🌹Mau sesakit apapun itu, mereka tetaplah keluarga.🌹
🌹🌹🌹
Ayara melangkahkan kakinya cepat, menimbulkan suara yang bergema di sepanjang koridor menuju lapangan indoor SMA Persada International.
Puluhan tatap mata jatuh padanya. Seluruh siswa dan siswi yang melihat Ayara sedang sibuk bertanya, apa yang Ayara inginkan di sini?
Namun Ayara tak peduli, ia terus melangkahkan kakinya hingga tiba di depan lapangan indoor.
Ia menarik napasnya panjang, menenangkan emosi yang bergejolak. Dan dengan gerakan yakin, ia melangkahkan kakinya masuk ke lapangan tersebut.
Suara bola basket yang di-dribble terdengar secara teratur.
Erlangga berdiri membelakanginya sambil sibuk bermain basket. Sendiri. Seolah ruang itu memang disiapkannya untuk berperang dengannya.
"Hai, Ay," sapa Erlangga sambil memegang bolanya.
Ayara tak memedulikan sapaan tersebut dan berjalan lurus ke Erlangga. Pandangan matanya tak lepas dari pria itu. Gadis itu berhenti ketika jarak mereka terpaut beberapa langkah saja.
"Lo apain Aryana? Apa rencana busuk lo?"
Erlangga balas menatap Ayara. "Gue bosen sama dia, jadi gue putusin."
Kalimat itu, meskipun bukan dirinya yang diputuskan oleh Erlangga, tetapi rasanya begitu sakit bagi Ayara.
"Dan lo bukan siapa-siapanya Aryana, Ay. Jadi berhenti peduliin dia."
Satu kalimat lain yang juga telak menyakitinya.
"Kalau cuma untuk bahas hal ini, seharusnya lo-"
"Bohong." Ayara langsung memotong kalimat Erlangga. Sekilas, ia berhasil menangkap kebohongan di wajah Erlangga.
Dan ternyata benar, ekspresi Erlangga berubah seketika. Terkejut, khawatir, entah apapun itu, yang pasti jauh berbeda dengan ekspresi dingin yang sejak tadi ia keluarkan.
"Kenapa? Kenapa lo harus sakiti Aryana?"
Erlangga mendesah panjang. "Dia udah bukan keluarga lo lagi, Ay...."
"Gue tanya, kenapa, kak?" ulang Ayara.
Erlangga menelan salivanya. Ia lalu menatap Ayara lekat. "Karena gue mau balas dendam, Ay."
"Dendam?"
"Dendam lo, karena mereka sudah berkali-kali nyakiti lo."
Ayara terperangah. "Mereka nyakiti gue apa, Kak?"
"Banyak, Ay! Lo nggak perlu naif."
Ayara menghela panjang. "Oke, banyak. Tapi lo nggak tau apapun, Kak!"
"Gue tau, Ay! Gue tau!"
"Apa yang lo tau!?"
"Gue tau gimana lo diperlakukan nggak adil sama mereka, gimana mereka nggak pernah peduli sama lo, dan gimana mereka ngusir lo. Gue tau, Ay!"
"Oke, lo tau banyak! Tapi itu bukan berarti lo berhak nyakiti keluarga gue!"
"Mereka nggak pantes lo sebut keluarga, Ay!"
PLAK!
Satu tamparan meluncur di pipi Erlangga.
"Lo yang nggak berhak ngomong gitu, kak!" Emosi Ayara memuncak. Ia pun segera berlalu meninggalkan Erlangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYARA [END]
Teen Fiction"I am matter." -Ayara- Tentang Ayara yang hidup di dalam keluarga toxic, yang selalu diperlakukan tidak adil, yang tak pernah dihargai. 🌹🌹🌹 "Seharusnya kamu bisa mencontoh kakak kamu." "Seharusnya kalian paham kalau perbandingan ini nggak akan me...