11

64 12 0
                                    

Sudah menjadi kebiasaan anak muda sekarang ketika berangkat sekolah selalu membawa kendaraan sendiri tak elak lagi anak lelaki, membanggakan dan memamerkan motor hingga mobil yang mereka miliki seperti sudah bukan hal 'tabu' melainkan sudah menjadi hal yang biasa saja. padahal kan uang kredit motor mereka pun uang orangtuanya.

"Ni motor emang gak diraguin lagi deh kencengnya kayak apa" Deon berada di parkiran sekolah Merah Putih dan menepuk-nepuk motor yang ia bawa

Terlihat dari kejauhan sebuah motor ninja hitam melaju dengan kencang, disusul dengan motor yang sama berwarna hijau dari belakang membuat keadaan parkiran berisik akibat ulah knalpotnya yang memekakan telinga

"Segitu doang kemampuan lo?" lelaki yang mengendarai motor hijau pun tersenyum mengejek dibalik helm fullfacenya

Lelaki yang membawa motor hitam membuka helmnya dan memandang sinis lelaki bermotor hijau

"Boleh dicoba" Tersenyum remeh memandang lelaki bermotor hijau

"Nanti malem di jalan merdeka" ucap lelaki di motor hijau sebelum ia turun dan melenggang pergi

"Lo yakin Dir?" ternyata Dirga lah sang pembawa motor hitam yang ditantang tadi

"Yakin lah karena gua tau kemampuan dia kayak apa" ucap Dirga tersenyum meremehkan sang penantang, Revan

"Gua sama anak anak bakal ikut" Deon turun dari motor nya dan menghampiri Dirga.

Setelah bel masuk berbunyi koridor sekolah tampak sepi wajar saja saat ini tengah dalam jam pelajaran berlangsung

"Bu saya ijin ke toilet" Viona mengangkat tangan meminta ijin kepada guru yang tengah duduk di meja depan. Sesampainya Viona di toilet keadaan toilet sangat sepi

"Yah tamu gua dateng" Viona menghela napas panjang setelah keluar dari bilik wc dan menatap cermin wastafel yang tersedia di toilet perempuan, ia keluar dari toilet dan celingak celinguk bak memperhatikan keadaan sekitar toilet, Viona berjalan takut-takut tamunya merembes keluar rok sekolah nya

Terlihat seorang lelaki memakai jaket yang bertuliskan Dark dibagian punggung jaket itu menghampiri Viona

"Kamu ngapain Vi?" tanyanya. Viona yang mendengar suara tiba-tiba pun terlonjak kaget membalikan badannya menghadap si empunya suara

"ih kamu ngagetin" ucapnya pada lelaki tersebut Dirga

Tiba-tiba Dirga membuka jaketnya dan mengikatkannya ke pinggang Viona menutupi bagian belakang Viona, seperti seolah Dirga memeluk Viona lalu dia pun berbisik "Kamu tembus"

Blush

Pipi Viona memanas mendengar nya, ingin sekali ia menghilang dari dunia sekarang juga.
Dirga terkekeh dan mengusap lembut kepala Viona lalu berkata

"Mau aku beliin itu?" ucapnya menggoda

"Gak. Aku bisa beli sendiri" Viona menatap Dirga garang dan meninggalkan Dirga sendiri di depan toilet perempuan, Dirga hanya terkekeh pelan melihat kelakuan pacarnya itu.

Setelah Viona selesai dengan urusan itunya ia pun bergegas kembali ke kelas dengan menenteng jaket kebanggan seorang Dirga, hanya mereka yang masuk geng Dark lah yang memiliki jaket seperti itu

"Ngapa lo Vi?" tanya Ale ketika melihat Viona masuk ke dalam kelas, untungnya sudah berganti jam pelajaran dan pelajaran kali ini kosong dikarenakan gurunya berhalangan hadir

"Biasa tamu" balas Viona

"Kita ke kantin yuk" ajak Jei

"Kan belum bel Jei" ucap Olif polos

"Ya gak papa lah kan gurunya juga gak masuk" balas Jei lalu memegang bahu mereka satu persatu dipaksanya berdiri dan pergi menuju kantin mereka yang ditarik paksa pun hanya mengikuti Jei pasrah

"Nah kan sepi-sepi gini enak nih gak kayak tiap jam istirahat selalu aja rame" ucap Jei setelah mereka duduk di meja

"Heh! Kalian bolos ya!" teriak lelaki dari arah pintu kantin membuat Viona dkk diam membeku tak menengok bahkan melihat sedikitpun kearah lain

"Ekhem!" terdengar deheman lelaki didekat mereka

"Udah berani bolos ya" Mereka pun membalikan badan dan menatap siempunya suara

"Eh elo sialan kira gua guru bk anjir" Jei teriak tepat di depan muka Deon, Jadi yang berteriak bak seorang guru tadi ialah Deon, tak meninggalkan Dirga dan yang lainnya mengekor

"Kalian bolos kok gak ngajak" ucap Gino langsung mengambil posisi duduk didekat Olif membuat jantung si Olif berdetak lebih cepat

"Penting banget ya harus ngajak kalian?" Jei sinis menatap Dirga dkk yang menurutnya mengganggu girl time nya

"Udah ya Deon jangan bales omongan Jei" seolah tau apa yang akan terjadi nanti Viona berucap dengan nada rendahnya sementara Deon hanya cengengesan

"Karena gua lagi baik hari ini kalian mau makan apa gua pesenin" ucap Jaff

"Yaelah pesenin kira gua bayarin" oceh Deon

"Yee untung untung kalian gak harus cape ngantri" jawab Jaff

"Ya gak ngantri lah orang yang ada dikantin kan cuma kita" Viona jengah melihat kelakuan absurd mereka entahlah mungkin karena hormon menstruasinya, membuatnya ingin marah setiap hari

Arjuna mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah, meletakannya dimeja

"Gua bayarin" dua kata yang membuat mereka terlihat senang menatap Arjuna

"Oh my Juna you look so perfect " dengan kalimat andalan nya Jei membentuk tangannya menjadi love korea yang dibalas lirikan sinis dari Arjuna

"Orang itu kaya Arjuna ngeluarin duit, gak kayak lo ngeluarin kata-kata doang, ibarat nih ya Arjuna ngasih bukti perjuangan nya ngedapetin seorang cewek tapi lo cuma bisa ngasih janji janji manis doang" jelas Deon sambil mengambil dua lembar uang seratus ribu diatas meja

"Banyak cincong lo Eon gih sana pesen" jengah Viona

"Kenapa pula kau ni Vi marah mulu kerjaannya daritadi" tanya Jaff

"Sssttt" Dirga mengarahkan jarinya pada mulut seolah meminta mereka untuk diam

"Oh iya iya" Deon dan Jaff bangkit menuju ke bibi kantin untuk memesan makanan

Mereka makan dengan tenang pasalnya mereka tak ingin membuat keributan karena saat ini belum bel istirahat takut ada guru yang lewat dan menghukum mereka

Kring kring!

Bel istirahat berbunyi tepat saat mereka menyelesaikan makanannya, seperti biasa suasana kantin tampak ramai karena tak ingin membuat yang lain tak kebagian tempat makan akhirnya mereka memutuskan untuk ke kelas, di perjalanan menuju kelas Viona dkk mereka berpapasan dengan Revan

"Hai Vi" tanpa canggung Revan menyapa Viona dengan senyuman manisnya, Viona si tak enak hati pun menjawab sapaan Revan dengan senyuman yang tak kalah manis

"Pesan gua kemarin kok gak lo bales" tanyanya, dapat dirasakan aura disekitar Viona tampak panas dan mengerikan

"Penting buat Viona ngebales pesan lo?" Dirga menatap sinis Revan seolah menantang Revan membalasnya dengan senyum miring

"Gak ada urusannya sama lo" ucap Revan

"Gua pacarnya, jadi apapun urusan dia jadi urusan gua apalagi sangkut pautnya sama lo!" ucap Dirga penuh penekanan

"E-h udah ya jangan berantem..gak enak diliat yang lain" lerai Viona menengahi mereka

"Duluan ya Van" Viona menggandeng tangan Dirga mengajaknya meninggalkan Revan diikuti yang lainnya, Revan membalas Viona dengan senyum manis lalu menatap Dirga seolah meremehkan. Dirga yang merasa tertantang pun sebenarnya ingin sekali menonjok wajah ganteng tapi menyebalkan milik Revan, andai saja tak ada Viona maka hal itu sudah dipastikan terjadi. Dirga tak ingin Viona melihatnya yang sedang berantem karena ia tau gadisnya itu pasti akan berdiri ditengah-tengah dan menghalanginya, ia takut Viona malah jadi sasaran tonjokan.

Tbc..

Dirgantara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang