bei einem plötzlichen Angriff

727 56 1
                                    

36 : di serang dadakan

Semuanya sudah tandas begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Semuanya sudah tandas begitu saja. Darah segar juga sudah mengalir membuat seluruh anggota AXP histeris. 5 anggota berjaga di depan juga sudah meninggal karena tembakkan tiba-tiba itu. Galaksi mengusap wajahnya dengan kasar sambil mengumpat di dalam hati.

"Kenapa mereka bisa masuk! Seluruh anggota penjaga juga sudah mereka habisi dengan tembakkan. Ini semua, bangsat," umpat Galaksi dengan nafas yang memburu. Mereka semua sama sekali tidak membayangkan, jika kejadiannya sampai seperti ini.

"Tim RG. Cek cctv," perintah Gio kepada tim RG. Tim RG menoleh dan langsung berlari ke arah ruangan cctv untuk melihat siapa dalang sebenarnya.

Zoya berlari dengan wajah terkejut. Bukan hanya Zoya saja yang terkejut dengan kejadian ini. Bahkan Cempaka, Alena dan Ana sudah melototkan matanya. Mereka sama-sama terkejut saat melihat darah yang berserakan di depan sana.

"Galaksi," panggil Zoya dengan berlari kecil. Zoya langsung memeluk Galaksi di depan para teman-temannya sedangkan Galaksi hanya acuh dan membalas pelukan hangat itu, dirinya merindukan pelukan ini.

"Kaki kamu kenapa? Kenapa kaya gini?" tanya Zoya dengan khawatir. Galaksi hanya diam menatap kaki satunya yang sudah di perban.

Evin yang merasa menjadi nyamuk langsung terbatuk-batuk membuat Zoya melepaskan pelukannya.

"Atur semua. Besok siang, kita akan datang ke tempat yang tadi kita mau tuju," ujar Galaksi kepada mereka semua. Mereka tampak setuju dan menganggukkan kepalanya bersama. Setelah sudah, Galaksi langsung menarik pergelangan tangan gadisnya untuk membawanya ke ruangan pribadinya.

Cempaka yang berdiri di samping Gio hanya diam menahan mualnya. Darah segar itu sangat menyengat membuat ibu hamil muda itu mual dan memuntah.

"Aku mual," adunya kepada Gionard. Gionard menoleh mengelus rambut Cempaka dengan jemari-jemarinya.

"Kita keluar aja, kamu harus pulang," ajaknya dan berjalan keluar bersama Cempaka. Cempaka hanya mengangguk dan berjalan keluar bersama Gio di sampingnya. Sedangkan Alena dan Ana hanya diam menatap satu sama lain.

"Mending kita balik, disini ngapain–– kek orgil," bisik Ana tepat di telinga Alena. Alena menoleh menahan tawanya.

"Gue mah disini ada Glen, lah elo ngapain Na?" ejek Alena agar suasana tidak sunyi. Sontak membuat Ana langsung menyenggol lengan Alena dengan kencang.

"Bangsat elo, yaudah gue balik, bye!" kesal Ana dan keluar dengan kaki yang di hentakkan. Glen yang berdiri di samping Gavin hanya tersenyum geli sambil menyenggol lengan Gavin pelan.

"Apaan?" tanya Gavin kepada Glen. Glen tertawa dan langsung menatap Ana yang sudah berjalan keluar.

"Anterin pulang sono, kasian––– dia cewek." Gavin tampak hendak protes tetapi Evin sudah menyela ucapannya membuat Gavin terdiam.

Zwilling : Kembar [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang