Violet memandangi anggota dark yang sekelas dengannya satu persatu. Jam sudah menunjukkan pukul 15.00 yang artinya waktu pulang telah tiba.
Seharian ini ia tak melihat Dirga memasuki kelas, hanya Sera, Deon, Arjuna, Jaff dan Gino.
"Sei!"
Panggilnya pada seorang gadis yang berada ditengah-tengah ke empat lelaki itu.
Tepat sebelum mereka keluar kelas.
Sera berbalik lalu mendengus sebal melihat cewek freak ini.
"Apa?!" Tanyanya judes.
Deon terkekeh mendengarnya lalu berujar pada yang lainnya agar menunggu Sera di parkiran saja.
"G-gue boleh nanya gak, sama lo?" Tanya Violet ragu-ragu.
"Nanya apa sih?! Cepetan gilak, gue ditinggal yang lain nanti!" Balas Sera tajam.
Melihat Sera yang terlihat marah, Violet pun mengurungkan niatnya, "E-enggak jadi deh."
"Gue tau nih. Lo pasti mau nanya soal Dirga kan?!"
"Ee-iya, sih."
"Centil! Dirga gak sekolah, dia ada urusan."
"Urusan apa Sei?"
"Yang pasti bukan urusan lo!"
Setelah mengatakan itu Sera pum berlalu begitu saja. Violet menghela napas, apa Sera tak capek teriak-teriak saat bicara dengannya tadi?
Sementara si lelaki yang seharian ini membolos, tengah berada diruang inap Viona.
"Kamu makan dulu sayang, biar cepet sembuh." Ujar Dirga dengan membawa piring.
"Vii, makan ya." Pintanya kala sang gadis tetap pada posisinya enggan mengiyakan.
"Huft! Kamu nih! Yaudah iya aku makan." Balas Viona.
Dirga terkekeh lalu menyendokan nasi dan menyuapi kekasihnya itu.
Cklek...
Pintu ruang rawatnya terbuka, menampilkan Gita disana.
"Vio, Mami pergi dulu ya. Ada client mau ketemu. Nanti Papi kesini, oh ya Dirga jagain Viona ya." Ucap Gita.
"Siap Tante." Jawab Dirga.
"Bawain Viona martabak ya Mi. Lagi pengen makan yang manis-manis nih." Pinta Viona yang diangguki oleh Gita walaupun Gita rada lier, mana ada sih martabak siang bolong begini.
"Liat aku aja, manis." Seru Dirga membuat Viona langsung menoleh padanya.
"S-sejak kapan Dir, kamu jadi narsis gini." Ucapnya terkekeh.
Gita yang melihatnya hanya tertawa kecil lalu pergi dari sana.
"Kamu gak macem-macem kan selama aku gak ada?" Tanya Viona.
Dirga menggeleng, ia hanya fokus menyuapi kekasihnya itu bukan membalas perkataannya.
"Awas aja kalo kamu macem-macem. Aku putusin langsung."
Dirga mengangguk meresponnya.
"Kamu mah, diem aja. Jawab ihh." Kesal gadis itu, serasa bicara dengan patung.
"Iya, sayangg. Kamu makan dulu, jangan kebanyakan ngomong!" balas Dirga sengit.
Cklek...
"Udah kek anak bayi aja lo Vi, disuapin segala." Seru Jaff membuka pintu ruang inap Viona lalu duduk disofa yang tersedia diikuti yang lainnya.
Pintu ruangannya ia biarkan terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara ✔
Roman pour Adolescents[ PART AWAL MEMANG TIDAK JELAS KARENA SAYA BELUM MENGERTI BAHASA KEPENULISAN, SILAHKAN BACA HINGGA PART AKHIR ] "Jika harus melepasmu, aku ingin melepasmu baik-baik. Seperti awan yang melepas hujan." 🚫 cover edit by me 🚫 cerita tidak jelas 🚫 baha...