trauriger Mangobaum

653 51 2
                                    

Karena aku ngerasa bersalah sama kalian. Aku bakalan upload sebisa mungkin gak lama. Aku kek berasa ghostingin kalian selama 1 tahun padahal cuma 1 bulan setengah aku gak upload cerita ini... Ya gak si?

Okei, karena banyak yang baca juga. Aku bakalan rajin untuk ada di lapak ini. Siap semua?

Jangan lupa, vote, komen dan follow akun wattpad aku dulu! Kalo udah, cus..

43. Pohon mangga mengenaskan.

"CEMPAKA!?"

Cempaka yang berada di atas pohon mangga sana hanya tertawa menampilkan deretan giginya. Ibu hamil muda itu tampak asiknya duduk di batang pohon mangga tua itu. Ya, pohon itu adalah pohon yang pernah Ara dan Molan naikkan saat beberapa tahun yang lalu.

Kalian bayangkan saja, pohon mangga itu sekarang lebat dengan buah manisnya. Ara menangis saat pohon itu hendak ingin di tebang oleh Sanca dan Haris. Tapi, tenang saja karena Molan dan Ara menangis pohon itu tidak jadi untuk di tebang.

Dan sekarang, pohon tua itu sudah di naiki oleh Cempaka, menantu dari Ara sendiri. Jika Ara tahu bahwa menantunya ada diatas pohon, pasti paruhbaya itu akan terkejut bukan main.

Zoya menarik lengan baju Galaksi membuat baju kemeja Galaksi sedikit berantakan. "Panggil Gio! Aku tunggu disini buat liatin Cempaka," perintah Zoya lalu di angguki oleh Galaksi. Galaksi langsung berlari dan mencari dimana saudara kembarnya itu.

Dito yang sedang memakan buah semangkanya menatap Galaksi yang sudah berlari dengan terburu-buru. "Kenapa?" tanya Dito.

"Elo liat Gio?" Dito serta anak M-Garuda lainnya langsung menatap satu sama lain.

"Ada di tempat perkumpulan bapak-bapak tuh, dia masih cari Cempaka," jawab Iwan sambil menunjuk ke arah dimana Gio sedang berbicara kepada Om Sanca.

"Tolong kalian semua ke pohon mangga dekat kolam ikan! Disana ada Zoya sama Cempaka!" perintah Galaksi membuat M-Garuda semakin heran dengan ucapan Galaksi.

"Dito, elo arahin temen-temen elo, buruan!" hardiknya. Dito langsung menganggukkan kepalanya lalu mengajak seluruh anak inti M-Garuda untuk mengikuti apa yang Galaksi perintahkan.

Rival hanya mendegus berjalan mendekati Zoya yang sudah berteriak-teriak disana. Bukan hanya Rival saja sebenarnya yang malas, seluruh anak inti M-Garuda juga sudah malas karena acara makan-makannya terganggu.

"Zoya! Elo ngapain?" tanya Syarif.

Zoya menoleh lalu menunjuk ke atas pohon mangga itu membuat mereka semua menatap ke atas dengan terkejut.

"WOI CEMPAKA NGAPAIN DISANA!?" celetuk Iwan karena melihat Cempaka sudah duduk tenang di batang pohon mangga yang kuat itu. Cempaka menundukkan kepalanya menatap semua orang yang sudah melihatnya.

"Ih, kok rame si?" tanya Cempaka dengan heran. Zoya mendegus lalu menepuk lengan Dito membuat Dito menoleh.

"Dito, coba deh kamu naik ke atas selamatin Cempaka! Ini udah malam loh, kasian Cempaka ada di atas," ujar Zoya agar Dito membujuk Cempaka agar turun dari pohon mangga itu.

"Kalo enggak Rival! Kan kalian semua cowok, harusnya cowok itu jadi pahlawan!" sengit Zoya lagi membuat seluruh inti M-Garuda menghela nafasnya.

Zwilling : Kembar [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang