9

63 11 1
                                    

Tepat saat bel istirahat berbunyi segerombolan siswa siswi berlarian disepanjang koridor berniat untuk mengisi perut mereka yang kosong sehabis belajar, terlihat kantin sangat penuh dan sesak

"Permisi air panas" ucap Jei menyerobot masuk kedalam kantin

"Biasa aja dong mba"

"Emangnya ni kantin punya nenek moyang lo"

"Songong banget jadi cewe"

Begitulah kira-kira ucapan anak Merah Putih tak kala mendengar suara Jei, Jei yang mendengar nya pun hanya memutar bola matanya malas, dengan cepat Jei makin masuk kedalam kantin bersama Viona, kali ini mereka hanya berdua karena Ale dan Olif sedang tak ingin makan katanya

"Vio awas!" karena Viona yang tak memperhatikan apa yang ada didepannya alhasil ia menumbur salah satu siswa yang sedang membawa nampan berisi makanan untungnya makanan tersebut tak jatuh tapi Viona yang jatuh

Grep!

Terlihat sepasang tangan kekar menopang berat badan Viona, sejenak Viona hanyut dalam tatapan tajam milik sang empunya tangan, tatapan asing tapi akrab itu seolah membuat Viona enggan mengalihkan pandangannya

Viona tersadar dari lamunannya dan segera menegakan badannya, menatap sekelilingnya yang ramai siswa berlalu lalang

"Lo gapapa?" tanya lelaki bermata tajam tersebut

"Ga-papa makasih ya Revan" ternyata Revan, lelaki yang saat itu diberi nasi goreng oleh Viona di kantin karena takut maghnya kambuh

"Lain kali hati-hati" ucapnya mengusap surau hitam Viona dan berlalu pergi dengan tangan yang dimasukan kedalam saku celananya

"Oh my god, he look so perfect" ucap Jei memandang punggung tegap Revan yang semakin menghilang dari penglihatannya

"Apaan sih lo bukannya nolongin gua malah bengong aja" jengah Viona menatap Jei yang masih terpesona dengan Revan

"Gimana vi?" alis Jei naik turun menatap Viona

"Gimana apanya" Viona terlihat jengah dengan pertanyaan aneh Jei

"Di peluk cogan" Jei memasang wajah menyebalkan nya yang dibalas lirikan tajam dari Viona

Saat berjalan menuju meja kosong Viona dan Jei berpapasan dengan Sera yang sedang membawa jus ditangan kanannya dan handphone keluaran terbaru di tangan kirinya, tiba tiba jus tersebut ditumpahkan ke baju Jei dengan sengaja

"Ups sorry but, gua gak sengaja" ucap Sera enteng

"Lo buta?" teriak Jei tak terima

"Tinggal dibersihin aja dong gak usah make marah-marah" ucap Sera datar

"Gimana gua gak marah baju gua kotor-...

" Baju gua juga kotor kemarin" belum sempat Jei menyelesaikan ucapannya Sera terlebih dahulu memotongnya

"Sera lo apa apaan sih? dendam sama masalah kemarin?" ucap Viona jengah

"Kalo iya kenapa?" tantang Sera

"Lo!" Sera menunjuk Jei dengan jarinya "Masih punya uang kan buat beli baju baru, atau perlu gua yang bayar tagihan baju lo di koprasi sekolah?" seolah membalikan ucapan Jei kemarin Sera berkata sambil tersenyum mengejek pada Jei, belum sempat Jei membalasnya Sera sudah melenggang pergi meninggalkan kantin

"ish tuh anak bener bener nyebelin ya" ucap Jei menghentakan kakinya

••

"Kamu udah pulang Vi" ucap mami Gita pada Viona tak kala melihat Viona datang

"Iya mi, mami tumben udah pulang jam segini" tanya Viona heran

"Mami pulang istirahat makan siang, pengen makan dirumah bareng kamu, nih mami beliin makanan, kita makan yuk" ajaknya sembari menyiapkan piring diatas meja

Terisi obrolan ringan antara anak dan ibu yang sedang makan siang diruang makan rumah mereka

"Oh ya Vi, Sera kemana kok mami udah lama ya gak liat dia main kesini" tanya mami Gita, Viona gelagapan bingung harus menjawab apa

"Kan Vio sama Sera beda jurusan, beda kelas juga, Vio IPA Sera ngambil IPS jadi kami sibuk masing-masing mi, tapi masih sering main kok kalo ketemu disekolah" ucap Viona berbohong

"Bagus lah kalo gitu, kalian itu dari kecil, dari tk udah main bareng terus jadi mami ngerasa kehilangan aja kalo Sera ga ada" ucap mami Gita

••

Nomor tidak dikenal
• hai vi

° siapa ya?

•gua revano
•save nomor gua ya
•maaf kalo lancang, gua dapat nomor lo dari Jei

°ah iya ok gpp

•lo lg apa vi?

Belum sempat Viona membalas pesan Revan ia keburu dikejutkan dengan suara jatuhnya piring

Prang!

"Mami" teriak Viona keluar kamar dan mencari keberadaan mami nya

"Mi.... Mami dimana?!"

Hiks hiks hiks

"Mi" ucap Viona mendekat kearah maminya berada di ujung kamar mami Gita

"Mami kenapa?"

"Papi kamu.. hiks"

"Kalo mami bener-bener gak kuat mami bisa ceraikan papi, Vio gak tega ngeliat mami sakit hati terus diselingkuhin sama papi" ucap Viona memeluk maminya

"Mami masih mau memperbaiki nya Vi hiks mami gak mau anak gadis mami gak punya ayah, Vi! peran ayah itu penting Vi untuk masa depan anak perempuannya" ucap mami Gita sambil menangis, Viona pun memeluk maminya dan membawanya untuk tiduran di kasur, setelah itu ia membawakan air minum untuk maminya, setelah dilihat mami Gita sedikit tenang ia meninggalkan ruang kamar maminya tersebut.

Tbc..

Dirgantara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang