14

2K 284 17
                                    

🥀Aku hanya ingin disayangi. Apakah itu berlebihan? 🥀

🌹🌹🌹

Ayara menghela napasnya panjang begitu melihat siapa yang duduk di kursi Rania.

Rayyan. Mau siapa lagi?

Pantas saja kelasnya ramai pagi ini, ternyata karena ada si Dewa Perang yang datang berkunjung.

"Kayaknya gue salah masuk kelas, deh," ujar Ayara singkat begitu tiba di depan Rayyan.

"Nggak, kok, Ay," jawab Rayyan ringan.

"Ngapain lo ke sini?" Ayara berjalan duduk di tempatnya.

"Tukeran tempat duduk sama Rania. Dia lagi bucinan sama Bara di kursi gue, tuh."

Ayara memejamkan matanya seolah sedang merutuk Rania dalam bayangannya. Bisa-bisanya ia ditinggalkan seperti ini. Dan parahnya lagi, ini bukan sekadar tukar tempat duduk, tetapi juga tukar kelas!

"Kenapa, Ay? Muka lo kayak bahagia gitu."

"Kalo ini muka bahagia gue, apa kabar dengan muka bete gue?" semprot Ayara sambil menunjuk wajahnya yang mengernyit marah.

"Makin cantik."

"Hilih bicit!"

Rayyan sontak tertawa. Lihatlah suara desah napas tertahan dari siswi di sekitar Rayyan dan Ayara duduk. Mereka semua sama-sama terbawa gombalan Rayyan. Tetapi tidak dengan Ayara.

"Lo kapan warasnya, sih, Ray?" tanya Ayara.

"Ini gue waras, Ay. Lo yang enggak," sanggah Rayyan. "Kayaknya lo perlu periksain hati lo, deh."

"Gue nggak punya hati," tukas Ayara.

"Gue tau."

"Jadi lo mau ngapain ke sini?"

"Lihatin bidadari tak bersayap." Rayyan menopangkan dagunya sambil menatap Ayara kagum.

"Ray." Ayara merendahkan suaranya. "Sekali lagi lo nyebelin, gue lempar lo dari jendela!"

"Ampun, Ay." Rayyan pura-pura bergidik takut.

"Jadi ngapain? Jangan bilang lo mau ajak gue jadi pacar pura-pura lo lagi," Ayara mengecilkan suaranya agar tak di dengar oleh siapapun.

"Hm, jadi pacar beneran juga boleh, Ay."

"Ray, lo tuh, ugh!" Ayara memekik jengkel.

Rayyan tertawa pelan. "Ampun-ampun, Ay. Tapi tawaran pacar pura-pura itu masih berlaku, kok."

"Lo tau sendiri, kan, kondisi keluarga gue gimana. Mereka bahkan nyuruh gue buat jauhin lo. Kalau temenan aja nggak ada restu, apa kabar pacaran? Meskipun itu hanya pura-pura, sih."

"Kan, bisa sembunyi-sembunyi, Ay. Orang tua lo nggak perlu tau," sanggah Rayyan.

"Sembunyi-sembunyi, udah kayak backstreet aja, anjir!" protes Ayara. "Kalau gue pacaran pura-puranya sama Kevin, sih, gak masalah. Dia gak terkenal, jadi gak bakalan heboh segalaksi Bima Sakti. Ini masalahnya elo, Ray. Cowok yang terkenalnya aja sampe ke Andromeda!"

"Tapi, Ay... masalahnya, si Kevin juga nggak mungkin mau ngajak lo pura-pura pacaran. Pacaran beneran, sih, iya. Kesenengan malah dia!"

"Diem, lo!" Ayara mendorong tubuh Rayyan keras.

Rayyan tertawa puas sambil mengacak rambut Ayara.

"Semoga lo keselek lalat, amin!"

"Main ke rumah gue, yuk, Ay," ucap Rayyan setelah tawanya mereda. Ia mendekatkan wajahnya pada Ayara. "Bunda kangen."

AYARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang