"Halo? Se, boleh gua minta tolong" ucap seorang lelaki pada ponselnya
"Hm?"
Lelaki tersebut terlihat tengah berbicara serius pada seseorang yang dipanggil Se tadi.
"Oke"
"Makasih Se" Lelaki itu nampak tersenyum setelah memutuskan panggilan teleponnya.
••Sudah dua hari Dirga tak masuk sekolah, terhitung tepat saat terakhir kali Viona melihatnya, semenjak dua hari itu juga lah Viona uring-uringan, tak keluar kelas, bahkan ia membawa bekal , makan sendiri dikelas tak menghiraukan ajakan temannya.
Dirga di whatsapp pun tak ada balasannya.
Arjuna, Deon, Jaff dan Gino pun mendapat informasi hanya dari Jei, Ale dan Olif, selama dua hari ini mereka menyampaikan kegiatan Viona selama disekolah. Viona tak berdekatan dengan laki-laki bahkan Viona hanya masuk kedalam kelas belajar lalu saat istirahat pun dikelas hingga bel pulang. Saat pulang pun Viona memesan taksi online, semua itu tak luput dari pengawasan Arjuna, Deon, Jaff dan Gino mereka lantas menyampaikan informasi itu pada Dirga.
Hari ini seperti biasanya Viona datang pagi sekali, berniat menuju kelasnya, ia terlihat berbeda selama dua hari kebelakang dimana ia lebih sering memasang wajah datarnya.
"Hai Vi, kemana aja kok gak keliatan" tepat saat ia memasuki lantai dua, koridor kelas 11 ia berpapasan dengan Revan
"Ah iya van gua lagi gak enak badan aja" ucap Viona tersenyum paksa pada Revan
"Udah kedokter?" tanya Revan
"Gak perlu, inimah tinggal minum obat aja dah sembuh hehe" balas Viona lalu mata lembut milik Viona menangkap figur seorang yang menjadi alasannya seperti ini, Dirga.
Namun cahaya dari wajah Viona seolah luntur saat melihat Dirga tengah bergandengan tangan dengan Sera berjalan di Koridor kelas 11. Viona melihat Dirga, Dirga pun melihat Viona tapi Dirga tampak acuh seolah Viona bukanlah siapa-siapanya.
Revan yang melihat Viona bengong pun mengikuti arah pandangannya ia tersenyum sinis lalu merangkul bahu Viona menuntunnya memasuki kelas, semua itu tak luput dari penglihatan Dirga.
"Eum sorry Vi" Revan tampak kikuk melihat Viona yang hanya terdiam, tak menolak dan tak tau ia menerima perlakuan Revan tadi atau tidak.
"Lo mending ke kelas Van" Viona tersenyum menatap Revan lalu melenggang menuju kursinya, duduk disana mengeluarkan earphone dan buku pelajaran.
Revan pun lantas keluar kelas Viona dan pergi kekelasnya.
Sebenarnya Viona tak membaca buku melainkan hanya ingin mengalihkan Revan agar tidak terus berada didekatnya, menyibukkan diri lah.
Viona menerawang jauh kemasalalu, ia mengingat masa masa awal ia berpacaran dengan Dirga, dimana ia harus kuat dengan sifat Dirga yang dingin lalu lama kelamaan mulai mencair. Ia pun memikirkan Sera, sahabat kecilnya yang berpaling darinya karena ia memiliki teman baru ketika masuk SMA.
Ia bertanya pada dirinya sendiri, apakah perbuatannya pada Dirga dua hari yang lalu kelewatan? apakah Dirga marah dan berniat memutuskannya lalu berpaling pada sahabat kecilnya, Sera?
Entahlah Viona merasa hatinya sakit melihat pemandangan tadi, ia yang rindu akan sosok Dirga akibat tak bertemu dua hari. Namun ketika bertemu Dirga terlihat berbeda, apakah Dirga sudah tidak mencintainya?
Terdengar ocehan dari beberapa murid SMA Merah Putih yang memasuki kelas Viona, itu Jei, Ale dan Olif.
"Lo gak nemuin Dirga Vi?" tanya Ale yang hanya dibalas gelengan kepala olehnya
"Lo jangan egois lah vi, Dirga juga punya perasaan masa iya dia harus ngemis maaf terus dari lo cuma karena dia berantem, lagian berantem mah wajar namanya dia ketua geng" Jei berucap tak suka pada sikap Viona. Viona pun tak bergeming ia tampak memikirkan ucapan Jei.
••Bel pulang sekolah berbunyi kali ini Viona sedang berdiri tepat didepan motor Dirga, ia akan bicara dengan Dirga.
Terdengar candaan yang keluar dari dua sejoli yang tengah bergandengan, Dirga dan Sera.
"Dirga" cicit Viona pelan, pasalnya ia tak dapat membendung air matanya lagi saat melihat Dirga-nya yang bermesraan dengan wanita lain.
Dirga tampak menatap datar Viona, "mau apa lo?" Sera tampak tak suka melihat Viona, Viona pun menatap sinis pada Sera
"Boleh kita ngomong sebentar" pintanya pelan
"Gak bisa gua sibuk" balas Dirga acuh
"Please Dir, sebentar aja, aku mau minta maaf sama kamu" ucap Viona berkaca-kaca, Sera tampak menatap sinis pada mantan sahabat kecilnya itu.
"Sekali gua bilang enggak ya enggak!" pertama kalinya Dirga berucap dengan suara tinggi pada Viona, Viona pun kaget, ada apa ini? kenapa Dirganya berubah.
"Minggir" Dirga tampak mendorong bahu Viona alhasil Viona pun oleng, untungnya ia jatuh ke pelukan seseorang yang menyaksikan pertengkaran ini sejak tadi.
"Gak usah kasar bro sama cewek!" ucap tajam sesorang yang menahan tubuh Viona agar tidak jatuh, Revan.
"Gua lagi gak mau ribut sama lo! Apalagi ribut ngurusin cewek egois ini!" tunjuk Dirga pada Viona
"Lo!" Revan hendak melayangkan pukulan pada Dirga namun diatahan oleh Viona "Stop van! Dirga kita bisa bicara nanti kan, aku mohon" ucapnya menatap Dirga lalu berpaling pergi meninggalkan mereka, Revan pun mengejar Viona sebelumnya ia sempat menatap sinis pada Dirga dan Sera.
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara ✔
Fiksi Remaja[ PART AWAL MEMANG TIDAK JELAS KARENA SAYA BELUM MENGERTI BAHASA KEPENULISAN, SILAHKAN BACA HINGGA PART AKHIR ] "Jika harus melepasmu, aku ingin melepasmu baik-baik. Seperti awan yang melepas hujan." 🚫 cover edit by me 🚫 cerita tidak jelas 🚫 baha...