🥀"Lo bisa bohongi mereka, tapi nggak dengan gue, Ay. I know you're not fine."🥀
-Rayyan-
🌹🌹🌹
Rayyan menatap lekat wajah Ayara yang sedang asyik bersenandung pelan sambil membantu meringkas alat musik.
Ini adalah hari Selasa, itu berarti mereka kembali bernyanyi di Pujasera Surya. Acara bernyanyi hari ini berlangsung dengan lancar, sama seperti hari Jumat lalu. Tak ada kendala berarti, bahkan Ari dan Kevin sudah lebih menguasai alat musik mereka, yaitu bass dan beatbox.
Semua baik-baik saja, namun tidak dengan Ayara. Itulah yang Rayyan tangkap dari wajah gadis cantik itu.
Mungkin memang tak ada yang aneh dari Ayara. Ia tetap bernyanyi secara all-out, juga tetap berkomunikasi dengan sangat baik di panggung tadi. Namun ada hal yang mengusik Rayyan. Entah bagaimana lelaki itu menangkapnya.
"Lo kenapa, Ay?" tanya Rayyan pelan begitu ia memiliki kesempatan untuk berdiri dekat dengan Ayara.
"Hah? Apanya?" tanya Ayara bingung. Namun ia tetap sibuk mengumpulkan beberapa perlengkapan musik, sementara Rayyan sibuk menggulung kabel.
"Lo kenapa?" ulang Rayyan.
Ayara mendesah panjang. "Jangan mulai, deh," protesnya. "Gue nggak papa, Ray. Serius."
"Nggak, Ay. Lo nggak marah-marah ke gue itu bukan hal yang nggak papa."
"Memang lo mau gue marahin?"
"Selama itu bisa membuat lo bahagia, gue rela, kok."
Ayara kembali mendesah. "Lo aneh, Ray."
"Gue aneh sejak suka sama lo, Ay."
"Astaga, Ray!" Ayara memekik pelan. "Lo kapan berhenti gombal receh gini, sih? Geli, ih!"
Namun Rayyan mengabaikan protes dari Ayara itu. "Ay, lo kenapa?" Rayyan menatap lekat kedua mata Ayara.
Ayara memutar bola matanya. Harus sampai kapan ia bilang jika dirinya tak apa?
"Lo bisa bohongi mereka, tapi nggak dengan gue, Ay. I know you're not fine."
Deg.
"And your eyes tell everything."
"Ehem." Dehaman pelan keluar dari kerongkongan Ayara. "I've never been okay. And that's okay, Ray," ucap Ayara pelan.
"Then, tell me. Tentang semuanya, Ay. Tentang masalah lo, tentang hal yang bikin lo terluka, tentang gimana cara gue bisa buat lo kembali baik-baik aja." Tanpa Rayyan sadari, ia telah menggenggam tangan Ayara sambil menatap lekat manik mata gadis itu.
"Ray-"
"Ehem! Udah pacarannya?" potong Seli yang menyaksikan adegan 'uwu' mereka berdua.
"Eh, e-enggak, kok, Kak!" Ayara segera menarik tangannya dari genggaman Rayyan.
"Kak Seli, ah, ganggu orang pacaran terus!" protes Rayyan yang langsung mendapat jitakan dari Ayara.
"Bosen hidup, lo?!" ancam Ayara.
🌹🌹🌹
"Gue anterin aja, Ay," paksa Rayyan di depan Pujasera Surya. Anggota band lain sudah pulang, menyisakan Rayyan yang memaksakan diri untuk mengantar Ayara.
Ayara sendiri kini sudah berganti baju seragam lagi. Ia tak mungkin pulang dengan pakaian jeans dan kaos. Bisa langsung ditanya-tanya oleh Ibunya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYARA [END]
Teen Fiction"I am matter." -Ayara- Tentang Ayara yang hidup di dalam keluarga toxic, yang selalu diperlakukan tidak adil, yang tak pernah dihargai. 🌹🌹🌹 "Seharusnya kamu bisa mencontoh kakak kamu." "Seharusnya kalian paham kalau perbandingan ini nggak akan me...