46

21 4 0
                                        

Seorang gadis berseragam MP baru saja turun dari angkutan umum dan berjalan seorang diri menuju sebuah gang yang sepi, ia Violet. Sepulang sekolah ia langsung saja pulang kerumah, tak terbiasa untuk sekedar nongkrong dan sebagaimana anak remaja biasanya.

Violet bersenandung kecil menyesuaikan dengan iringan langkahnya.

Gadis itu tiba-tiba menengok kebelakang dengan cepat. Ia merasa ada seseorang yang mengikutinya, namun ia tak mendapati siapapun disana.

Violet lantas kembali berjalan dengan sedikit cepat namun seseorang membekap mulutnya hingga pandangannya menggelap.
••

Violet mengerjapkan matanya, ia meringis kecil kala merasa pening dikepalanya.

"H-h gue dimana?" Gumamnya melihat bangunan yang kumuh saat ia membuka mata.

Ia menggerakan badannya, tak bisa.

Badan gadis berambut pirang itu terikat disebuah kursi usang. "TOLONG!!" Jeritnya.

"TOLONG!!"

Ia tetap berusaha melepaskan diri dari ikatan tapi gagal.

"HEH!"

Gadis itu terlonjak kala mendengar suara bariton seorang lelaki. Benar dugaannya ia diculik.

Terlihat seorang lelaki tua gendut serta dua orang lelaki juga dibelakangnya.

"K-ka-kalian siapa?!" Tanyanya gugup.

Badan gadis itu gemetar, ketakutan.

"LO JAGOAN KAN!" Ucap lelaki gendut itu.

Violet mengerjapkan matanya, jagoan katanya?

"T-tolong lep-asin."

"GAK USAH PURA-PURA LO! LO ITU KETUA GENG KAN?!"

"G-geng ap-a?" Balas Violet tergagap.

"MORIR."

"M-moirri? Apa itu, g-gue gak tau."

"Boong itu boss. Sikat aja dia pasti bakal ngaku juga nanti." Ujar lelaki dibelakang si gendut.

Plak!

Lelaki gendut itu pun menampar pipi mulus Violet hingga kepala gadis itu tertoleh kesamping.

Plak!

Plak!

Plak!

Tak hanya sekali namun lebih, hingga bibir gadis itu mengeluarkan darah dan terdapat jejak merah di pipinya.

" Hiks.. S-sakit. K-enpa gue di-pukul? Hiks.. "

Violet menangis, gadis itu ketakutan.

Bugh!

Brak!

"AAAAA!!" Jerit Violet kala bagian perutnya ditendang hingga kursinya membalik dan terjatuh.

Kepala gadis itu membentur lantai, untungnya tak mengeluarkan darah.

"Hiks.. Hiks.. "

Violet menangis dan juga berupaya menguatkan dirinya agar tak pingsan. Sungguh rasanya kepalanya ingin pecah.

Ia melihat si lelaki gendut mengangkat telfon lalu setelahnya ketiga lelaki itu pergi meninggalkan nya dalam keadaan berbaring dan masih terikat di kursi usang.

Gadis itu berusaha bangkit tapi tak bisa, ia lantas menangis dengan kencang dan melirih meminta tolong.

" Hiks.. Hikss, t-tol-ong. Hiks.. "

Dirgantara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang