Sesuai dengan perkataan Deon tempo hari, Dirga pun kini merealisasikannya. Mereka tengah dalam perjalanan menuju Villa Romi Mahes di Bandung.
Di mobil pertama ada Dirga yang menyetir, Viona disampingnya lalu dibagian belakang ada Deon, Jei dan Sera.
Dimobil satunya lagi ada Arjuna yang mengemudi lalu dijok tengah ada Jaff dan Ale, jok belakang ada Gino dan Olif.
Membuat Arjuna berdecak malas, sudah seperti sopir dirinya. Dengan gesit lelaki berwajah datar itu menginjak pedal gas dan mendahului mobil Dirga lalu melaju dengan kecepatan tinggi.
"Anjjjjj Jun! Gue gak mau mati muda, elah." Gerutu Jaff yang kaget.
"Iri bilang ngab. Makanya punya pacar." Timpal Gino, membuat Arjuna makin menaikan laju mobilnya.
"Anjing Gino jangan bilang gitu, tuh iblis nanti malah makin jadi." Balas Jaff.
"Juna, lo bawa empat nyawa ya, gak lo dewek!" Ucap Ale, kesal.
"Berisik!" Balas Arjuna singkat.
Sementara dimobil Dirga, mereka semua terkekeh melihat mobil Arjuna yang berlalu dengan cepat.
"Gue rasa, Juna kesel tuh mereka pan pada bucin." Seru Deon.
"Nanti pulangnya gue disana aja, nemenin Juna." Seru Jei membuat Deon menoleh dengan cepat pada gadis itu.
"Gak. Lo disini aja, nanti mobil ini sepi." Balas Deon.
Posisi duduk mereka ialah, Deon berada ditengah-tengah Sera dan Jei. Busettt menang banyak.
"Paham kok gue Yon, paham. Biar gue aja nti yang nemenin Juna. Tau kok gue, lo nyuruh gue pegi kan." Ucap Sera membuat Deon mencibir.
"Lo juga ngapain kali ikut-ikutan dimobil Dirga." Balas Deon.
"Udah-udah. Kalian bacot banget sih!" Kesal Viona lantaran music yang ia dengar dari earphone jadi tak jelas lantaran suara mereka.
"Diem deh lo Vi. Gak liat apa kita kesempitan gini." Balas Sera, tak tau diri. Heh, sudah numpang.
"Badan lo tuh yang gede. " Ucap Deon.
"Ngelunjak. Lo itu yang harusnya duduk di belakang, lo cowok. Ngotak Deon goblok!" Balas Sera tak mau kalah.
"Udah diem kalian bedua sama-sama gendut." Lerai Jei mulai terpancing keributan mereka.
"Kok lo ngotak sih Jei?!"
"Ya udah biar adil gue juga gendut."
"Deon ini yang harusnya dimusnahkan dari bumi."
"Tau tuh, cowok jugaan."
"Kok lo jadi belain Sera sih Jei! Lo tim gue apa tim cewek cabe ini?!"
"Jei kan cewek ya belain gue lah!"
Viona jengah mendengarkan obrolan bacot mereka, ia melepas earphone lalu menyimpannya dan memandang kearah Dirga yang tengah fokus mengemudi, tak menghiraukan bacotan tiga bacot itu.
Dirga yang menyadari arah pandang Viona pun menengok singkat lalu tangan lelaki itu membawa kepala sang gadis untuk disandarkan pada bahunya.
Viona tersenyum dan menggenggam tangan Dirga yang menganggur.
Tiga orang beda jenis dibagian belakang mulai berhenti mengoceh dan mendengus sebal melihat pemandangan didepan mereka.
"Anjing!" Umpat Deon lalu mulai memejamkan mata, berniat tidur.
"Sialan emang Vio. Gak tau apa gue jomblo."
"Eh Deon gak usah tidur lo, ntar ngiler lagi. Iler lo bau!"
"Kek lo enggak aja, jablay!"
Nah kan, mulai lagi.
••Akhirnya, setelah perjalanan selama kurang lebih empat jam mereka semua telah tiba di Villa.
Brak!
Bruk!
Brak!
"GILAKK SEGER BANGET BOYY!!"
"Biar kek orang-orang tiktod, POSITIF VIBES BANGET GUYS!!"
Itu adalah teriakan dua spesies langka dibumi, Deon dan Jaff sesaat setelah turun dari mobil.
"Bantuin anjing. Malah teriak-teriak kek monyet!" Seru Gino yang tengah mengeluarkan barang-barang mereka dari dalam bagasi.
"Tau nih Jaff, malu-maluin aku aja." Seru Ale yang tengah menggendong tas punggungnya.
Jaff terkekeh lalu mereka berdua itu membantu membawa barang-barang masuk kedalam villa.
"Disini kamarnya ada delapan, bebas kalian mau pilih kamar yang mana. Asalkan jan nyampur sama yang cewek." Ucap Dirga.
"Yahh, gak bisa tepe-tepe." Seru Jaff membuat Ale memukul lengan lelaki itu.
"Istirahat ya, ntar malam kita kan mau bbq." Ujar Viona yang diangguki mereka semua.
Mereka lantas bergegas menuju kamar mereka masing-masing. Viona sekamar dengan Jei, gadis itu enggan untuk sendiri walaupun masih ada kamar kosong. Dan sudah pasti Dirga menepati kamarnya sendiri.
••Malam dingin itu tak sedingin suasana di Villa milik Romi Mahes. Keadaan halaman belakang Vila yang berada dipuncak itu terasa hangat.
"YA AMPUN GANTENG BANGET GILAK, COWOK GUEE!!" Pekik Sera memandangi layar ponselnya.
Deon mendekat, " Dasar fans karbitan! Nonton bola kalo ada yang gud luking aja!" Serunya.
"Ya suka-suka gue, reseh lo!"
"AAAAAA, ter-Arhan-Arhan nih gue jadinya. Kenapa ganteng banget sih, ihh!"
"Udah punya pacar belum ya?"
"Mau gak ya dia sama gue."
"Sera halu banget sih lo, dia tau lo napas aja kagak!" Timpal Ale yang tengah membantu Jaff memanggang sosis.
Sera mencebik, ia tetap fokus menggulir layarnya melihat konten tiktod berisi pesepak bola yang tengah viral dengan lemparan jauhnya itu.
"Bantuin, Se!" Pinta Olif sembari mengoleskan mentega pada sosis dll.
"Ck! Emang pada gak bisa liat gue seneng ya lo pada! " Kesal gadis itu lalu bangkit dan mulai mendekat pada mereka.
Viona menggelengkan kepalanya pelan. Tiba-tiba dihadapan gadis itu ada semangkuk sosis yang sudah siap.
"Buat aku?" Tanyanya, yang diangguki oleh Dirga.
"Thank youuu. " Gadis itu langsung saja mengambilnya satu yang langsung ia kunyah.
"Kamu mau?" Tawarnya pada Dirga.
"Aaa." Lelaki itu membuka mulutnya dan Viona pun memberikan suapan padanya.
" I love you Vi.." Seru Dirga setelah menelan habis makannya.
"I love me too. "
"Vi."
"Iya-iya, i love you too."
Sudut bibir lelaki berwajah datar itu pun melengkungkan senyum manis.
"Ilipyi pi, ilipyiti. Najis!" Ejek Deon yang mendengar obrolan dua sejoli itu.
"Jomblo diem aja ya, dilarang komen." Balas Viona tak kalah.
End
Pokoknya end gys, aku g pntr buat kata-kata mutiara.
I know crita ini jau dari kata smpurna :)
Hppy newyear y gyss wkwk late, slmt jg utk timnas Indo atas runer-up ny.
Garuda di dadaku, Dirga dihatiku lah masa kamu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara ✔
Teen Fiction[ PART AWAL MEMANG TIDAK JELAS KARENA SAYA BELUM MENGERTI BAHASA KEPENULISAN, SILAHKAN BACA HINGGA PART AKHIR ] "Jika harus melepasmu, aku ingin melepasmu baik-baik. Seperti awan yang melepas hujan." 🚫 cover edit by me 🚫 cerita tidak jelas 🚫 baha...