Uhuy! Biar kayak cerita-cerita orang yang udah sampe ber m m m kita kasih part spesial pake kacang kek martabak buat couple yang jarang berinteraksi.
Jeng jeng jeng, silahkan dibaca. Maapya gajeee.
••Dua gadis berseragam sekolah MP tampak berjalan kearah gerbang, jemari mereka saling bertauatan menandakan kalau mereka merupakan seorang sahabat.
Disatu sisi ada gadis dengan rambut hitamnya yang terurai indah, dan disisi lain ada gadis berkepang dua. Viona dan Olif. Mereka berdua baru selesai melaksanakan piket kelas alhasil mereka pulang lebih lambat dari biasanya.
"Lo balik naik apa Lif?" Tanya Viona dengan tangannya yang sibuk mengetikan pesan pada ponselnya.
"Nunggu angkot aja deh, sopir Olif pulang kampung." Jawab Olif.
"Oh? Gitu. Nebeng Gino aja lo Lif. Sayang duit lo kalo naik angkot."
"Enggak deh Vi, Olif gak mau ngerepotin Gino."
"Eum.. Kalo gitu lo tungguin gue sampe Dirga dateng gih ya. Gimana? Nanti gue sama Dirga nungguin lo juga sampe ada angkot yang lewat." Senyum jahil Viona terpampang jelas diwajah manisnya. Polosnya Olif tak mengetahui apa yang tengah direncanakan oleh Viona.
Olif tampak mengangguk, mereka berdua pun berjalan dengan tangan yang kembali bertautan kearah halte MP dan duduk disana.
Tin.. Tin..
Deru suara motor dan klakson motor bersahutan jadi satu, membuyarkan obrolan ringan antara Viona dan Olif.
"Kenapa Vi? Kok lo nyuruh gue kesini?" Tanya Gino tepat saat ia turun dari motornya.
Dirga tampak berjalan dibelakang Gino mulai menyerahkan helm pada kekasihnya, Viona.
"Anterin Olif pulang gih." Ucap Viona enteng membuat Olif kaget, belum sempat Olif membuat protes tapi Viona sudah lebih dulu memotongnya.
"Eng—"
"Gih sana anterin dia pulang, kesian gak dijemput Olif. Kalo naik angkot nanti dia diculik lagi mana polos-polos begini. Inget ya jangan ngebut-ngebut bawa motornya. Awas aja gue potong gaji lo!" Ucap Viona sembari memakai helm pemberian Dirga.
"Dih, memangnya gue gojek apa." Balas Gino. Membuat Olif merasa bersalah.
"Gak usah Gino, maaf ya. Udah Vio, Olif gak apa kok naik angkot aja." Ucap Olif. Membuat Gino yang kali ini merasa bersalah.
"Eh-ehh enggak gitu Olif. Gak papa kok, ayok sini gue anter lo pulang." Ujar Gino menggenggam tangan Olif dan membawanya kearah motor.
"Huu dasar, yang satu gak mau berjuang yang satunya gak peka." Teriak Viona.
"Udah, jadi mak comblangnya?" Tanya Dirga. Membuat Viona terkekeh mendengarnya.
"Udah kok, kenapa? kamu cemburu sama Gino?" Ledek Viona.
"Dia bukan saingan aku kali. Liat muka dia ganteng juga gantengan aku." Balas Dirga pede.
Skipppp. Mari kita balik ke Gino Olif karena ini part special mereka.
Sepanjang perjalanan Olif mati-matian menahan rasa ingin memeluk. Kenapa? Jujur ini kali pertamanya Olif naik motor, hahahaha memang beda ya orkay mah. Ia takut jatuh, mana motor Gino tinggi banget.
Gino melirik kearah kaca spionnya, menampilkan wajah Olif yang cemas, ia menaikan satu alisnya dibalik helm fullface yang ia kenakan.
"Kenapa Lif?" Ujarnya yang tentu saja didengar Olif dengan kurang jelas karena suara yang terbawa angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara ✔
Teen Fiction[ PART AWAL MEMANG TIDAK JELAS KARENA SAYA BELUM MENGERTI BAHASA KEPENULISAN, SILAHKAN BACA HINGGA PART AKHIR ] "Jika harus melepasmu, aku ingin melepasmu baik-baik. Seperti awan yang melepas hujan." 🚫 cover edit by me 🚫 cerita tidak jelas 🚫 baha...