Hari demi hari mulai berlalu. Ayara mulai tenggelam dalam kesibukan demi kesibukannya di ekskul band. Mereka masih rutin bernyanyi di Pujasera Surya setiap Selasa dan Jumat, juga ekskul mingguan di studio.
Ada banyak peningkatan performa dalam band mereka. Ritme nada dan beat mulai terasa semakin harmonis dari hari ke hari.
Beberapa perlombaan yang akan datang juga sudah mulai mereka ikuti.
"Kita persiapan untuk bulan depan ya, guys,"ujar Hana. "Ada lomba yang diadain sama SMA 471. Perlombaannya kecil, sih. Hadiahnya juga nggak besar. Tapi gue mau kita tetap serius sama lomba ini, nggak boleh anggap enteng. Gue harap perlombaan ini bisa jadi bantu loncatan kita buat ke perlombaan-perlombaan selanjutnya."
"Apa kita pernah menang di lomba-lomba gini sebelumnya?" tanya Kevin.
"Belum," jawab Seli.
"Hah? Secupu itu kita?" tanya Laura.
"Studio aja sewa sendiri. Gimana mau menang, Ra?" balas Ari sarkas.
"Tapi kita pasti akan menang untuk perlombaan besok," jawab Rayyan yakin.
Ayara menoleh cepat ke arah Rayyan. Tumben-tumbenan Rayyan yang menyebalkan ini mengatakan suatu hal yang positif.
"Karena kita punya Aya di sini." Rayyan mengarahkan tangannya ke arah Ayara sambil tersenyum sumringah.
Ayara mendengus keras. Ia seharusnya sudah tahu akan ke mana arah ucapan Rayyan tadi. "Bukan cuma karena gue, kok, guys," sangkalnya. "Kita pasti bisa menang karena kita punya tim yang kompak. Exquisite pasti akan menang!"
"Pasti!" sahut Hana. "Ayo kita tos dulu!" ajaknya sambil menaruh tangan ke tengah.
Anak-anak lain pun mengikuti Hana dengan menaruh tangan mereka ke atas tangan Hana.
Ketika seluruh tangan telah bertumpuk di tengah, suasana hening seketika.
"Kita mau pakai slogan apa?" tanya Seli pelan. Bisa-bisanya mereka bergaya akan melakukan tos, tetapi belum menentukan slogan yang akan digunakan.
"We are one," jawab Rayyan cepat yang langsung disetujui anggota lainnya.
"Exquisite??" Hana berteriak keras.
"We are one!" jawab semua anggota Exquisite secara serempak dan semangat.
🌹🌹🌹
"Kak Erlangga?" Ayara menatap bingung ke arah Erlangga yang telah berada di depan studio. Latihan telah usai, menyisakan Ayara yang masih ingin latihan menyanyi sebentar, dan Rayyan yang setia menemani.
"Hai," sapa Erlangga santai.
Melihat hal itu, Rayyan langsung mengeraskan rahangnya. Mau apa lagi dia?
"Sore ini lo free?" tanya Erlangga kepada Ayara.
"Enggak," jawab Rayyan cepat. "Aya janji bakalan jalan sama gue."
"Hah? Kapan?" tanya Ayara balik.
"Sekarang."
"Ray, nggak lucu!" protes Ayara.
"Gue nggak ngelucu!"
Ayara memutar bola matanya sebal. "Memang mau ke mana, Kak?" tanya Ayara mengabaikan Rayyan.
"Ada bazar di sekolah gue. Mau temenin gue ke sana?" jawab Erlangga.
Mata Ayara sempurna membulat. "Mau," jawabnya tanpa pikir panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYARA [END]
Teen Fiction"I am matter." -Ayara- Tentang Ayara yang hidup di dalam keluarga toxic, yang selalu diperlakukan tidak adil, yang tak pernah dihargai. 🌹🌹🌹 "Seharusnya kamu bisa mencontoh kakak kamu." "Seharusnya kalian paham kalau perbandingan ini nggak akan me...