Dirga duduk di depan ruang tunggu sebuah rumah sakit, pakaiannya masih penuh dengan bercak darah Viona.
Disebelahnya ada Arjuna dan Deon, Gino dan Jaff tengah mengikuti polisi yang membawa Allan untuk ditindaklanjuti.
"Dirga, sayang. Kamu gak papa?" Amel datang terburu-buru mengamati keadaan anak bujangnya dengan menenteng paper bag berisi baju untuk Dirga.
"Gak, Ma." Jawab Dirga.
Amel menghela napas pelan, "Viona gimana?" Tanyanya.
"Dokter masih berusaha ngeluarin pelurunya."
"Papa mana?" Lanjut Dirga.
"Papa di kantor polisi sama Om dan Tante kamu, Allan lagi dimintai keterangan lebih lanjut kenapa berani ngelakuin ini."
"Aku minta keadilan!"
"Iya sayang, itu pasti. Gak seharusnya anak seusianya berani make senjata api apalagi sampe nyelakain seseorang.
"Rafa?"
"Dia lagi jemput Oma di bandara, Oma langsung pengen ke sini pas denger kabar kamu dan Allan lagi dalam bahaya." Jelas Amel.
Omanya itu pasti sangat terkejut mendengar berita buruk ini. Cucunya saling bermusuhan dan sampai ingin menghilangkan nyawa.
"Gimana? Apa kamu udah kasih tau orang tua Viona?" Tanya Amel.
"Belum."
"Sayang, kamu harus kasih tau mereka. Bagaimana pun mereka juga orang tua Viona, mereka pasti khawatir."
"Jun, Yon. Tolong kasih tau orang tua Viona." Perintah Dirga, Amel hanya menggelengkan kepala melihat anaknya yang seenak jidat menyuruh orang lain.
"Oke, kita coba hubungin."
Arjuna dan Deon pun tampak mengotak-atik ponsel mereka mencoba menghubungi orang tua Viona.
"Cucu oma..." Ucap seorang wanita lanjut usia yang duduk di kursi roda dengan didorong oleh Rafa.
"Apa yang terjadi?" Tanya Laras dengan lemah dan menahan isak tangisnya.
"Oma, Allan. Mencoba bunuh Dirga dengan jadiin pacar Dirga tawanan!" Ujar Dirga dengan mencoba menahan amarah.
Hei tak mungkin kan ia memarahi neneknya sendiri.
"Kenapa—"
"Dir!" Gino dan Jaff datang sambil berlarian mendekat kearah Dirga berada.
"Eh Tante, Oma." Ucap Gino kemudian menyalami kedua wanita itu diikuti dengan Jaff.
"Allan berhasil diintrogasi, dia ngelakuin hal ini dengan alasan gak mau Dirga jadi pemegang saham terbesar MCG. Makanya kalo semisal Dirga mati eh salah meninggal dia yang jadi pewarisnya." Jelas Jaff.
Laras mulai terisak ditempatnya, hanya perkara saham itu ternyata.
"Heh, Sialan! Cuma masalah saham sampe bikin Viona sekarat gini?!" Ujar Dirga menggebu-gebu.
Ia tak habis pikir, seserakah itu kah?
"Dia terancam penjara 20 tahun untuk tindak pidana percobaan pembunuhan. Dan orang tuanya pun mengijinkan polisi memenjarai dia, orang tua Allan gak mau ngasih uang jaminan walaupun tadi Allan sempet ngamuk sama mereka." Lanjut Jaff.
"Vionaaa! Anak ku!" Teriakan seorang wanita bersama dengan pria yang berjalan terburu-buru menuju ke depan ruangan tempat Viona berbaring.
"Apa yang terjadi sama anak saya? Hah?!" Tanya Ricko, terpancar raut marah di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara ✔
Teen Fiction[ PART AWAL MEMANG TIDAK JELAS KARENA SAYA BELUM MENGERTI BAHASA KEPENULISAN, SILAHKAN BACA HINGGA PART AKHIR ] "Jika harus melepasmu, aku ingin melepasmu baik-baik. Seperti awan yang melepas hujan." 🚫 cover edit by me 🚫 cerita tidak jelas 🚫 baha...