24

1.5K 233 4
                                    

Alunan nada serta riuh tepuk tangan penonton berhasil mengalihkan perhatian Ayara dari Rayyan maupun Erlangga. Ia telah larut dalam setiap nada yang ia nyanyikan.

Hari Jumat ini Pujasera Surya penuh seperti biasa. Bahkan semakin penuh setiap minggunya. Mereka datang hanya demi menonton Exquisite Band.

"Wah, jika ramai seperti ini terus, sepertinya saya harus memberikan kalian bayaran," ujar Adi sebelum Exquisite Band tampil, karena memang seramai itu orang yang datang. Sudah seperti menonton mini concert.

Omzet stan-stan yang ada di sana juga secara otomatis meningkat pesat. Bahkan sebelumnya ada beberapa stan yang masih kosong, kini sudah terisi penuh.

"Kalau kalian mau, kalian boleh setiap hari manggung di sini, kok," lanjut Adi yang tentu saja disambut senyuman senang oleh anak lain.

"Akan kita pertimbangkan, ya, Pak," jawab Hana. "Karena saya takutnya akan mengganggu waktu belajar anak-anak."

Kursi telah terisi penuh begitu Ayara memegang mic-nya.

Lagu pertama, lagu Lose dari NIKI m mengalun lembut.

Ayara menyanyikan setiap nadanya dengan sempurna, membawa penonton larut dalam lagu tersebut. Begitu juga dengan lagu-lagu setelahnya. Mulai dari It Will Rain dari Bruno Mars, hingga On the Ground dari ROSE. Semua penonton asyik ikut bernyanyi bersama dengan Ayara.

Rayyan, meskipun bisa fokus mengiringi musik, namun tatapannya tak luput dari Ayara. Hanya dengan begini ia bisa puas menatap gadis itu. Dengan menatapnya dari belakang, tanpa sepengetahuan Ayara.

Rayyan tahu, sudah sejak kemarin Ayara menghindarinya. Ayara memilih bersembunyi di perpustakaan, dalam kelas, hingga balik dinding hanya agar tak bertemu dengannya.

Namun Rayyan pun membiarkannya, karena ia sendiri tak mempunyai nyali untuk bertemu, apalagi berbicara dengan Ayara.

Tak terasa, berakhir sudah penampulan Exquisite Band. Ayara memberikan kata penutup sebelum Exquisite Band turun dari panggung.

"Stop lihatin gue," protes Ayara pelan kepada Rayyan.

Rayyan hanya mampu terdiam, tak menyangka akan mendapat sambutan seperti itu dari Ayara begitu turun dari panggung.

"Jangan kira gue nggak tau," lanjut Ayara sebal.

"Sori," jawab Rayyan pelan.

Ayara menoleh ke arah Rayyan. Mendengar kata maaf dari Rayyan bukanlah hal yang lumrah. Apakah jatuh cinta bisa benar-benar mengubah sikap dan perilaku seseorang? Sebenarnya Rayyan ini sedang jatuh cinta atau jatuh kepentok lantai, sih?

"Ay!" Seseorang menghampiri Ayara dengan wajah cerianya.

Ayara menoleh. "Kak Erlangga?"

"Iya. Muka lo kenapa? Kayak habis ngelihat setan aja," tanya Erlangga.

"E-enggak," jawab Ayara terbata. Elu sama Rayyan ini setannya! batin Ayara.

"Ada yang salah sama muka gue?" tanya Erlangga mendengar jawaban terbata Ayara.

Ayara hanya menggeleng kaku. Sudut matanya menangkap wajah Rayyan yang sudah memasang muka ingin perang kepada Erlangga. Sedangkan yang ditatap hanya fokus menatap Ayara dengan muka bahagianya.

Okay, this is awkward!

"Gue anter pulang, ya?" tawar Erlangga.

"Nggak!" tolak Ayara cepat.

Erlangga mengangkat kedua alisnya bingung.

"Gue pulang sendiri. Oke? Oke!" jawab Ayara sambil langsung beralih pergi. Selamatkan diri lo, Ay! Selamatkan diri lo!

AYARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang