya rasa pertemuan terakhirnya baik-baik saja tidak ada cekcok apapun. Tapi entah masalah apa yang membuat pacarnya tidak menghubunginya selama itu.
Malam ini Asya baru saja selesai mengerjakan tugasnya dengan teman kelasnya. Dan niatnya Asya mau minta jemput oleh Geswa. Tapi ternyata lelaki itu masih belum bisa di hubungi sampai saat ini.
Jika sedari tadi ia bisa terhubung dengan ojek online mungkin dari 1 jam yang lalu ia sudah berada di rumah bukan masih stay di luar cafe sembari menunggu Geswa yang padahal centang 2 tetapi tidak membalas.
Asya: tolong jemput gue kak.
Asya: sibuk bgt ya?
Asya: kak?
Asya: lagi ada masalah ya?
Asya mendongak melihat langit yang tidak secerah biasanya, malam ini tampak tidak ada yang bercahaya di atas sana. Ia khawatir akan turun hujan.
Asya: klo ada masalah blng kak jangan di pendam sendiri. Klo lo nggk ngasih tau, gmn gue bisa kasih support sistem yg baik utk lo.
Asya: klo gue masalahnya ya blng aja, gue bisa perbaiki nanti, bilang kak jngn diem aja gue bingung jadinya.
Sebenarnya Asya juga ada niatan untuk datang ke rumah Geswa langsung. Tetapi setelah di pikir kembali ia tidak ada cukup nyali untuk melakukannya.
"Mbak Asya ya?"
Asya di buat bingung dengan kedatangan taksi yang tiba-tiba bertanya padanya. Lebih kaget lagi dengan pertanyaanya yang seolah-olah dirinya memesan taksi.
"Iya Pak, kok bapak bisa kenal saya?" Tanya Asya sedikit menunduk.
"Ayo mbak saya antar sampai tujuan," katanya.
"Loh tapi Pak saya nggak ada pesan taksi kok, Bapak juga kenapa bisa tau nama saya?" Asya masih mencoba bertanya. Ia tidak bisa asal menurut saja, zaman sekarang penuh dengan kejutan ia tidak mau hal yang lama terulang kembali.
"Ada yang suruh saya jemput Mbak Asya di cafe ini. Tapi saya nggak di bolehin kasih tau siapanya." Jawab pak supir.
"Kalo gitu saya nggak mau di antar sama Bapak, saya aja nggak tau siapa yang suruh Bapak antar saya." Asya menjauh dari taksi tersebut.
Asya menjauh dan berniat kembali masuk ke dalam cafe saja. Tetapi langkahnya tertahan oleh suara supir tadi.
"Tunggu Mbak!"
Asya membalikan badannya dan menatap super tersebut.
"Saya kasih tau deh, tapi nanti Mbak Asya jangan kasih tau kalo saya sebut identitas beliau ya Mbak." Asya mengangguk sembari menunggu kelanjutannya.
"Jadi siapa?"
"Saya cuma bisa kasih tau huruf depannya doang, huruf depan F Mbak."
"Perempuan atau laki-laki?"
"Saya nggak bisa kasih tau lebih jelas, itu privasi beliau karena sudah berpesan untuk di rahasiakan."
Apa Fisya orangnya? Batin Asya bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER [COMPLETED]
Fiksi RemajaIni menceritakan kisah dua sejoli yang mempunyai sifat berkebalikan. Satu misi yang malah menimbulkan rasa keterbalikan dari perjanjian awal. Harusnya Farel konsisten dengan kata yang keluar dari mulutnya. Harusnya Farel tidak boleh melanggar yang s...