52

4K 304 57
                                    

🌹Pada akhirnya, aku pulang. Aku bahagia.🌹

🌹🌹🌹

Aryana berjalan keluar dari gedung sekolah dengan langkah ringan. Ini adalah hari terakhirnya memperjuangkan masa sekolahnya.

Ditambah lagi, ia akan bertemu Ayara. Adiknya yang begitu ia rindukan.

Tak ada yang aneh di hari ini. Sama sekali tak ada pertanda apapun. Hingga ketika Aryana sudah beberapa langkah melewati gerbang sekolah, tiba-tiba saja datang rombongan anak yang berjalan menuju sekolahnya. Mendekat ke arah Aryana berdiri.

Anak Partial. Anggota Ataraxia yang sempat Aryana ketahui, serta beberapa anggota lain yang bukan merupakan anggota Ataraxia.

"Semuanya masuk ke dalam sekolah!" perintah salah satu siswa SMA 145. Tawuran antar sekolah segera dimulai.

Ini adalah situasi berbahaya. Namun Aryana tak mampu melangkahkan sedikitpun kakinya dari sini. Ia terpaku.

Tanpa menunggu lama, sekolahnya telah dikepung oleh siswa Partial. Adu lempar batu dan entah apapun yang mereka bawa itu terjadi.

Aryana kini sempurna berada di tengah-tengah pertarungan.

Jerit tangis beberapa siswi yang tak mampu melarikan diri terdengar mewarnai tawuran.

SMA 145 jelas kalah jumlah. Mereka sama sekali tak siap. Banyak pentolan yang tak berasal dari kelas 12 tak turun dalam tawuran yang terasa seperti perang gerilya ini.

Banyak anggota SMA 145 yang telah berdarah akibat lemparan benda dari SMA Partial.

"Sial!"

Seorang siswa laki-laki berjaket kulit hitam dengan celana seragam SMA Partial, berjalan cepat menuju tempat Aryana berdiri.

Aryana yang belum paham dengan situasi di hadapannya hanya mampu mundur beberapa langkah. Ia tak tahu harus berbuat apa. Ia takut.

Bagaimana jika orang itu dengan sengaja ingin menyerangnya?

Laki-laki tersebut menyeringai ke arah Aryana, membuat gadis itu ingin segera lari dari tempat ini.

Namun Aryana terdesak. Tawuran berubah semakin ricuh, membuat Aryana terhimpit di tengah kerumunan itu dan tak mampu berlari kemanapun lagi.

Laki-laki berjaket hitam itu mempercepat langkahnya ke arah Aryana, membuat jarak semakin dekat. Hingga akhirnya ....

Tiga langkah sebelum laki-laki itu sampai di hadapan Aryana, seseorang mendekap erat tubuhnya secara tiba-tiba. Seseorang yang ia hafal aromanya. Seseorang yang ia rindukan saat ini.

Ayara.

Gadis itu tengah berdiri di depannya, memeluk tubuhnya erat, melindunginya dari apapun yang ada di hadapannya saat ini.

Dari sela bahu Ayara, Aryana dapat menyaksikan sekilas apa yang terjadi. Matanya melebar seketika.

Nggak! Nggak mungkin!

🌹🌹🌹

JLEB!

Satu. Dua. Tiga. Empat. Lima. Enam. Tujuh.

Tujuh tusukan secara membabi buta Ayara rasakan di beberapa bagian punggungnya. Semua terasa begitu cepat hingga ia sendiri tak sempat merasakan sakit itu.

Ayara tetap mendekap erat tubuh Aryana yang lebih rendah darinya. Menghalaunya dari serangan tusukan ini. Memastikan bahwa kakaknya itu tak terluka sedikit pun.

AYARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang