53

5K 317 50
                                    

🌹Setiap perjuangan, setiap tangis, setiap luka, akan bermuara pada akhir yang tepat. Pada kebahagiaan, meskipun itu melukai orang lain.🌹

🌹🌹🌹

Tak ada satu pun yang pernah menyangka akan kepergian ini, begitupun dengan Ayara sendiri. Namun satu hal yang teringat dengan jelas adalah: Ayara pergi dengan sebuah senyuman.

Ayara memutuskan untuk melindungi Aryana untuk terakhir kalinya. Ia memutuskan untuk menjadi malaikat pelindung Aryana, apapun itu resikonya.

Iya. Seperti yang pernah ia janjikan.

Dan Tuhan, ternyata Ia lebih sayang pada Ayara sehingga ia tak mau melepas Ayara terlalu lama di dunia ini. Ia tak lagi ingin melihat Ayara menderita, dengan cara-Nya sendiri. Seolah Ia berucap, "Sudah, cukup sampai di sini perjuanganmu, Nak." Kemudian Ia memeluk Ayara erat di dalam pangkuan-Nya. Tak membiarkan siapapun menyakiti Ayara lagi.

Ayara telah mendapatkan kebahagiaannya, dengan meninggalkan sejuta luka untuk mereka yang ditinggalkan.

Ayara akhirnya mendapatkan sebuah keadilan mutlak. Kasih sayang orang tuanya.

Mereka akhirnya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana Ayara yang difitnah oleh Cindy dan Aryana, bagaimana Ayara masih menyayangi keluarganya, dan bagaimana Ayara begitu ingin melindungi kakaknya.

Semua terlihat dengan jelas sekarang. Tersusun bagai kepingan puzzle.

Namun sayangnya kepingan puzzle itu sudah terlampau terlambat untuk menjadi utuh. Kepingan terakhir dari puzzle itu adalah kepergian Ayara.

Mereka menyesal, dan tak ada cara lain untuk menebus penyesalan ini.

"Aya...." bisik Laras pilu. Ia terus menerus memanggil nama anaknya yang kini telah terbaring damai di kamar mayat rumah sakit.

"Ayara... bangun, Nak," ucap Laras sambil mengelus lembut wajah pucat Ayara yang kini terasa begitu dingin. Belaian penuh kasih sayang yang sayangnya terlambat untuk ia berikan.

"Ayo pulang, Ay. Mama kangen sama kamu."

"Kamu boleh bernyanyi sepuas kamu. Mama nggak akan larang kamu lagi, Nak. Jadi kamu bangun, ya? Jangan tinggalin Mama seperti ini."

"Kamu anak yang kuat, kan? Kamu nggak mungkin pergi dengan cara seperti ini, kan? Kamu pasti bisa melalui semua ini." Ucapan Laras terhenti akibat tangis yang pecah tak tertahankan.

"Atau ini adalah batas dari kekuatan kamu?" lanjut Laras semakin pilu. "Aya memilih untuk menyerah?"

Semua permohonan Laras hanya terjawab sunyi. Semuanya sudah terlambat. Ayara tak akan pernah pulang ke pelukannya. 

"Bangun, Ay!" Laras mengguncang badan Ayara, berharap usahanya dapat membuat Ayara kembali tersadar. "Tolong bilang ke Mama kalau semua ini cuma mimpi, Nak! Tolong bangunkan Mama dari mimpi ini!"

"Kamu boleh pulang, Ay. Ayo pulang! Itu yang kamu mau, kan?" ucap Laras frustrasi sambil terus mengguncang tubuh Ayara.

Bayu menarik Laras dalam  dekapannya. "Sudah, Ma," bisik Bayu. "Ayara sudah pergi, kita harus bisa menerimanya."

🌹🌹🌹

Bayu memeluk erat Laras yang tak sanggup lagi untuk berdiri. Istrinya itu tak henti-henti memanggil nama Ayara, berharap gadis kecilnya dapat terbangun.

Prosesi pemakaman Ayara terasa sangat menyiksa bagi mereka.

Sedangkan Aryana, ia bersimpuh menangis sambil memeluk erat nisan yang bertuliskan nama adiknya itu.

AYARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang