Benar dugaan Rayyan, Erlangga kembali muncul di hadapan Ayara! Lihatlah bagaimana lelaki itu memandang Ayara dengan senyuman mautnya. Dan lebih parahnya lagi, lihatlah bagaimana Ayara yang balik tersenyum kepada Erlangga! Demi apapun, Ayara tak pernah tersenyum seperti itu kepada Rayyan.
Hari Jumat ini, Erlangga datang ke pujasera Surya, tempat Ayara dan bandnya bernyanyi seperti biasa. Entah bagaimana Erlangga bisa tahu tempat dan jadwal Ayara akan bernyanyi. Tetapi mencari tahu tentang suatu hal sepertinya memang bukanlah hal yang susah bagi Erlangga. Ia punya banyak koneksi serta mata-mata. Hal itulah yang membuat Rayyan harus berhati-hati pada Erlangga.
"Lo kenapa senyum-senyum sama Erlangga, sih?" tanya Rayyan sebelum mereka naik ke atas stage.
"Memang kenapa? Gue, kan, ramah," jawab Ayara.
"Lo itu singa, Ay!" jawab Rayyan cepat. "Senyum lo ke orang-orang itu cuma senyum pencitraan aja."
Ayara langsung menatap Rayyan dongkol. "Jadi maksud lo senyum gue selama ini fake, gitu?"
Rayyan mengangguk tanpa merasa bersalah yang jelas membuat Ayara merasa semakin dongkol.
Lihat saja bagaimana wajah Ayara yang sudah ingin memakan Rayyan hidup-hidup.
"Itu wajah lo kayak singa." Dengan ekspresi polos, Rayyan menunjuk wajah Ayara.
"Gue nggak pencitraan."
"Itu masalahnya, Ay."
"Apa?"
"Senyum lo ke Erlangga itu nggak fake."
Ayara terdiam. Apa iya?
"Dan gue nggak suka dengan itu," protes Rayyan. "Kenapa harus ke Erlangga?"
Ayara menghela pelan. "Karena dia bener-bener bisa bikin gue tersenyum, bahkan tertawa," jawab Ayara pelan lalu langsung berjalan ke atas stage, meninggalkan Rayyan dengan hati yang makin panas.
🌹🌹🌹
"Suara lo bagus banget, Ay!" puji Erlangga begitu band mereka telah selesai bernyanyi.
"Thanks, Kak," ucap Ayara semangat.
Hana, Seli, Laura, Kevin, dan Ari sama-sama menatap penasaran mengapa pentolan Partial ini bisa ada di sini.
Sedangkan Rayyan? Ekspresinya sudah seperti ingin menghajar Erlangga habis-habisan. Berbagai macam emosi membuncah dalam dirinya.
"Dan gue baru tau kalau band sekolah kalian ternyata keren juga," puji Erlangga lagi.
"Thanks," jawab Hana angkat bicara.
"Btw, gue boleh bicara sama lo bentar, Ay?" tanya Erlangga.
"Boleh."
"Nggak!"
Ayara dan Rayyan menatap satu sama lain. Mereka menjawab pertanyaan Erlangga dengan hampir bersamaan.
"Lo itu kenapa, sih, Ray?" protes Ayara.
"Nggak boleh." Rayyan menatap lekat Erlangga.
Ayara memutar bola matanya tak suka. "Mau bicara di mana, Kak?" tanya Ayara, mengabaikan larangan Rayyan.
"Situ aja enak kali, ya," jawab Erlangga sambil menunjuk sebuah area pujasera yang agak sepi.
Ayara pun mengangguk setuju.
"Gue ikut," ucap Rayyan memotong langkah Ayara dan Erlangga.
"Hah? Ngapain, coba?" protes Ayara.
"Mastiin lo aman."
KAMU SEDANG MEMBACA
AYARA [END]
Teen Fiction"I am matter." -Ayara- Tentang Ayara yang hidup di dalam keluarga toxic, yang selalu diperlakukan tidak adil, yang tak pernah dihargai. 🌹🌹🌹 "Seharusnya kamu bisa mencontoh kakak kamu." "Seharusnya kalian paham kalau perbandingan ini nggak akan me...