35

23 1 0
                                    

Viona berdiri di pembatas pagar lantai dua, dengan dua tangan yang disilangkan depan dada, menatap kericuhan yang dibuat oleh sang kekasih.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Dirga terus-menerus meninju samsak yang disediakan Pak Maul dalam olahraga kali ini.

"Dirga you look so hot!"

"Aw! Kapan gilirannya babang Juna?"

"Can't wait Dirga putus sama Viona"

Viona memutar bola matanya malas, kelasnya kedapatan jam kosong alias freeclass , karena mendengar suara ricuh ia pun kedepan dan melihat kelas kekasihnya tengah berolahraga.

Dengan memakai kaos putih polos dan celana training MP tampak mencetak jelas otot-otot perut dan lengan Dirga. Diantara yang lain hanya Dirga dan Deon lah yang tak taat aturan, kedua orang itu sama-sama memakai kaos putih.

"Lumayan, cuci mata." Ucap Ale yang berdiri tepat di samping Viona.

Viona menghela napas, "Zina mata!" Ia lantas melenggang memasuki kelas dan meninggalkan Ale yang menghentakan kaki kesal.

Pandangan Viona tertuju pada pojok kelas, disana ada Jei yang tengah membaca buku pelajaran dalam diam.

Tak ada satu pun orang yang mau mendekat kearahnya, entahlah Viona merasa menjadi penjahat karena sudah membuat gadis itu jadi seperti ini, padahal jika diteliti lebih lanjut, Jei lah yang salah.

Krett..

Bangku disebelah Jei berbunyi dan bergeser pertanda ada seseorang yang mendudukinya.

"Jei, apa kabar?" Basa-basi Viona membuka obrolan.

"Udah lama kita gak saling bicara, Jei."

Tak ada jawaban dari Jei, gadis itu tetap pada posisinya membaca buku dan tak melirik sedikitpun kearah Viona.

Viona menipiskan bibirnya, "Gue pengen sudahi semuanya Jei, kalo lo bener-bener marah sama gue, gue minta maaf. "

"Kenapa lo minta maaf atas kesalahan dari bokap lo?" Akhirnya Jei membuka suara.

"Terus kenapa lo nyelakain gue atas kesalahan papi gue?" Tanya Viona, Jei menutup buku pelajarannya rapat-rapat dan menatap lekat Viona.

"Jei, gue gak mau berdebat apalagi berantem sama lo. Tapi, bisa gak kita jadi kayak dulu lagi? Atas semua kecelakaan kecil yang udah lo perbuat, gue bakal maafin itu."

"Maafin kata lo? Haha, lucu Vi. Bahkan gue aja gak ada sedikit pun ngerasa bersalah setelah ngelakuinnya."

"Minggir!"

Jei bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas meninggalkan Viona ditempat.

"Gue gak pantes jadi temen lo lagi." Batinnya hingga air mata lolos dari pelupuk matanya.
••

"Cinta itu buta dan tuli, tak melihat tak mendengar." Nyanyi Deon.

"Namun kenapa kamu nolak aku, terus jadian sama yang ganteng.." Lanjut Jaff mengaransemen lagu sesukanya.

"Siapa Jaff? Ale?" Tanya Viona kepo, Ale lantas menyikut lengan Viona.

"Iya."

"Salah lo sendiri, dulu gue kasih kesempatan buat milikin gue tapi lo nya main-main. Sekarang gue udah jadi milik orang yang bener-bener tulus, lo uring-uringan!" Ucap Ale.

Mereka semua kini berada di rumah Deon, MP mengadakan rapat untuk guru-guru jadilah mereka pulang cepat.

Tak menampik lagi Ale telah punya kekasih, anak kelas 12 IPA 1 Elvan namanya.

Dirgantara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang