Epilog

4.3K 325 75
                                    

Please play musiknya biar lebih dapet feelnya, ya ❤️

🌹🌹🌹

🌹Semua telah berakhir.🌹

🌹🌹🌹

Riuh tepuk tangan penonton terdengar begitu Rayyan memasuki panggung. Hari ini ia menjadi pengisi acara utama di prom night yang biasa dilakukan SMA 145 sebagai acara graduation mereka.

Di tengah panggung telah terdapat grand piano yang menantinya. Iya, malam ini ia akan bernyanyi ditemani dengan alunan piano. Sendiri.

Aryana dan orang tuanya ikut duduk di bangku penonton, menatap Rayyan dengan tatapan sendu.

Band Exquisite juga secara eksklusif diundang ke acara ini. Mereka duduk sebagai tamu undangan.

Seharusnya mereka mengisi acara ini bersama dengan Ayara. Seharusnya Band Exquisite bersenang-senang atas pencapaian besar mereka bisa tampil di acara puncak salah satu SMA paling bergengsi di Jakarta.

Tatapan Rayyan beralih ke sebuah kursi kosong di sebelah Hana. Itu juga seharusnya menjadi tempat duduk Ayara, sang vokalis ternama. Itu seharusnya menjadi tempat di mana Ayara tersenyum puas dan bangga menjadi dirinya sendiri. Itu seharusnya ada Ayara.

Rayyan menggertakkan rahangnya. Perih kembali menjalar di dadanya.

Seharusnya elo yang berdiri di sini, Ay. Seharusnya lo yang menyanyi untuk mereka. Bukan gue yang menyanyi untuk elo.

Dengan langkah mantap, setelah menarik napasnya panjang untuk menenangkan perih di hatinya, Rayyan berjalan menuju piano tersebut.

Hela napas tertahan dapat dirasakan di auditorium SMA 145. Mereka semua sama-sama tahu atas kejadian yang menimpa Ayara. Kepergian gadis yang begitu baik dan tulus itu begitu dirasakan oleh hampir seluruh penonton yang hadir saat ini.

Dan kini mereka menanti lagu yang akan Rayyan bawakan sebagai persembahan spesial untuk Ayara.

Rayyan menekan beberapa tuts piano terlebih dahulu untuk memastikan bahwa nadanya telah sesuai. Setelah sesuai, Rayyan kembali menarik napasnya panjang. Ia mengarahkan jari-jarinya ke tuts piano, siap untuk memainkan piano tersebut.

Ia harus bisa menyanyikan lagu ini dengan sempurna. Persembahan spesial yang mampu ia berikan untuk Ayara.

"Lagu ini gue persembahkan untuk seseorang yang nggak bisa hadir saat ini. Seseorang yang begitu tulus dalam menyayangi, seseorang yang nggak pernah menyerah dalam mencapai mimpinya, seseorang yang gue sayang, seseorang yang nggak mampu gue lihat lagi." Rayyan berhenti sejenak untuk menenggak salivanya. Kerongkongannya serasa tercekat ketika ia mengatakan kalimat itu. "Lagu ini berjudul Clouds dari Before You Exit."

Lagu ini untuk lo, Ay.

Tangan Rayyan perlahan mulai memainkan tuts-tuts piano tersebut, membawa setiap penonton ikut larut dalam guratan kehilangan serta kesedihan yang Rayyan rasakan.

Time tried to stop one cold, cold night in June
Somehow I knew you kept on dancing through
And you jumped on a flight in the darkest of blues
Took a trip to paradise through the stars and back over the moon

Oh, tell me it's true, oh

Please just tell me you're alright
Are you way up in the sky?
Laughing, smiling, looking down
Saying, "One day we'll meet in the clouds"
Up in the clouds

AYARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang