verrückt

979 69 8
                                    

12 : Gila

Gadis berambut panjang itu sudah duduk manis di belakang sekolah. Gadis itu adalah Cempaka, ya Cempaka sudah menghindar dari Gio. Cempaka memang menyukai Gio sejak lama tetapi Cempaka juga tidak mau jika Gio mengambil mahkota nya dengan cara yang tidak baik.

Angin sepoi-sepoi membuat rambut gadis itu berterbangan. Cempaka langsung memejamkan matanya sejenak dan tersenyum kecut saat dimana malam itu Gio mengambil semuanya.

"Lunah..aaahh i love you,"

"Hiks.. kak Gio, ini Cempaka.." tangis Cempaka yang sudah berada dibawah Gio.

Gio tetap saja melakukan permainanannya. "Kamu lunah ahhhh..."

"Ah ..."

Cukup Cempaka tidak bisa menjelaskan bagaimana detailnya. Malam itu Cempaka kecewa dan menangis karena Gio selalu saja berteriak-teriak nama Luna. Siapa Luna? Itu adalah pertanyaan yang berada di otak Cempaka. Selama menjadi stalker, Cempaka tidak pernah tahu siapa Luna.

"Cempaka.."

Deg. Suara yang amat sangat Cempaka kenali. Suara itu adalah suara berat Gionard. Cempaka menoleh dan menatap mata Gio yang sudah menatap dirinya juga.

"G––gue gak tahu harus apa," ujarnya lirih sambil menundukkan kepalanya. Cempaka memalingkan wajahnya dan mengelap air matanya yang tiba tiba turun.

"Lupain aja kak,"

"Kalo elo hamil?"

"Aku bakal rawat sendiri kak,"

"Jangan.."

Cempaka menoleh. "Terus harus apa?" Tanya Cempaka bingung dengan air mata yang deras. Gio menggigit bibir bawahnya dan mendongakkan kepalanya agar menatap Cempaka.

"Gugurin jika elo hamil."

Cempaka terkejut dan langsung menghapus air matanya yang deras. Cempaka kesal dan menatap Gio dengan tatapan tajam dan berani. Baru kali ini Cempaka kesal terhadap seseorang.

"Gugurin? Kak! Ini semua salah Kakak! Andai kakak sadar dan inget bahwa ini aku bukan Luna Luna itu!" Bentaknya dengan kasar dan berdiri. Gio menahan emosinya dan mengepalkan tangannya erat.

"Itu salah elo! Elo yang udah bawa gue ke rumah elo!" Ujar Gio tak kalah emosinya juga. Cempaka menangis dan menghapus air matanya dengan kasar.

"Andai waktu bisa berputar, Cempaka gak akan nolongin kakak saat malam itu!" Bentaknya kembali dan meninggalkan Gio dengan air mata yang deras. Gio diam dan mengacak-acak rambutnya frustasi.

Harus bagaimana ini jika suatu saat Cempaka hamil.

Berbeda dengan Galaksi yang sudah berada di kelasnya sambil menatap saudara kembarnya yang hanya diam membisu.

"Masalah?"

Gio menolehkan dan menggelengkan kepalanya. Galaksi hanya menganggukkan kepalanya dan tetap melanjutkan bermain ponselnya.

Zwilling : Kembar [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang