31

1.5K 216 5
                                    

"Kak Erlangga?" Mata Ayara membulat begitu ia masuk kamar Aryana dirawat dan mendapati Erlangga sedang duduk di sisi ranjang Aryana.

Erlangga menoleh. "Hai, Ay," sapanya ringan.

"Kak Erlangga ngapain ke sini?"

"Kalian saling kenal?" sela Aryana.

Erlangga kembali menatap Aryana. "Cuma beberapa kali sempat ketemu," jelasnya singkat.

"Oh." Aryana mengangguk. "Dia temen SMP gue, Ay."

"Mm." Ayara menatap Erlangga menyelidik. Apa yang sedang direncanakan oleh Erlangga saat ini? Mengapa ia harus berbohong tentang banyak hal di sini?

"Ya udah, gue balik dulu, ya, Ar," pamit Erlangga.

"Iya, thanks sudah mau dateng, ya," jawab Aryana berbinar.

"Biar gue anter ke luar," ucap Ayara dengan tatapannya yang masih menyelidiki Erlangga.

🌹🌹🌹

"Ada tujuan apa lo tiba-tiba dateng ke sini?" tanya Ayara mereka keluar dari pintu

"Jenguk temen SMP gue," jawab Erlangga.

"Terus kenapa harus bohong?"

"Memangnya kenapa?" tanya Erlangga. "Lo butuh pengakuan kalau kita deket, gitu?"

"Bukan pengakuan," balas Ayara. "Tapi cara lo bohong itu aneh aja."

"Aneh gimana? Memang semua orang harus tau tentang lo dan gue?" tanya Erlangga lagi dengan tak acuh. Erlangga benar-benar telah berubah menjadi seseorang yang asing bagi Ayara.

Ayara menggeleng tipis, tetapi tatapannya tetap menyelidik. "Lo nggak ada maksud apa-apa, kan?"

"Memang menurut lo gue punya maksud apa?"

"Gue nggak mau lo sakiti Aryana."

Untuk sepersekian detik, benar-benar sangat singkat, tatapan Erlangga berubah. Entah apa itu, Ayara tak mampu memahaminya, tetapi yang pasti itu bukan tatapan dingin dan asing seperti yang Erlangga berikan tadi.

"Protektif juga lo jadi adik," balas Erlangga dengan seringai tipisnya. "Gue nggak punya alasan untuk menyakiti kakak lo. Jadi nggak perlu salah sangka. Tenang aja." Erlangga memasukkan tangannya ke saku hoodie-nya, lalu beranjak pergi begitu saja.

Ayara menatap punggung Erlangga yang menjauh. Erlangga benar-benar sudah seasing itu baginya. Erlangga yang ia lihat saat ini sama dengan Erlangga yang orang lain lihat. Dingin, tajam, penuh misteri.

Apakah penolakannya kemarin benar-benar berhasil membuat pria itu berubah dalam sekejap? Tetapi mengapa ia harus tiba-tiba muncul lagi dan bersikap seolah dekat dengan Aryana?

Apakah Erlangga benar-benar hanya ingin menjenguk kawan lamanya? Ataukah ada maksud lain?

Ayara mengusap dahinya yang mendadak terasa berat. Ia mendesah panjang. Masalah hidupnya sudah runyam, masih harus ketambahan satu masalah lagi! Ia menggeleng cepat untuk menyadarkan kembali pikirannya. Untuk saat ini, ia harus berpikir positif.

Mungkin Erlangga benar-benar hanya ingin menjenguk Aryana. Itu mungkin, kan?

🌹🌹🌹

Hari Kamis, Aryana akhirnya diperbolehkan pulang oleh dokter. Akhirnya Ayara bisa melepas rindunya dengan kasur kamarnya.

Dua hari berlalu, dan selama waktu itu juga, Ayara mencoba untuk memahami apa yang sedang direncanakan oleh Erlangga.

AYARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang