22

57 11 3
                                    

Setelah kejadian berantem antara Jei dan Sera dikantin tadi. Dan mereka berdua sudah menemui bu Kinan di ruang bk, kini Jei tengah berada dikelas bersama Viona, Dirga dan yang lainnya.

"Ada yang mau lo jelasin ke kita Jei?" Sindir Viona, ia kesal sekali dengan tingkah Jei yang tak mau terbuka dengannya dan yang lain.

Jei tampak diam menunduk dan menatap Viona dengan pandangan yang sulit diartikan, kemudian ia menghela napas kasar.

"Kita seenggak berarti itu buat lo sampe-sampe masalah kayak gini kita gak tau. Malahan anak anak lain udah pada tau. " Ucap Viona, yang lain tak berani berbica apalagi menyahuti, Deon yang biasanya berulah kini diam. Mereka semua setuju dengan ucapan Viona.

"Maaf" Hanya itu yang dapat diucapkan oleh Jei.

Yang lain tampak membuang muka dan menahan kesal, bisa tidak sih? Ia cerita saja terus terang, siapa tau kan kita bisa bantu.

"Sepulang dari pesta Viona, dirumah gua banyak polisi yang mau nangkep daddy gua dan nyita segala fasilitas, untungnya rumah kami bukan hasil dari perusahaan daddy. Polisi dapet laporan dari rekan bisnis daddy katanya daddy ngelakuin kecurangan waktu jual beli property, daddy ngelakuin penyelundupan property, yang seharusnya daddy dapet ternyata daddy ngambil lebih dengan cara curang. Tepat pagi itu jam 4 daddy langsung disidang, pengacara lawan berhasil ngebuktiin kalo daddy bersalah,

Jei tampak menghentikan sebentar ucapannya dan menatap Viona sendu. Entah apa maksudnya.

..hebat banget pengacara itu, pasti dia dapet bayaran mahal hahahah. Tapi gua tetep yakin sama daddy kalo daddy gak bersalah dan itu hanya jebakan dari rekan bisnisnya. Daddy kena hukuman 10 tahun penjara." Jelas Jei panjang kali lebar.

Yang lain tampak mendengarkan penjelasan Jei dengan serius. Mereka tak menyangka kalau salah satu sahabatnya tengah dalam masa-masa sulit.
Hilangnya masa kejayaan orang tua itu is another level of pain.

Viona tampak merangkul bahu Jei, diikuti dengan Ale dan Olif.

"Sabar ya Jei. Ada kita, kita gak bakal diem aja, kita pasti bakal ngebantu lo sebisanya." Ucap Ale menenangkan Jei.

"Iya Jei. Lo yang sabar ya, kita pasti bakal selalu ada buat lo." Ucap Deon, kali ini pandangannya melembut tak seperti biasanya, tengil. Jei hanya tersenyum mendengarnya.
••

Dirga tengah berdiri di depan pintu kelas Viona bersama dengan Deon, Deon ingin mengantar Jei pulang, kasihan katanya. Sebentar lagi bel pulang berbunyi tapi kelas Dirga tengah jamkos jadinya ia langsung saja ke kelas kekasihnya itu.

Bel pulang berbunyi, pintu kelas Viona pun terbuka dan menampilkan wajah guru muda yang sangat galak, bu Kinan.

"Ngapain kalian?" Sinis bu Kinan melihat Dirga dan Deon. Dirga tampak menyengir dan menggaruk kepalanya yang tak gatal sedangkan Deon berpura-pura menatap kearah lain dan bersiul.

"Heh!" bu Kinan tampak memukul bahu Deon, tak bisa serius sekali si Deon ini.

"Nenenin Dirga bu—eh!" Deon lantas saja menutup mulutnya. Sedangkan bu Kinan memelototkan matanya menatap anak didiknya yang tak berakhlak ini.

"Kamu!" Tunjuk bu Kinan, sedangkan anak-anak kelas Viona sudah pada keluar kelas, Viona dan Jei pun tampak menyaksikan kejadian ini. Mereka berdiri tepat disamping bu Kinan.

"Typo bu, maksudnya tadi nemenin" Deon tampak menyengir mengucapkannya.

"Sudahlah, capek saya ngurusin kalian. Yang ada jadi tua saya." bu Kinan melenggang pergi begitu saja.

Dirgantara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang