gut erledigt

553 50 4
                                    

52. Selesai dengan baik

Kedua sepasang kekasih itu sudah sampai di salah satu tempat caffe yang sering mereka jadikan tempat nongkrong berdua. Dari jaman SMA hingga jaman kerja pun mereka masih sering nongkrong disini karena memang caffe ini adalah tempat yang paling nyaman untuk keduanya konsentrasi dalam belajar atau pun mengerjakan tugas masing-masing.

Tapi sekarang bukan untuk mengerjakan tugas melainkan keduanya tertawa riang karena sudah berhasil masuk ke tempat kerja yang mereka impikan. Zoya terus mengoceh hingga panjang lebar membuat sang kekasih hanya bisa tertawa cekikikan karena sikap gadisnya yang sangatlah terlalu ceria.

"Aku traktir hari ini," Sudah berapa kali Zoya mengucapakan kalimat itu. Erlangga hanya geleng kepala karena tingkah gadis mungil cantiknya.

"Hei, kamu udah bilang berapa kali hah!?" Zoya tertawa sambil meminum minuman kesukaannya yang rasa strawberry.

"Kalau sekali lagi kamu bilang——— siap-siap aja, aku bakal nikahin kamu!"

Uhuk!

Tersedak? Tentu saja karena Erlangga lagi dan lagi mengucapkan kalimat yang Zoya tidak suka. Zoya langsung meletakkan gelasnya dengan cepat membuat Erlangga hanya diam menatap gadisnya itu. Ya, Erlangga memang sengaja mengucapakan kalimat sensitif itu kepada gadisnya.

"Ak—— aku mau ijin ke toilet dulu, tunggu ya," pamitnya sebentar lalu meninggalkan Erlangga yang hanya tersenyum tipis.

"Aku tau..." gumam Erlangga dengan suara yang sangat melirih. Ya, dirinya tahu betul dengan sikap sifat gadisnya. Dari jaman mereka berpacaran, Zoya sering seperti itu.

Berubah secara mendadak bahkan sering melamun sendirian tanpa sebab. Erlangga memperhatikan semua gerakan gadisnya. Erlangga pernah bertanya kepada gadisnya saat melamun tetapi gadis itu hanya menjawab bahwa dirinya melamun karena lelah.

Percaya? Tentu sangat tidak.

Dari awal pacaran memang selalu Erlangga yang bersikap romantis kepada Zoya. Bahkan setiap Erlangga memeluk Zoya, gadis itu tidak membalasnya. Saat Erlangga bersikap manis, gadis itu hanya tersenyum seakan senang tetapi Erlangga jelas tahu dari tatapan matanya yang terlihat bahwa gadis itu masih merasakan kesedihan.

Erlangga kira, selama satu tahun mereka menjalin hubungan Zoya akan menerimanya dengan penuh cinta. Tetapi itu sangat amat salah, Erlangga jelas tahu bahwa gadisnya masih mencintai Galaksi.

Dirinya terus melamun sampai tidak sadar jika sang gadis sudah berada di depannya.

"Kok melamun?"

Erlangga membuka matanya sejenak lalu menatap Zoya dengan intens. Tatapannya sangat teduh membuat Zoya merasa sangat nyaman berada di posisi sekarang. Rasa nyaman Zoya hanya sebatas teman sahabat kepada Erlangga.

"Aku mau kita putus, Zoya."

***

"Bye, sampai jumpa!" Lambaian tangan Erlangga membuat Zoya tersenyum manis sambil membalas lambaian tersebut. Setelah sudah, Erlangga kembali menyalakan motor Vespanya untuk pulang kerumahnya.

"Makasih ya Erlangga udah anterin aku pulang," Erlangga tersenyum sambil menganggukkan kepalanya tanpa menjawab.

"Makasih juga udah ngertiin posisi aku," lanjut Zoya kembali membuat Erlangga kembali menganggukkan kepalanya. Erlangga terus memasangkan senyuman manis di wajahnya seakan dirinya baik-baik saja.

"Gue pulang dulu," Setelah itu motor Vespa melaju dengan kecepatan yang sedang. Zoya tersenyum menatap Erlangga yang lama kelamaan hilang dari pandangannya.

Zwilling : Kembar [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang