14. Berantem.
Dilarang emosian.
.....
Toktoktok.
Ketukan pintu membuat Cempaka yang sedang berkutik pada bukunya menoleh. Cempaka bingung dan melihat jam dinding kamarnya yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Siapa yang sudah bertamu malam malam. Pikirnya,
Karena merasa ketukan semakin keras. Cempaka langsung membuka pintu kamarnya dan melihat siapa tamu yang sudah datang malam malam.
"Dito?" Gumamnya sambil membuka gorden sedikit.
Dito terus saja mengetuk pintu itu dengan keras dan cepat membuat Cempaka langsung membuka pintu itu dan menatap sepupunya lekat lekat. Dito hanya diam membisu dan berjalan masuk tanpa memperdulikan Cempaka yang masih diam. Inilah Dito, Dito sama sekali bersifat dingin kepada Cempaka. Entahlah, dibalik sifat dingin Dito. Dito sangat sayang kepada sepupu satu satunya itu.
Cempaka, gadis yang sudah merasakan broken home dari masa kecil. Dari Cempaka masuk TK, Cempaka sudah tinggal sendiri dengan para baby sisternya. Pernah satu kejadian dimana Cempaka di aniaya oleh baby sisternya. Dari situlah, Cempaka tinggal bersama Dito dan orang tua Dito. Orang tua Cempaka sibuk bahkan tidak pernah menanyakan kabar tentang sang anaknya.
Sangat mengenaskan bukan.
"Ngapain kamu kesini." Ketus Cempaka sambil menutup pintunya. Dito diam dan mendudukkan bokongnya di sofa panjang.
"Main."
"Main?" Beo Cempaka. Seumur umur, Dito bermain di rumah Cempaka. Sudah sangat lama sekali, Dito tak pernah mengunjungi rumahnya.
"Iya," jawab Dito simpel dan membuka ponselnya. Cempaka hanya diam dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil air minum.
"Cempaka." Panggil Dito saat Cempaka ingin berjalan ke arah dapur. Cempaka membalikkan badannya dan menatap Dito yang sudah menatapnya lekat.
"Apa?"
"Elo hamil?" Tanya Dito dengan wajah tenangnya.
Dua kalimat itu sudah keluar dari bibir Dito yang notabenya adalah sepupu. Cempaka diam dengan raut wajah yang lesu. Pertanyaan Dito membuat dirinya menjadi takut dan terbayang."Gak usah takut sama gue. Gue sepupu elo Cempaka. Dari kecil elo tinggal sama gue, elo di apain sama Gio." Ujarnya panjang sambil berjalan ke arah Cempaka yang sudah menundukkan kepalanya dengan kaki yang gemetar hebat. Air mata pun langsung menetes dan mengalir deras di pipi Cempaka.
"Gue ngerasa gagal buat jagain elo Cempaka. Gue udah pernah janji pada diri gue saat dimana kita masih kecil. Gue berjanji bakalan jagain elo dan sekarang gue bener bener kecolongan semuanya." Ujar Dito lagi dan memeluk Cempaka erat. Cempaka langsung membalas pelukannya dan menangis dengan sesenggukan. Benar, Cempaka butuh sandaran.
"A––aku..hiks..."
"Gak usah takut. Gue bakalan hajar Gio sampai babak belur!"
"Hiks.. aku takut.." ujarnya lagi dengan tubuh yang sudah gemetar dan lemas. Dito memejamkan matanya dan memeluk sepupunya erat.
Gio. Bangsat.
Berbeda dengan Gionard yang sudah duduk di balkon kamarnya sambil menatap bintang bintang yang berada di langit. Gio diam memikirkan nasib Cempaka nantinya. Apa dirinya sudah terlalu jahat?
"Gue gak tau harus apa... Gue gak cinta sama Cempaka." Gumamnya dengan pelan.
"Tapi, kalo Cempaka nanti hamil.. gue harus apa?" Lanjutnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zwilling : Kembar [end]
Misterio / Suspenso(4) Sekuel ice boy #AnakAryo&Ara SERIES 2 (DUA) G sudah tumbuh menjadi sosok laki laki yang membuat siapa saja terpesona melihat ketampanan nya. Sifat yang berbeda membuat semuanya bingung dan heran. Galaksi yang bersifat dingin dan Gio yang bersif...