23

45 11 2
                                    

Tampak seorang lelaki dengan tubuh penuh memar yang sedang menatap tajam poto keluarga besarnya, tertera tulisan Mahesa Family. Dia Allan si ketua geng morir yang tadi sore dikeroyok oleh dark yang diketuai oleh sepupunya sendiri, Dirga.

Bukan tanpa alasan Dirga mengeroyoknya tapi sebenarnya ini salah Allan yang tiba-tiba mengeroyok salah satu anggota dark tanpa sebab.

Allan menonjok tembok tepat disamping poto itu, "Bangsat!" lalu ia kembali menatap tajam pada poto itu, tepatnya pada wajah tampan seorang lelaki. "Awas lo. Dirga!" desisnya tajam.
••

"Salahkah hati ku, jatuh hati pada dirimu
Oh tuhan, ternyata hanya tak mungkin kan tersatukan
Kita adalah ketidakmungkinan yang selalu ku semoga kan
Ditemukan namun salah

Cinta menyatukan kita yang tak sama
Aku yang mengadah dan tangan kau genggam
Berjalan salah, berhenti pun tak mudah
Apakah kita salah? "

"Berisik Deon!" ucap Dirga pada sahabatnya itu. Kelas Dirga tengah jamkos jadi isinya adalah para makhluk absurd yang tengah menggabut. Dan Deon, dengan suara pas pasan nya nekat nyanyi.

"Yee Dirga, lo mana paham rasanya jadi gua, mencintai seseorang yang tak bisa dimiliki." Ucap Deon.

"Halah gaya lo cinta-cintaan, duit kredit motor aja masih dikasih emak lo." Ejek Gino. Yang diikuti gelak tawa dari yang lainnya.

"Emang siapa sih yang lagi lo cintai?" Tanya Jaff kepo.

"Anak MP juga?" Tanya Dirga, MP singkatan dari SMA Merah Putih.

Deon lantas mengangguk.

"Kakak kelas? Adek kelas? Seangkatan apa gimana?" Cecar Gino.

"Seangkatan." jawab Deon.

"Kelas mana?" Tanya Jaff.

"Yee kepo lo pada!" Ucap Deon melirik sinis teman-temannya.

"Lagian ya yon, gua rasa muka lo tuh lumayan, masa sih ngedapetin cewek satu saja gak bisa." Ejek Jaff.

"Lumayan your head muka gua emang cakep kali" Ucap Deon menyisir rambutnya kebelakang.

"Najis!" Cicit Arjuna.

"Apa perlu bantuan gua kah buat naklukin hati perempuan" Jaff menaik turunkan alisnya, jangan lupakan ia adalah playboy kelas kakap di MP ini.

"Mau lo ngebantuin gua make jurus apapun, tetep gak bakal bisa gua milikin dia. Karena kita seamin tapi tak seiman, gua sholat jum'at dia jum'at agung. Tasbih ditangan gua dan kalung salib dilehernya." Ucap Deon mendramatiskan suasana.

"Oh gitu" Gino tampak mengangguk-angguk mendengarnya. Lalu Gino terpikirkan sesuatu ia tampak menyatukan kedua alisnya, lalu menjentikan jarinya.

"LO LAGI SUKA SAMA JEI KAN YON?!" Teriak Gino membuat semua anak kelas Dirga menatap kearah mereka. Deon tampak gelagapan dibuatnya.

"TUH KAN DUGAAN GUA BENER HAHAH!"

"WOI DEON SUKA SAMA JEI WOI!"

"BERITA BAGUS WOI! DEON SUKA SAMA CEWEK!"

Teriak Gino bak orang gila. Sedangkan Deon tampak memasang wajah kesal, menahan malu.

"WOI MONYET, DIEM NAPA!" teriak Deon tak kalah kencang sedangkan yang dipanggil hanya tertawa terbahak-bahak.

"Malu gua anjing! Gak ada akhlak bener lo jadi temen." Ucap Deon dengan muka yang sudah memerah, salting heh?

"Dih, punya malu tah lo?" Tanya Gino.

"Punya lah ogeb, kemaluan aja gua punya." Balas Deon yang diiringi gelak tawa sekelas.

"Goblok!" Jaff memukul bahu Deon kencang.

"Demi apa yon?" Tanya Arjuna.

"Eng-nggak enggak. Ngadi-ngadi aja Gino tuh" Elaknya. Sedangkan yang lain hanya berpura-pura percaya saja, biar yang bohong seneng.

Sedangkan disisi lain.

Hari ini kelas Viona kedapatan jam olahraga, tapi ia tengah duduk santai dipinggir lapangan. Tak ikut kelas dengan alasan ia masih sakit, diizinkan? tentu sajalah, ia kan murid kesayangan semua guru di MP.

Ia menatap bosan pada teman-temannya yang tengah bermain basket. Materi kali ini tentang bola basket, bola yang ditemukan James Naismith pada Desember 1891 itu tengah di praktikan oleh teman-temannya.

Ia tak berani bermain ponsel, walaupun ia sedang tak dalam pengawasan sang guru tapi tetap saja ia menghormati peraturan sekolah dimana saat jam pelajaran siswa dilarang bermain ponsel.

Viona kembali menghela napas kasar. Namun tiba-tiba ia menangkap siluet lelaki yang bermata tajam tengah berjalan kearah guru olahraganya.

Ah itu Revan, Viona lantas teringat kalau jam olahraga Revan kali ini diambil alih oleh guru olahraga yang sama dengannya, karena suatu alasan.

Tiba-tiba semua murid yang tadi tengah bermaij basket dihentikan,entah akan ada apa Viona tak tahu, murid lain terlihat beranjak dan duduk dipinggiran lapangan seperti Viona tadi.

Tampak Jei, Ale dan Olif berjalan kearah Viona dan duduk disebelahnya.

"Ada apaan?" Tanya Viona.

"Revan ngajak tanding basket sama anak kelas kita." Jelas Ale.

"Terus dibolehin sama pak Maul?" Tanya Viona yang dibalas anggukan dari Ale.

Pertandingan pun dimulai. Bola basket didominan oleh Revan, tim lawan. Terlihat Revan tampak memperlihatkan skill bermainnya yang harus diacungi jempol.

Teman-teman kelas Viona dan yang lainnya berteriak histeris, walapun bukan pertandingan resmi tapi tetap saja, seru dan tak enak jika harus dilewati begitu saja. Apalagi ini menyangkut kelas mereka.

Pencetak skor pertama adalah tim lawan, yang artinya kelas Revan, dan Revan sendiri lah yang memasuki bola dalam ring.

Terlihat dari lantai dua seorang lelaki dengan empat orang temannya disampingnya tengah menatap kebawah, tepatnya pada seorang gadis yang tak memakai seragam olahraga. Gadis yang baru beberapa hari lalu kepalanya tertimpa pot, Viona.

Lelaki itu Dirga. Ia marah, ia cemburu, ia merasa panas melihat kekasihnya menatap kagum dan tak berpaling sedikitpun dari laki-laki kelasnya dan kelas Revan yang tengah saling bertanding.

"Ikut gua!" Ucap Dirga pada keempat temannya. Teman-temannya hanya mengangguk dan mengikuti Dirga, turun kelantai satu tepatnya ke lapangan dan berdiri ditengah lapangan membuat heran murid MP yang menonton.

"Ada apa Dirga?" Tanya pak Maul mendekat. Siapa yang tak kenal Dirga? Ayahnya merupakan donatur terbesar di MP dan dirinya yang memiliki wajah tampan tapi selalu melanggar aturan.

"Saya dan teman-teman saya mau tanding basket sama dia!" Tunjuk Dirga pada Revan, membuat keempat temannya melongo.

"Serius Dir? Gua gak bisa maen basket anying" Deon terlihat histeris, pasalnya ia hanya bisa berkelahi saja dan bermain futsal. Tidak untuk basket.

"Dir jangan aneh-aneh dah lo" Ucap Gino. Walaupun ia bisa tapi kaget dong tiba-tiba diajak main, mana lawannya si Revan dan ditonton dua kelas secara langsung.

Tbc..




maap gantung ya hihihi ❤

Dirgantara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang